Kisah gadis bernama Li Mei adalah putri raja dari Zheng-mi goo yang dikutuk memiliki umur panjang karena dituduh membakar istana selir ayahnya, dia melintasi waktu dari kejaran pengawal istana yang ingin menangkapnya sehingga Li Mei mengalami amnesia karena kecelakaan yang tak terduga. Dan bertemu Shaiming yang menjadi tunangannya.
Mampukah Shaiming membantu Li Mei mengingat semuanya, akankah ingatan Li Mei kembali ? Dan apakah mereka akan bersama dan bahagia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 SEPINTAS KENANGAN
Li Mei terus mencoba melepaskan pedang emas yang ada dalam genggaman tangannya dengan sekuat tenaga.
Cahaya terus merambat naik ke atas tangan Li Mei hingga tubuhnya berubah bercahaya terang.
"AAAAAKHHHH... !!!"
Teriak Li Mei penuh kesakitan saat cahaya memancar keluar dari tubuhnya.
BLAR !!!!
Api terlihat membara di area bangunan besar dengan halaman luas disekitarnya.
Asap hitam membumbung tinggi hingga mencapai ke langit yang berwarna gelap ketika hari malam.
Udara panas terasa di sekitar bangunan yang mirip istana, berwarna merah terang seperti warna api yang berkobar-kobar di sekitar istana.
Tiba-tiba Li Mei telah berdiri diantara kobaran api yang menyelimuti istana berwarna merah.
Pandangan Li Mei semakin kian tak menentu ketika api merambat memasuki celah istana di depannya.
BLAR !!!
Kembali suara ledakan hebat terdengar keras memenuhi langit di atas istana.
Li Mei terdiam tertegun memandang kejadian buruk di depan kedua matanya terjadi tanpa dia sadari.
"Api !?", gumam Li Mei.
Tubuhnya bergetar hebat saat melihat lautan api terbentang luas di hadapannya.
"Api... Kenapa tiba-tiba ada api dimana-mana ??? Dan dimanakah aku kini sekarang ???", ucap Li Mei gemetaran.
Li Mei mengedarkan pandangannya ke arah sekitarnya dengan tatapan kebingungan.
Kedua tangannya mendadak bergetar kencang dengan pedang emas Ratu Caihong berada erat di pegangan tangannya.
BLAR... !
BLAR... !
BLAR... !
Suara ledakan kembali terdengar dahsyat di sekitar Li Mei berada kini.
Kobaran api terus membumbung tinggi hingga mencapai atas langit yang gelap oleh malam hari.
"Shaiming... Dimana rumah Shaiming ???", ucap Li Mei terlihat panik.
Li Mei tampak sendirian di tengah-tengah lautan api yang ada di area sekitarnya.
Bangunan mirip istana megah itu berdiri kokoh di hadapan Li Mei, terbakar penuh kepulan asap hitam membumbung tinggi di udara.
Serpihan-serpihan debu api berterbangan tinggi ke arah Li Mei hingga membuat kedua matanya perih.
Li Mei menutupi penglihatannya dari serpihan api dengan lengannya.
Muncul seorang pria berwajah menyeramkan dari arah kobaran api di depan Li Mei, menyeringai marah ke arah Li Mei dengan mencoba meraih Li Mei.
Sontak membuat Li Mei tersentak kaget sehingga dia melangkah mundur untuk menghindari jangkauan tangan pria menyeramkan itu.
"Siapa kau ???", ucap Li Mei ketakutan.
Tubuh Li Mei bergidik gemetaran saat melihat pria berwajah seram itu menatapnya tajam seraya menyeringai lebar.
"Enyah kau !!! Pergi lah jauh dari ku iblis !!!", teriak Li Mei semakin ngeri.
Li Mei melangkah mundur menghindari jangkauan tangan pria asing yang tak dikenalnya itu.
Seorang pria berpakaian jubah naga warna hitam dengan mahkota emas diatasnya terus memburu Li Mei, berusaha meraih tangan Li Mei yang menghindarinya.
"Siapa kau ???", kata Li Mei. "Pergi !!! Pergi !!! Jangan mendekat pada ku !!!", teriak Li Mei.
Muncul sesosok wanita berparas cantik dari arah samping pria berjubah naga hitam lalu tersenyum manis ke arah Li Mei.
Wanita itu juga terlihat mengejar Li Mei seraya mengayunkan belati ke arah Li Mei sambil tertawa keras.
Mendadak wajah wanita berparas cantik itu berubah wajahnya menjadi rusak penuh dengan luka bakar di wajahnya.
"Ahk !!!", teriak Li Mei ketakutan.
Anehnya kedua orang asing yang tidak dikenal Li Mei, tak sedikitpun mereka bersuara.
"Siapa mereka !?", ucap Li Mei kebingungan.
Li Mei tidak mengerti kenapa wanita itu berusaha ingin melenyapkan dirinya dengan menggunakan belati di tangannya.
TRANG !
Terpaksa Li Mei menghadang serangan yang terarah kepadanya dari dua orang aneh di hadapannya.
Li Mei menangkis serangan belati serta pedang dari dua orang di depannya yang menyerangnya secara bergantian dengan menggunakan pedang emas Ratu Caihong yang memancarkan cahaya terang tanpa henti.
KLANG ! KLANG ! KLANG !
Senjata terus beradu kuat, Li Mei berusaha mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghadang serangan-serangan lawan meski dia tidak mengerti cara untuk melakukannya.
Tubuhnya bergerak sendiri dengan gesit ketika menghindari lawan yang terus menyerangnya.
"Siapa mereka ??? Kenapa mereka menyerang ku tanpa ampun ???", ucap Li Mei.
Tubuh Li Mei bergerak ringan naik ke udara lalu melompat tinggi sedangkan pria berjubah naga hitam dengan mahkota emas di kepalanya terus mengejar Li Mei seraya menghunuskan pedang miliknya lurus ke arah Li Mei.
Wosh ! Wosh ! Wosh !
Li Mei melayang tinggi di udara, berlompatan menghindari kejaran pedang pria itu. Dari arah samping tampak wanita berparas buruk serta penuh luka bakar turut menyerang Li Mei sembari mengayunkan belati di tangannya.
"Cepat sekali gerakan wanita itu... Aku hampir saja terkena sabetan belati miliknya...", gumam Li Mei.
Tetap sama kedua orang di hadapan Li Mei masih saja tidak bersuara bahkan seolah-olah mereka bergerak bagaikan hantu.
Mengejar Li Mei serta menakuti dirinya dengan mimik wajah yang selalu tersenyum menyeringai kepada Li Mei.
Sangat menyeramkan menurut pandangan Li Mei ketika menatap ke arah dua orang asing itu.
Tiba-tiba wanita dengan wajah luka bakar mendongakkan kepalanya ke atas seakan-akan dia merasa kesakitan.
KLANG !
Belati di tangannya jatuh ke bawah sedangkan dirinya jatuh terduduk dengan tubuh membungkuk, menahan rasa kesakitan.
"Kenapa dengannya !?", ucap Li Mei merasa ngeri saat melihat perubahan sikap wanita menyeramkan itu.
Gaun panjang terbuat dari kain sutra serta bersulamkan benang emas terlihat terkoyak-koyak hingga mengeluarkan percikan api di seluruh tubuhnya.
Tubuh wanita dengan wajah penuh luka bakar itu mulai perlahan-lahan menghilang dari pandangan Li Mei.
Berasap tipis kemudian tak terlihat lagi kehadiran wanita menyeramkan.
Li Mei tersentak kaget saat menyadari wanita itu hilang dari pandangannya, tak berjejak bahkan pria berjubah naga warna hitam serta mahkota di atas kepalanya juga tak terlihat lagi keberadaannya di area istana.
Seiring perginya wanita dengan wajah penuh luka bakar begitu pula keberadaan sosok pria berwajah menyeramkan dari pandangan Li Mei.
"Mereka menghilang... Apa yang terjadi sebenarnya ???", ucap Li Mei termenung diam.
Tubuh Li Mei perlahan-lahan bergerak turun ke arah bawah.
Memancarkan cahaya keemasan terang di seluruh area tubuh Li Mei, tubuh Li Mei bergerak ringan saat dia turun.
"Siapa mereka ? Kenapa mereka bisa hadir disini ? Dan kenapa mereka juga menyerangku secara brutal !?", ucap Li Mei.
Li Mei semakin tak mengerti tetapi saat dia melihat bangunan mirip istana yang ada di hadapannya masih terbakar habis oleh kobaran api yang membesar di sekitarnya tanpa henti-hentinya.
Kenapa istana itu terbakar !?
Bagaimana Li Mei tiba-tiba berada di sana, seorang diri !?
Hanya satu yang mulai dia ingat setelah dirinya berjumpa pria berjubah naga warna hitam dengan mahkota di kepalanya serta wanita bergaun merah bersulam benang emas itu hadir di hadapannya.
Wajah seorang pria penuh wibawa membayang di pikiran Li Mei.
Seorang pria yang sangat familiar bagi Li Mei dan dia seakan-akan mengenalnya dekat, sangat dekat bahkan Li Mei merasa memiliki ikatan kuat dengan pria berjubah naga itu.
Ingatan Li Mei mulai datang silih berganti di kepalanya, terasa menghatam keras di dalam pikiran Li Mei sehingga membuat rasa sakit yang tak terperihkan di dalam kepala Li Mei.
"Aaakhhh !!! Aaaakhhh !!! Akhhhhhhhhh... !!!"
Li Mei menjerit keras sembari menarik kuat-kuat rambut di kepalanya.
"Ayaaaaah... !!!!", teriak Li Mei kesakitan.
Tubuh Li Mei jatuh terduduk dengan kedua mata tampak berkaca-kaca sedangkan wajahnya berubah sedih.
Li Mei menangis tersedu-sedu di sekitar area istana yang dipenuhi oleh lautan api.