Jeandra tanpa sengaja bertemu dengan Azkara yang membutuhkan bantuan nya. tanpa mereka duga itu adalah awal ketertarikan mereka.
akankan benar cinta bersemi karena seringnya bertemu..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK의 할루 아내, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tawaran
Mas bisa jemput kia di butik..?
Sebuah pesan masuk dalam ponsel Azkara sore itu, Azkara langsung membalas dan membereskan pekerjaannya, khawatir terjadi sesuatu dengan Jeandra. Karena tak biasa Jeandra mengirim pesan singkat dan serius seperti itu.
"Bram, saya pulang duluan ya, ada urusan.. Kalo ada apa-apa kamu bisa telpon saya" ucap Azkara pada sekretarisnya dengan terburu-buru
"baik pak.." jawab bram yang sempat kaget karena bosnya tak pernah pulang lebih awal, terlebih saat ini Azkara dalam mode panik
Azkara membawa mobil XForce nya dengan kecepatan maksimal di tengah jam hampir pulang kerja. Setelah sampai Azkara malah ditahan sebentar oleh naomi, padahal Azkara sudah sangat khawatir dengan keadaan Jeandra
"maaf mas, boleh bicara sebentar.." ucap naomi saat melihat Azkara datang. Naomi yakin kalau Jeandra yang meminta lelaki ini untuk datang
"tapi Jean..." Azkara khawatir dengan keadaan Jeandra
"saya pastikan jean aman didalam, hanya sebentar saja saya mohon, dan ini juga ada sangkut pautnya dengan jean" ujar naomi meyakinkan Azkara, agar lelaki tampan didepannya ini bisa meluangkan sedikit waktunya untuk berbicara dengannya
"baik, ada apa.?" ucap Azkara tetap memasang wajah dingin dan cueknya selain bersama Jeandra
"saya ngga tau jean udah cerita sampai mana tentang kehidupannya. Tapi saat ini jean lagi butuh teman, tadi mama dan adik tirinya kesini mematahkan mental dan kepercayaan diri jean. Saya ngga bisa bantu seperti sebelumnya karena jean menutup dirinya dari saya, sepertinya mas udah menjadi prioritas nya dibanding saya, terlihat jean yang meminta mas kesini. Tolong temani jean buat malam ini, jangan biarin dia sendiri karena dia bisa saja meminum obat tidur secara berlebihan seperti dulu, yang membuatnya over dosis dan harus dilarikan ke rumah sakit. Cuma itu yang mau saya sampaikan. sekarang saya percayakan sahabat sekaligus saudara saya sama mas" ucap naomi dengan tersenyum dan mempersilahkan Azkara menuju ruangan Jeandra
Azkara berjalan cepat dan langsung mengetuk pintu ruangan Jeandra pelan, tak lama pintu terbuka dan muncul wajah cantik yang sedang murung, melihat Azkara, Jeandra langsung memeluk lelaki itu dengan erat dan terisak di pelukan Azkara, mereka berpelukan di depan pintu, membuat naomi bisa melihat kedekatan kedua orang itu.
Walau sekarang bukan gw yang bisa nemenin loe, gw tetep berdoa loe bisa dapat kebahagian loe sendiri jean. Semoga Azkara bisa sedikit ngobatin kesedihan loe.
"hey.. Kamu kenapa cantik... Mas dateng koq malah di sambut sama tangisan..." ledek Azkara padahal hatinya sakit melihat Jeandra menangis
"mas azka ih..." ucap Jeandra sambil mencebikkan mulutnya lucu, Azkara malah meraup bibir Jeandra yang maju
"ini mulut kenapa bisa maju gini sih..." kembali Azkara meledek Jeandra, berharap wanita didepannya kembali ceria. Jeandra melepaskan tangan Azkara dari mulutnya sambil menatap pria itu kesal
"udah ah males jean sama mas azka..." kesal Jeandra membuat Azkara terkekeh
"hehe... Jadi udah gitu aja nih, mas boleh masuk apa mas pulang aja..?"
"ih koq pulang, jean juga belum ngobrol sama mas azka" keluh Jeandra sambil berbalik menatap azkara, saat mendengar Azkara yang mau pulang
"ya kamu juga ngga nyuruh mas masuk" keluh Azkara yang masih berdiri di depan pi tu ruangan Jeandra
Bukannya menjawab Jeandra malah menarik Azkara masuk kedalam dan membiarkan pintunya terbuka. Dari luar naomi dan dita memperhatikan
"kayanya om sehun beda ya mba sama si mantan" ucap dita sambil melihat ke ruangan Jeandra, dengan menyebut Sehun bukan azka
"iya, saya juga berharap om sehun bisa mengisi kekosongan di hati Jeandra dan bisa mengobati sakit hatinya" naomi selalu berharap sahabatnya bahagia
"aamiin... Mba jean orang baik, semoga dapat pasangan yang baik juga" ucap dita tak kalah. Ia juga ingin atasannya bahagia, dita yang pernah ditolong oleh naomi juga Jeandra sangat merasa berhutang budi pada kedua wanita hebat di hidupnya.
Dita besar dipanti asuhan, saat lulus SMA ia diharuskan mencari pekerjaan dan keluar dari panti asuhan disaat ia putus asa karena susah mencari pekerjaan karena pendidikannya yang rendah, disana Jeandra dan naomi dengan tangan terbuka menawarinya pekerjaan dan tempat tinggal, ia bahkan bisa melanjutkan kuliah dari hasil kerjanya di butik.
.
"jadi kenapa minta mas kesini, ngga mungkin kan kalo kamu cuma ngasih tau bibir kamu yang maju itu" kekeh Azkara, tanpa mengungkit soal yang diceritakan naomi tadi
"udah ih masih dibahas aja. Em.. jean mau minta izin..." ucap jean sedikit ragu
"izin apa, emangnya mas orang tua kamu sampe kamu minta izin sama mas..?" ledek Azkara
"mas azka ih, koq jadi ngeselin ya sekarang.. jean mau numpang nginep di tempat mas azka" ucap Jeandra pelan dan malu-malu
"mas kan udah bilang, kamu bebas ke apartemen, sidik jari kamu juga udah bisa buka pintunya. Kamu juga punya kamar sendiri. kurang apa lagi sayang..." Azkara kembali menggoda Jeandra. Membuat wajah Jeandra merona
"ya kan waktu itu jean belum bilang ia, ngga enak kalo jean langsung kesana..." ujar jean beralasan
"ya udah sekalian aja kamu bawa baju-baju kamu sama barang-barang penting kamu, langsung pindah aja sekarang yuk" ajak Azkara semangat
"Ya ngga pindah juga mas, gimana juga kita ngga ada hubungan apa-apa. Ngga enak kalo diliat orang"
"denger mas. Yang jalanin kita kan, ngga usah kamu terlalu dengerin omongan orang lain sesekali cuek sama omongan orang ngga ada salahnya jean, lagian kita yang tau apa yang kita lakuin kan. Selama mas sama kamu bisa jaga diri ya ngga masalah. Lagian kita tinggal di apartemen bukan diperumahan" Azkara meyakinkan Jeandra
"sebenernya jean juga sempet mikir kesana sih"
"ya udah hayu... "Azkara sudah berdiri, dengan semangat menarik tangan Jeandra untuk ikut bangun
"kenapa mas azka semangat banget sih ngajak Jean ke apartemen" tanya Jeandra heran
"mas seneng kalo ada temennya, apalagi temennya kamu. Mas bisa masak agak banyak nanti, kayanya apartemen mas jadi lebih gimana gitu" memang Azkara senang membayangkan Jeandra akan tinggal di apartemennya
"jean ambil koper dulu ya.." ucap Jeandra melepaskan tangan Azkara
"ya udah mas tunggu di depan ya..." jawab Azkara
.
.
"kamu ngapain sih harus ke tempat kerjanya Jeandra..." tanya pak sakha ayahnya Jeandra
"mama cuma mau liat Jean aja, emang salah? Gimana pun dia kan juga anak mama yah" jawab bu mirna beralasan
"jangan bohong kamu, kamu sama amara kan emang ngga pernah suka sama Jeandra, kurang apa lagi hah... Belum cukup kamu bikin aku usir jean dari sini?" bentak pak sakha pada istrinya
"ayah koq ngomong gitu. Mama kesana sama amara mau liat gaun pernikahan bUat amara ngga sengaja liat jean" kilah bu mirna
"jangan bohong kamu..., ngga cukup jean merelakan denis buat amara, bahkan dia harus keluar dari rumah masa kecilnya. sekali lagi ayah lihat kamu ganggu jean, jangan harap ayah maafin kalian" pak sakha pun pergi meninggalkan istrinya dengan rasa kesal
"ma.. Kenapa ayah tau sih kita ke tempat jean?" tanya amara yang baru berani keluar saat ayah sambungnya pergi
"alah... Paling jean laporan sama ayahnya. Udah biarin aja. Lagian kamu juga kenapa ngga di periksa dulu sih tempat mesen gaunnya"
"ya, mana mara tau jean kerja disana, temen-temen mara yang recomend tempatnya disana katanya gaunnya bagus-bagus, tapi emang bener kan ma, mara sempet liat gaun yang di pajang emang beda dan bagus-bagus" ucap amara, tanpa mereka tau kalau semua yang mereka puji adalah hasil karya Jeandra
"ya tapi kalo harus ketemu jean kan mama males mar.."
"udah nanti amara atur" ada beberapa ide licik di otak amara untuk Jeandra
jean tuh d luar ekspektasi