Kimberly Lansonia, Gadis cantik berasal dari keluarga kaya raya, Merupakan putri tunggal dari keluarga Lansonia. Dia tumbuh dengan kasih sayang berlimpah, Begitu di cintai dan di perlakukan dengan layaknya seorang ratu dalam keluarga tersebut.
Namun pernah dia memimpikan untuk memiliki seorang adik perempuan, Siapa sangka jika tuhan mengabulkan keinginannya, Namun sebuah fakta terungkap tentang jati dirinya.
Fakta tersebut menunjukkan jika dia memiliki adik sesuai keinginannya, Namun adiknya dalam kondisi tidak baik baik saja.
Membuatnya secara paksa masuk kedalam keluarga Fillmore membantu adiknya mendapatkan kembali miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan pewaris sah Fillmore
Manshion utama milik keluarga Fillmore.
Terlihat sekelompok gadis tengah terbaring secara acak di ruang tamu, Kondisi ruangan itu terlihat berantakan, Botol botol minuman, Kulit kacang, Dan sampah plastik dari cemilan terlihat berserakan dimana mana.
Beberapa pelayan hendak membersihkan tempat itu, Sayangnya mereka tidak bisa melakukannya sekarang karna jika pergerakan mereka cukup mengganggu salah satu gadis yang ada di sana, Maka mereka akan kena cacian dan makian dari sosok gadis yang masih terlelap dalam tidurnya di atas sofa.
Semalam sekelompok gadis itu melakukan pesta, Entah dalam rangka apa namun hal ini sudah sering terjadi terutama ketika Zeeana Fillmore yang menginginkannya.
"Bagaimana ini? Apa kita harus membangunkan mereka? Sebentar lagi tuan besar akan datang"
Salah satu pelayan berbisik ke arah temannya.
"Aku tidak berani, Bagaimana jika kamu saja"
Pelayan lainnya menimpalinya, Sebab tidak ada yang berani membangunkan para gadis itu
"Aku baru saja kena marah nona Zeeana, Trauma ku belum hilang"
Sahut yang lainnya lagi, Ingatannya di saat nona Zeeana menampar, Menendang bahkan memakinya beberapa hari yang lalu masih teringat jelas dalam ingatannya.
Dan pada akhirnya mereka tidak ada yang berani membangunkan kelompok gadis itu, Menunggu mereka bangun dengan sendirinya.
Tak
Tak
Tak
Hentakan heels yang beradu dengan lantai marmer terdengar cukup nyaring membuat para pelayan yang ada di sana memusatkan perhatian mereka pada sumber suara.
Dan saat itu, Mereka bisa melihat sosok gadis dengan dress selutut tampa lengan bewarna hitam melekat di tubuh ramping gadis itu.
Sebuah kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya, Hingga saat tangan indah itu menaikkan kacamatanya mereka bisa melihat dengan jelas siapa sosok gadis itu.
Mata mereka membulat, Seolah siap meloncat begitu saja dari tempatnya.
"Nona Alethea"
Pekik mereka dengan suara tertahan.
Sedangkan Alethea terlihat tidak peduli dengan semua pelayan yang menatapnya dengan ekspresi terkejut, Matanya melirik satu persatu gadis yang tertidur di hadapannya.
Tatapannya menjadi datar dan dingin, Semua ruangan di hadapannya benar benar berantakan.
"Kalian kemari"
Ucapnya dengan menatap para pelayan yang ada di sana
Para pelayan terlihat saling menatap beberapa waktu, Kemudian perlahan mendekat ke arah Alethea.
Mereka masih terkejut, Cukup tidak menyangka jika gadis di hadapannya adalah nona muda pertama dari keluarga Fillmore. Sebab beberapa bulan yang lalu mereka mendengar kabar jika kondisi nona muda mereka dalam keadaan yang tidak bisa lagi di harapkan.
"Kalian, Ke belakang ambil air lalu kembali ke sini"
Perintah Alethea pada pelayan pelayan tersebut.
Pelayan itu cukup bingung, Dan tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh Alethea.
Melihat para pelayan tidak bergeming membuat amarah Alethea terpancing.
Plakkk
Dia menampar salah satu pelayan di sana hingga membuat sudut bibir pelayan tersebut berdarah.
Mereka semua jelas saja terkejut melihat hal tersebut. Kemudian menatap Alethea dengan tatapan tidak percaya.
"Kalian tuli? Ha"
Teriak Alethea dengan lantang, Menatap nyalang semua pelayan di hadapannya.
"Sekali lagi ku perintahkan, Ambil air dari dalam lalu bawa kemari, Jika tidak kalian akan mendapatkan hukuman dariku"
Sahut Alethea dengan suara dingin.
Pelayan pelayan tersebut terlihat gugup, dan takut, Meski tidak mengerti dengan apa tujuan gadis itu, Namun mereka tetap bergerak masuk karna sesungguhnya gadis itulah pewaris kekayaan Fillmore sesungguhnya.
Tidak butuh waktu yang lama, Para pelayan terlihat kembali dengan gelas yang cukup besar dan berisi air di tangan mereka masing masing , Berdiri di hadapan Alethea dengan ekspresi bingung mereka.
"Siram mereka semua"
Perintah Alethea membuat tubuh para pelayan itu menegang, Keringat mengucur deras di kening mereka.
Menyiram? Mereka jelas tidak berani, Sebab mereka tau apa yang terjadi ketika mereka melakukan itu.
Mereka cukup bingung keadaan, Saling menatap antara satu dengan yang lainnya, Seolah memikirkan hal yang sama. Sosok di hadapan mereka benar benar berbeda dengan nona muda mereka yang dulu.
Sebab jangankan untuk menampar, Bahkan untuk berteriak saja nona muda Alethea mereka tidak pernah melakukannya, Karna itulah mereka cukup ragu.
"Jika kalian tidak mendengar perintahku, Maka pergi ke belakang susun barang barang kalian dan angkat kaki dari rumah ini, Kalian aku pecat"
Sentak Alethea dengan emosi, Dia pikir andai saja dia membawa pistolnya mungkin dia bisa mengancam mereka dengan benda itu.
Sedangkan para pelayan yang mendengar ancaman nona muda mereka jelas terkejut kaget.
"Tidak nona muda, Kami akan melakukannya"
Dan pada akhirnya mereka bergerak menghampiri gadis gadis yang masih tertidur lelap di bawah lantai, Seolah tidak menyadari keributan terjadi saat ini.
Dan percayalah bagi pelayan pelayan itu, Saat ini mereka bagai keluar dari kandang singa dan masuk ke mulut buaya.
Dan byurrrrrrr
"Ahhhhh"
Para gadis gadis itu terlihat bangun dengan gelagapan ketika air menerpa wajah mereka, Kemudian sebuah suara yang memekakkan telinga membuat mata mereka terbuka dengan sempurna.
Prangggg
Sebuah guci berukuran besar dengan harga ratusan juta itu hancur lebur di atas lantai marmer bewarna putih tersebut.
Alethea memecahkan guci tersebut dengan sengaja, Seolah tidak memikirkan berapa harga guci tersebut.
Zeeana, Gadis itu yang berpikir jika banjir menerpa dirinya seketika tersadar ketika suara cukup kencang mengejutkannya.
Lantas mulai mengamati apa yang terjadi di sekitarnya, Hingga matanya melotot lebar ketika menyadari sosok yang paling dia benci kini berdiri tidak jauh dari posisinya dengan menatapnya datar.
Zeeana mengalihkan perhatiannya, Menatap para pelayan dimana tangan mereka terlihat memegang sebuah gelas besar.
Menyadari sesuatu membuat amarah Zeeana membuncah.
"Zeeana, Pelayanmu sangat lancang menyirami kami"
Salah satu teman Zeeana terlihat berseru kesal, Menatap pelayan di belakangnya marah.
"Yakkk apa yang kalian lakukan pada temanku ha"
Suara Zeeana melengking di dalam ruangan membuat pelayan tersebut gemetar, Mereka sudah tau apa yang akan terjadi pada nasib mereka selanjutnya di tangan nona kedua Fillmore itu.
"Berhenti berteriak, Dan usir temanmu dari rumahku"
Suara Alethea tidak kalah lantangnya, Namun terkesan begitu datar dan menusuk membuat perhatian semua orang teralihkan padanya.
Zeeana menatap Alethea dengan marah.
"Kau apa yang kau katakan ha?"
Teriak gadis itu dengan amarah yang luar biasa.
Tidak menyangka jika Alethea benar benar akan tiba di hadapannya sesuai dengan apa yang di katakan daddy nya beberapa hari yang lalu.
"Apa kalian cukup miskin sehingga tidak bisa menyewa tempat lain hingga membuat pesta di rumahku?"
Tanya Alethea dengan datar membuat Zeeana dan teman temannya merasa di tampar dengan cara yang begitu memalukan.
Teman teman milik Zeeana tampak kesal ketika mendengar apa yang di katakan sosok gadis yang tidak mereka kenal itu.
"Zeeana, Sebenarnya siapa dia?"
Tanya teman gadis itu membuat Zeeana mendengus.
"Usir mereka, Atau aku yang memanggil security agar mengusir mereka secara paksa"
Alethea kembali bersuara membuat Zeeana terbang dengan kemarahan. Menghampiri Alethea dengan jutaan kemarahan yang membuncah dalam hatinya.