Kisah ini mencertiakan tentang Zahra gadis manis yang berasal dari desa.
Zahra adalah anak yang sangat berbakti kepada kedua orangtua nya. Dia bertekad menjadi orang sukses.
Zahra pun pergi merantau ke kota untuk bekerja.
Gadis itu tidak pernah menyangka dalam perjalanan hidup nya dia bertemu dengan Pria Tampan dan sukses.
Dialah Arfan pratama, Pria tampan dan sukses tapi sayang dengan kepribadian yang dingin dia selalu gagal dalam hubungan asmara nya.
Akankah Zahra dan Arfan akan bersatu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saffana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI RUJUK KE RUMAH SAKIT
Bapak Zahra sudah dibaringkan di atas kasur. Kesadarannya sudah mulai kembali setelah tubuhnya dibalur minyak angin. Para tetangga yang sigap menolong membuat Ibunya Zahra merasa bersyukur.
Rezeki datangnya bukan dari uang saja, mempunyai tetangga yang baik dan ramah juga salah satu rezeki yang patut kita syukuri.
Walaupun di pedesaan masih kental dengan kebiasaan tolong menolong, tapi sudah tak jarang juga kita menemukan tetangga yang kurang peduli terhadap tetangga sekitarnya.
Dengan langkah cepat. Salah satu tetangga masuk kedalam rumah bersama Ibu Bidan yang akan memeriksa kondisi Bapaknya Zahra. Tidak ada klinik dokter praktek di Desa. Yang terdekat hanya ada klinik rumah bersalin Bidan. Ya di pedesaan jauh dari Rumah sakit. Yang paling dekat ada Puskesmas kecamatan itu pun Jarak tempuhnya sejauh sepuluh kilometer.
Ibu Bidan langsung memeriksa keadaan Pria paruh baya yang tergeletak lemas di atas kasur.
"Bapak harus segera dibawa ke puskesmas Bu!" Ibu bidan berkata pada Wanita paruh baya itu.
"Bagaimana kondisi suami saya Bu Bidan?" tanya ibunya Zahra memastikan.
"Tensi darahnya sangat tinggi Bu, dan pernafasan Bapak terdengar cukup berat. Guna untuk mengetahui penyakit Bapak, Bapak harus segera dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan pengobatan yang lebih tepat." tutur Ibu bidan menjelaskan pada Ibunya Zahra.
"Baik Bu Bidan, saya akan menyiapkan keperluan untuk dibawa terlebih dahulu," jawab Wanita paruh baya itu menuruti apa yang Ibu bidan jelaskan.
Ibu nya Zahra langsung meminta tolong salah satu tetangganya yang mempunyai kendaraan roda empat. Guna untuk mengantarkan mereka ke Puskesmas.
Tidak perlu waktu yang lama Bapaknya Zahra langsung dibawa menuju Puskesmas. Ibu bidan dan beberapa tetangga pun turut serta mengikuti dari belakang menggunakan sepeda motor.
***
Sesampainya di kosan Zahra dan Sari lebih memilih mengistirahatkan tubuh mereka. Niat awal ingin menceritakan semuanya tertunda karena kedua gadis itu sudah berada di alam mimpi.
Suara dengkuran halus pun tak luput keluar dari mulut Sari. Gadis itu sangat lelah. Semalam dirinya tidak begitu nyenyak tidur karena tak menempel dengan kasur empuknya.
Tiba-tiba Zahra sontak terbangun sambil memegang dadanya yang sebelah kiri, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Perasaan Gadis itu tidak tenang dan gelisah tak karuan.
"Astagfirullah … kenapa denganku ini?" gumam Zahra sembari mengusap-usap dadanya.
Teman yang sedang tertidur pulas pun langsung terbangun, merasakan pergerakan di sebelahnya.
"Nghhhh" suara erangan keluar dari mulut Sari, gadis itu terbangun sambil merentangkan kedua tangan nya.
"Eh, Ra, udah bangun?" tanya Sari melirik temannya yang sudah terbangun terlebih dahulu.
"Udah … Ri, perasaanku ko nggak enak banget ya!"
"Mungkin, karena kamu baru mengalami hal yang menyeramkan Ra." Sari menjawab perkataan Zahra itu sembari menatap wajah temannya itu.
"Atau … mungkin kamu lapar kali Ra," timpal Sari lagi dengan bercanda. Gadis itu mencoba menghibur temannya dengan sedikit banyolan.
"Ngaco kamu itu … nggak ada hubungannya ya." tutur Zahra. Gadis itu pun langsung bergegas masuk ke kamar mandi karena waktu ashar sudah mulai habis.
"Eh, bener loh ada hubungannya aku biasa begitu soalnya kalo laper hati pun nggak karuan!" seru Sari sedikit lantang supaya terdengar Zahra di kamar mandi.
Zahra seolah tak mendengar dia hanya tersenyum.
"Ra! Kamu mau makan apa? Kita pesan online aja ya?" Teriak Sari bertanya pada Zahra.
"Iya, samain aja," sahut Zahra di dalam kamar mandi.
Selesai mengerjakan sholat dan membersihkan kosan yang sedikit berantakan. Kini kedua gadis itu sedang melahap makanan yang dipesannya tadi melalui aplikasi yang berwarna hijau.
Setelah menyelesaikan makanannya. Zahra gadis itu mulai menceritakan apa yang sudah menimpa dirinya kepada Sari. Bermula dari pengiriman customer yang komplain hingga sampai Bos yang memecat dirinya.
"Ra, mungkin nggak sih ada yang nuker barang reject sebelum kamu kirim?" tanya Sari pada Zahra.
"Nggak mungkin lah Ri, emang akunya aja yang nggak teliti! Hari apes nggak ada yang tau kan," jawab Zahra tak mau berburuk sangka.
"Terus kenapa kamu ko nggak langsung pulang? Kalo pas kamu keluar dari toko dan langsung pulang mungkin nggak akan kejadian seperti semalam." Sari melontarkan pertanyaan lagi ada Zahra.
"Waktu itu aku langsung masuk ke mushola buat sholat magrib, sekalian menunggu sholat isya. Eh tau-tau udah jam sembilan, Akhirnya aku pulang males naik busway karena nunggu lama. Aku pilih jalan kaki sekalian menghirup udara malam, jujur waktu itu perasaan aku lagi nggak baik-baik saja." jawab Zahra menjelaskan kejadian malam itu.
Gadis itu melanjutkan ceritanya sampai akhirnya ditolong Pria itu.
"Syukur, Alhamdulillah … Allah sayang banget sama aku. Allah langsung mengirim pertolongan, perantaranya melalui cowo kemarin Ri," lanjut nya lagi.
"Iya Ra, alhamdulilah kamu nggak kenapa-napa," tutur Sari sambil memegang kedua tangan Zahra.
"Tau nggak Ri?" tanya Zahra pada teman kecilnya.
"Nggak" jawab Sari singkat.
"Ih, Sari … aku mau ngomong serius ini," sungut Zahra mencebikan bibir nya.
"Ya udah mau ngomong apa coba? Tinggal lanjut aja," jawab Sari lagi.
"Semalam … pas baru bangun, aku kan belum sadar sepenuhnya tuh. Terus aku Melihat sekeliling putih semua, Kukira sudah berpindah alam!" tutur Gadis manis beriris coklat itu menatap wajah penasaran Sari.
Sari yang sedang mendengarkan dengan serius pun langsung menoyor kepala Zahra.
"Sembarangan ya kalo ngomong, Ra … jangan-jangan kamu kebentur juga ya di bagian kepala?" tanya temannya itu. sambil memegang kepala Zahra Sari melihat-lihat takutnya temannya itu terluka di bagian kepala karena
omongannya sudah mulai ngelantur.
"Eh bener Sari! aku juga melihat cahaya putih, aku kira mau di jemput malaikat izrail!" Sambung Gadis itu melanjutkan ceritanya lagi.
"Makin ngelantur ini anak omongannya … terus cahaya yang kamu lihat itu beneran malaikat pencabut nyawa?" Sari bertanya pada temannya itu. Sebenarnya dia seratus persen nggak percaya. Tapi dia juga penasaran dengan kelanjutan apa yang diceritakan Zahra.
"Hmmm … kasih tau nggak yah," ucap Zahra tersenyum menggoda dia tahu temannya itu sangat penasaran.
Sari pun langsung mencebikan sebelah bibirnya.
"Oke, aku lanjutin, ternyata … yang aku lihat itu cuma lampu Rumah sakit," ucap nya menampilkan rentetan gigi putih dengan senyum jahilnya.
"Sudah kuduga, pasti jawaban nya ngeselin," Sari melirik Zahra dengan tatapan yang dibuat-buat seperti sedang kesal.
***
Bapak Zahra sudah mendapatkan pemeriksaan secara menyeluruh. Pria paruh baya itu ternyata harus dirujuk ke Rumah Sakit besar. Karena ada pembengkakan jantung dan harus melakukan pemeriksaan di bagian kepala dikarenakan mengalami sakit yang tak kunjung sembuh.
"Bu, sebaiknya segera hubungi Zahra," ucap salah satu saudaranya yang ikut menunggu di puskesmas.
sebelumnya Wanita paruh baya itu sudah menghubungi saudaranya, walaupun tempat tinggal nya berbeda kecamatan. Para saudaranya langsung bergegas menjenguk Bapak nya Zahra.
"Iya besok pagi … mau dikabari soalnya si Neng pasti masih kerja sekarang," tutur wanita paruh baya itu kepada saudaranya.
Ibu Zahra masih belum tahu bahwa anaknya sudah tidak bekerja dan baru mengalami musibah.
LOgiKA