KING MAFIA JATUH CINTA

Sebelum operasi, Larissa begitu banyak melakukan pemeriksaan dan semua itu di temani oleh Maxim. Entah apa yang pria itu inginkan hingga melakukan semua ini untuknya, padahal mereka tidak mengenal satu sama lain. Maksudnya mereka tidak mengenal begitu intens jadi untuk apa pria itu melakukan banyak hal padanya.

Kini keduanya sedang berada di dalam ruangan tempat di mana Larissa dirawat. Mereka hanya berdua saja dan bahkan Maxim membantunya untuk makan. Hal itu benar-benar membuat Larissa merasa aneh dengan sikap dan perilaku pria itu terhadapnya.

Karena tidak tahan dengan semua ini akhirnya Larissa mengatakan apa yang ingin dia katakan terhadap Maxim.

"Maaf, sebenarnya apa yang kamu rencanakan? kenapa kamu bisa sebegitunya memperjuangkan agar aku bisa melihat lagi disaat aku sudah putus asa dan tidak ingin melihat dunia ini. Jika Tuhan tidak melaknat umatnya yang mati bunuh diri, maka aku sudah melakukannya sejak lama. Tapi aku tidak ingin melakukan hal itu karena aku tidak ingin menjadi umat Tuhan yang dilaknat. Tolong katakan padaku apa yang sebenarnya kamu inginkan. Aku tidak memiliki apapun lagi saat ini untuk aku banggakan, jadi ketika kamu bersikap seperti ini padaku membuatku merasa aneh. Aku rasa tidak tidak sepantasnya aku mendapatkan semua perlakuan ini." ucap Larissa sehingga membuat Maxim menatap ke arahnya. Maxim sendiri juga bingung apa yang dirasakannya saat ini karena dia tidak tahu seperti apa perasaannya terhadap Larissa.

"Apa jika aku mengatakan bahwa aku tertarik padamu apa kau percaya?" tanya Maxim pada Larissa sehingga membuat wanita itu tersenyum miris. Dia tidak pernah menyangka pria seperti mesin tertarik pada wanita sepertinya.

"Apa yang harus ku percayai lagi di dunia ini selain Tuhan, di saat aku sudah tidak bisa melihat apapun, di saat aku merasakan kehampaan yang begitu luar biasa." jawab Larisa karena memang dia merasakan hal seperti itu.

Dia merasa bahwa tidak mungkin pria seperti mesin menyukai wanita buta sepertinya. Sedangkan di luar sana banyak wanita yang jauh lebih sempurna.

"Aku mengatakan yang sejujurnya bahwa aku pun mau menyukaimu dan aku tertarik saat pertama kali kita bertemu. Aku apakah sudah mencari tahu keseluruhan tentang diri kamu dan juga masa lalu kamu termasuk kakak dan ibu tiri kamu yang berada di London saat ini. Mereka yang membuat kamu tinggal di kompleks pelacuran. Mereka juga yang telah menjual seluruh aset-aset mendiang ayahmu dan bahkan kemungkinan besar mereka juga merencanakan kecelakaan karena itu kecelakaan tunggal. Apa kamu tidak merasa janggal dengan semuanya?" Maxim berusaha menjelaskan apa yang dia ketahui pada Larissa. Dia sangat berharap bahwa wanita yang ada di depannya saat ini bisa mengerti apa yang terjadi sebenarnya dalam hidup yang dia jalani.

"Untuk apa aku mengetahui segalanya? apa yang bisa ku balaskan pada mereka? kamu mengatakan bahwa mereka ada di London bukan?"

"Ya, mereka memang sedang ada di London saat ini. Katakan padaku apa yang kamu inginkan maka aku bisa membalasnya. Aku bisa membalaskan apa yang kamu rasakan selama ini." ucap Maxim dengan penuh keyakinan karena dia bisa saja membantu Larissa untuk membalaskan rasa sakit hatinya atas perbuatan kedua wanita itu terhadapnya.

"Aku tidak mau minta kamu untuk membalas mereka, setidaknya tolong minta pada mereka gelang peninggalan mendiang ayahku. Aku menginginkan gelang itu. Aku benar-benar sangat membutuhkan gelang itu karena itu adalah gelang mendiang ibuku dan setelah ibuku meninggal ayahku lah yang menyimpannya. Tapi di saat ayah ingin memberikannya padaku, ayah mengatakan bahwa gelang itu hilang. Aku yakin bahwa mereka adalah dalang dari semua ini. Aku hanya ingin meminta gelang milik ibuku dan setelahnya terserah mereka ingin melakukan apa di luar sana." ujar Larissa.

Dia menceritakan segalanya berharap Maxim bisa membantunya untuk mendapatkan gelang tersebut. Sedangkan pria itu juga sedang memegang sebuah kotak perhiasan yang di dalamnya berisikan gelang yang dia beli saat berada di pasar lelang beberapa waktu yang lalu.

Maxim maju mundur untuk memberikan gelang tersebut, karena dia berpikir bahwa Larissa menginginkan sebuah gelang peninggalan dari kedua orang tuanya. Bukan gelang yang sedang dipegangnya saat ini.

***