Kirani Anastasia adalah gadis yang bisa di bilang kaya di kota itu, tapi nasib buruk menimpah nya di usianya menginjak 18 tahun. Perusahaan keluarganya di ambang kebangkrutan, hingga membuatnya terpaksa harus menikah dengan seorang CEO perusahaan ternama yang akan menyelamatkan perusahaan keluarganya, yang bernama Marvin Jensen.
Marvin Jensen adalah seorang pria dewasa yang berusia 33 tahun, yang tidak pernah percaya cinta, dia selalu bergonta-ganti teman ranjang setiap saat, dia bahkan tidak pernah menghargai wanita karena di matanya semua wanita itu murahan. Apalagi termasuk Kirani Anastasia yang rela menikah dengannya demi uang, untuk menyelamatkan perusahaan keluarganya.
Jadi bagaimana nasib Kirani Anastasia selanjutnya???....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ita sweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKU MEMANG TAMPAN #Area21+
Mobil Marvin sudah sampai di halaman rumahnya, dia langsung menggendong istrinya naik kamarnya.
Setelah sampai di kamar, pelan-pelan Marvin membaringkan tubuh Kirani dia atas ranjang, kemudian Marvin ingin berdiri tapi tangannya di tahan Kirani.
"Mau kemana jangan tinggalkan aku" gumam Kirani setengah sadar.
Marvin kembali duduk di samping Kirani dan memperhatikan istrinya yang berada dalam pengaruh alkohol.
"Om masi di situ kan, sini gue ingin mengatakan rahasia" ucap Kirani, tapi Marvin diam saja.
"Sini om" sambil menarik lengan Marvin agar mendekat, sehingga jarak wajah mereka tinggal beberapa senti.
Mata Marvin tertuju pada bibir Kirani, membuatnya menelan sliver nya, dan ingin sekali langsung mencium bibir istrinya itu.
"Tau gak sih om, sebagai seorang istri melihat suaminya bersama wanita lain itu sakit, meski di antara kita gak ada cinta sih, tapi tetap aja sakitnya di sini om" tutur Kirani sambil menarik tangan Marvin ke dadanya.
Setelah Kirani mengeluarkan semua yang mengganjal di hatinya, kini dia tertawa tidak jelas.
Sedangkan tangan Marvin yang berada di dada Kirani, membuatnya tidak bisa menahan diri, langsung saja Marvin mencium bibir Kirani dengan lembut.
Karena tidak mendapat perlawanan dari Kirani, Marvin makin memperdalam ciumannya.
Setelah cukup lama rasanya menikmati bibir manis istrinya, Marvin ingin menghentikan aksinya karena takut dia tidak bisa menahan diri.
Tapi hal tidak terduga terjadi, Kirani malah menarik kerah baju suaminya agar melanjutkan aksinya, lalu mengalungkan tangannya ke leher Marvin.
Marvin benar-benar tidak bisa menahan diri, apa lagi sekarang Kirani yang menariknya sendiri,
Marvin kembali menikmati bibir Kirani dan segera melepas semua pakaiannya.
Perlahan-lahan bibir Marvin turun ke leher Kirani dan meninggalkan jejak kepemilikan di sana, dan tangannya bermain di buah kenyal istrinya.
Setelah puas menikmati seluruh tubuh Kirani, dan senjata Marvin sudah tidak bisa terkendali lagi, segera Marvin melakukan penyatuannya.
Kirani benar-benar menikmati setiap sentuhan suaminya dan cukup lama pertarungan mereka berlangsung, pada akhirnya Marvin tidak bisa menahan larva panas yang ingin keluar dari tubuhnya.
*********
Pagi hari telah tiba, Marvin dan Kirani masi berada dalam selimut yang sama, dalam keadaan polos.
Kirani perlahan-lahan membuka matanya karena merasakan ada benda yang besar menindih perutnya, ternyata tangan kekar Marvin yang memeluk dirinya.
Kirani kaget dan ingin berteriak, tapi segera menutup mulutnya dengan tangannya dan membayangkan apa yang terjadi semalam, membuat wajahnya bersemu merah.
Pelan-pelan Kirani ingin mengangkat tangan suaminya yang melingkar di perutnya dan ingin segera bangun, agar Marvin tidak melihat tubuhnya yang polos.
Tapi Marvin malah mempererat pelukan, seolah-olah Kirani adalah bantal guling dan menyembunyikan wajah Kirani di dadanya yang kekar.
Kirani mencium bau maskulin suaminya lalu mengangkat wajahnya melihat wajah Marvin yang gagah dan di tambah pahatan rahan yang sempurna, "Ternyata kalau di lihat sedekat ini lebih tampan" gumam Kirani.
"Aku memang tampang tidak perlu memujiku" ucap Marvin masi dengan mata tertutup.
Melihat suaminya ternyata sudah bangun, Kirani tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya mengigit bibir bawanya.
Marvin membuka matanya dan menatap mata Kirani lalu mengusap rambut Kirani.
"Maafkan aku, dari pada melampiaskan dengan orang lain, lebih baik aku melakukan dengan istriku" ucap Marvin dengan sangat lembut.
Kirani jadi malu, membayangkan dirinya semalam menikmati setiap sentuhan yang di lakukan Marvin, dia segera memalingkan wajahnya.
"Hey jangan malu, ini bukan yang pertama bukan" ucap Marvin mencoba merayu Istrinya.
"Harus ku akui, pesona om memang luar biasa" ucap Kirani tidak malu mengakui pesona suaminya.
"Karena sekarang kamu sudah tidak malu lagi dan sudah jujur, akan ku beri keistimewaan lebih" ucap Marvin dan menggendong Kirani masuk dalam kamar mandi.
Marvin kemudian mendudukkan Kirani di dalam bathtub dan menyalakan air hangat, selanjutnya Marvin duduk di pinggir bathtub lalu memandikan Kirani.
Kirani benar-benar terhipnotis dengan perlakuan Marvin yang memanjakannya, saat ini menjadi pendiam dan tidak banyak bicara lagi seperti biasa.
Kirani tersadar dan menahan tangan Marvin, "Cukup om, perlakuan om yang seperti ini akan membuatku jatuh hati pada om" jujur Kirani.
Tapi Marvin tetap mengusap tubuh Kirani, "Dengar baik-baik Kirani, aku akan menjanjikan kesetiaan padamu, tapi aku tidak bisa menjanjikan cinta, karena aku sendiri tidak tau apa itu cinta" ungkap Marvin dengan serius dan menatap Kirani tampa berkedip.
"Kalau boleh jujur, sesungguhnya gue juga gak tau apa itu Cinta" sambung Kirani.
"Kalau begitu, kita bisa sama-sama mempelajari apa itu cinta" usul Marvin
"Ide yang bagus, tapi kalau kita tidak menemukanya, apa om mau melepaskan ku" balas Kirani.
"Jangan harap kancil kecil untuk lari dariku" ucap Marvin sambil memencet hidung mancung Kirani dan berdiri untuk mandi juga.
********
Di perusahaan jansen group, Marvin sedang duduk di kursi kebesarannya, di dampingi Ryan yang berdiri di sampingnya sedang membahas proyek perusahaan.
"Oke bos, kalau semuanya sudah selesai, aku permisi" pamit Ryan.
"Ryan tunggu" sahut Marvin lalu menutup berkas di depannya dan berjalan duduk di sofa.
"Sebagai sahabat duduk lah dulu" sambung Marvin.
Perasaan Ryan sudah tidak enak, dia tidak punya alasan lagi untuk segera pergi dari ruangan itu, terpaksa berjalan dan duduk di depan Marvin.
"Kenapa malam itu, kamu tidak mengatakan kalau Kirani juga ada di klum itu" tanya Marvin dengan tatapan tajamnya.
"Maafkan saya bos, tapi nona Kirani yang melarangnya" jawab Ryan ragu-ragu, karena dia yakin kalau Marvin akan menghukumnya.
"Oke karena Kirani yang meminta, kali ini kamu selamat" ucap Marvin.
"Jadi bos, saya boleh keluar" ucap Ryan.
"Kamu di sini saja, ngomong-ngomong kamu tau cara membuat wanita bahagia" tanya Marvin sambil berfikir.
"Yah bos tanyanya sama aku lagi, aku saja sudah lima tahun jomblo, karena bos memberi tanggung jawab yang berat jadi tidak sempat cari pacar" curhat Ryan.
"Ryan siapa yang menyuruhmu curhat" protes Marvin.
"Maaf bos ini menyangkut hari, jadi sensitif" ucap Ryan sedikit emosional.
"Jangan drama di sini Ryan, setidaknya kamu tau apa yang wanita sukai?" sambung Marvin.
"Belikan saja berlian, pasti dia suka" ucap Ryan.
"Sebuah berlian, tidak akan menganggap berlian istimewa juga" ucap Marvin sambil membayangkan wajah istrinya.
Ryan langsung mengerti siapa yang di maksud Marvin, "Sekarang aku mengerti bos, akan ku tanyakan pada sahabatnya (Elmira).
"Nah ide yang bagus, cepat tanyakan" perintah Marvin.
"Baik bos, saya permisi" ucap Ryan dan di balas anggukan oleh Marvin.
Ryan sedang berada di ruangannya dan menelpon orang suruhannya untuk mencari nomor Elmira.
Beberapa saat kemudian orang suruhan Ryan mengirim nomor Elmira, selanjutnya Ryan segera menghubungi Elmira dan janjian bertemu di suatu tempat.