"Umi, mau ngenalin kamu dengan anak teman Umi Zah.." . Jelas Umi dengan Lembut. Sungguh, bagai tertusuk peri di hatiku. Dari dulu Umi tak perna membicarakan soal perjodohan untukku. Dan begitu sedih hatiku karna Aku benar benar tak mampu menolak apapun keinginan Umi. Dan yang membuat aku dilema adalah aku sudah merimah sebuah ta'aruf dari santriwan juga di sini yang sudah bergelar seorang Ustadz.Meski aku belum menceritakan semua pada keluargaku.
Dan lebih mengejutkan lagi aku harus mau menerimah perjodohan ini, untuk menuntun calon suamiku yang Notabennya adalah anak Geng Motor. Lantas, dapatkah aku mencintainya..? dan menjadikan keluarga kecil kami sakinah mawaddah warrohmah..??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna Anisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Untuk Al
Setelah beberapa lama terdiam. Mama Ratih membuyarkan lamunan Al.
"Al, ayo pasangkan cincin di jari manis istrimu. " sambil menyodorkan sepasang cincin pada Al.
"i.. iyaa.. ma.. " sambil menerima cincin dari Mama.
Ia terlihat sangat gugup. Apa ini.. Benarkah yang sedang aku lihat di depanku ini. Benarkah Azizah istriku adalah Azizah Bidadari pesantren ku.
Atau kah hanya wajahnya yang sekilas mirip. Karena, wajah istrinya saat ini masih di penuhi dengan Make Up tebal.
Namun, apakah memang mereka orang yang sama. Atau hanya saja suatu nama yang kebetulan sama.
Ah, rasanya kepalaku pusing.
Sudah jelas-jelas Bidadari ku telah di lamar seseorang. Sudahlah, mungkin hanya pikiranku yang terlalu memikirkannya.
Kemudian Al memasangkan Cincin di jari manis Azizah . Azizah mengulurkan jarinya dengan gemetar. Hatinya gugup dan juga malu. Karena, baru kali ini ia di pegang seorang laki-laki.
Tak hanya Azizah, Al juga merasakan hal yang sama dengan Azizah.
Setelah Al selesai, kini giliran Azizah.
Saat Azizah mendongakkan kepala menatap sedikit wajah suaminya. Rasanya wajah sang suami seperti familiar di matanya. Seperti pernah bertemu. Tapi di mana, entahlah dia sudah lupa.
Kemudian pak Penghulu menyuruh Azizah mencium tangan suaminya dan Al untuk mencium kening istrinya. Sebagai bentuk , bahwa mereka telah resmi menjadi suami istri yang Sah.
Rasanya darah Azizah berdesir. Rasanya tangannya gemetar dan tak sanggup untuk memegang tangan suaminya. Begitu pun dengan Al . Sungguh rasa gugup ini tak bisa ia kuasa i. Baru kali ini mereka merasakan kegugupan yang melanda jiwa mereka.
Azizah berlahan menyalami dan mencium tangan suaminya yaitu Alfaro dan begitu pun dengan Al, memberanikan diri untuk mencium kening istrinya. Walau sedikit gugup, ia mencoba untuk berusaha menutupinya.
Acara Akad sudah selesai dan berjalan lancar.
Dan para tamu undangan sudah memenuhi rumah orang tua Azizah. Hari pun semakin sore dan rasa capek sudah melanda semua keluarga. Juga dengan Al dan Azizah.
Sudah menjadi kesepakatan bahwa sehari setelah Akad, mereka akan menginap di rumah Orang tua Azizah. Baru, besoknya mereka akan mengadakan resepsi di gedung mewah,yang sudah di pesan oleh Papa Jaya.
Saat Mama Ratih dan seluruh rombongan mempelai putra akan berpamitan untuk pulang. Tiba-tiba saja Al ikut masuk ke mobil. Dan membuat Mama Ratih kesal.
"Al, ngapain ikut masuk ke mobil..? " tanya Mama Ratih sambil membuka pintu mobil. "Ayo turun Al.. " sambung Mama Ratih.
"Ya Al mau ikut pulang ma.. " rengek Al seperti anak kecil.
"Al, jangan buat masalah. Jangan malu-malu in Mama. Sudah ayo turun... !! " Mama terlihat kesal, sambil menarik tangan Al agar mau turun.
Akhirnya Al turun dari mobil dengan bibir manyun. Dan di gandeng Mama Ratih, di antar kembali ke dalam rumah sang mertua.
"Loh, kenapa ini bu Ratih..? " tanya Pak Hasim yang melihat sang menantu, digiring masuk oleh mamanya.
"Biasa pak. Mungkin Al masih canggung. Titip Al ya pak.. Kami pamit pulang. Assalamualaikum.. " pamit Mama Ratih , meninggalkan Al.
"Nak Al. Itu kamar kamu, masuk saja dan beristirahat la dulu. " titah Pak Hasim sambil mengantar sang menantu ke dalam kamar pengantin.
Al hanya mengangguk dan kemudian membuka pintu. Dan saat pintu di buka. Al di buat terkejut dan benar benar seperti ingin pingsan.
Pandangan Al jatuh pada foto Azizah saat memakai kerudung, sama persis kerudung yang biasa di pakai oleh bidadarinya.
Rasanya ini benar-benar mimpi. Tak percaya. Dan ingin berteriak. Apakah ini kenyataan...?
Ternyata benar istri yang tadi di Nikahi adalah Gadis pujaan hatinya. Ya.. Bidadarinya....
Seperti melayang jiwanya. Jantungnya seperti terpompa dengan cepat. Aliran darahnya seperti berhenti. Bahagia rasanya . Aahh sungguh tak dapat di ungkap. Seperti apa rasanya hatinya saat ini. Juga masih terbesit rasa tak percaya. Ataukah dia sekarang sedang berhalusinasi. Karena kesedihannya melepas Bidadarinya.
Ia terduduk di tepi ranjang. Dan beberapa saat terdengar suara pintu terbuka. Matanya sekali lagi terbelalak . Saat pandangannya menatap siapa yang membuka pintu, ternyata benar-benar Bidadari nya sekarang yang berdiri di depannya. Tanpa satupun polesan di wajahnya. MakeUp tebal tadi sudah hilang terkena air wudhu'nya.
Sungguh rasanya hati Al saat ini tidak bisa di lukiskan seperti apa bahagianya Al.
Tangan Azizah yang lentik, terlihat membawa nampan berisi makanan dan air putih. Ia berlahan masuk kedalam dan menaruhnya di nakas samping ranjang. Sedang Al tak bersuara. Ia hanya memandang ke arah Azizah. Melihat gerak gerik gadis yang pernah membuatnya gelisah ini.
"Mas, mas makan dulu ya. " Suaranya lembut terdengar di telinga Al. "Dari tadi masnya belum makan." Sambungnya sambil mengambilkan piring isi makanan untuk Al.
Saat Al menerima piringnya. Al hanya mengangguk. Dan mulai melahapnya. Sungguh, ia tak dapat berbicara . Rasanya bibirnya terbungkam dengan keheranannya ini.
"Aku mau keluar dulu mas. Teman-teman ku dari pesantren datang. .. Assalamualaikum"
"Waalaikum salam. "
"Ya Allah .. ternyata benar-benar nikmat dariMu ini Ya Allah. Gadis yang aku nikahi, adalah gadis yang selama ini aku cintai.. "
Jalan takdir yang sempat aku tolak dan mencoba lari darinya. Adalah takdir yang aku harapkan dalam hidupku.. " sambung dalam pikirannya.
Cepat - cepat Al melahap makanannya. Lalu keluar kamar dan mencari mertuanya. Karena, badannya terasa lengket. Ingin rasanya secepatnya mandi untuk membersihkan semua keringat ini.
"Loh , ada apa nak Al. Kok kayak clingukan mencari sesuatu. Nak Al mencari Azizah. " tanya Umi karena melihat Al terlihat bingung.
Al menggaruk rambutnya walau tidak terasa gatal.
"Gak bu. Al mau numpang mandi.. " jawabnya Al dengan canggung.
"Oh, mau mandi .. sini Umi anterin. " sambil berjalan ke arah kamar mandi. Al mengikuti mertuanya.
"Nah ini, Nak Al mandi di sini, sebentar nak Al . Umi ambilkan handuk dan baju ganti. " sambung Umi
"Iya bu.. "
"Panggil Umi nak . Jangan ibu. Azizah terbiasa manggil Abi dan Umi.. " sambil tersenyum.
"ii.. iya Mi.. " jawab Al gugup.
Beberapa saat umi datang membawa handuk dan baju ganti untuk Al. Kaos lengan panjang dan sarung.
"Nak Al pasti belum sholat. Nanti kalau mau sholat di kamar yang itu ya nak.. " Umi sambil menunjuk tempat untuk sholat.
"Iya Umi.. " sambil membuka pintu kamar mandi.
"Sholat..? Hah, sudah berapa lama aku tak pernah sholat. Bagaimana ini.. Aku juga sudah sedikit lupa.. "
---
semangat🥀
dukung terus karya saya ya kak
tunggu part selanjutnya🥰🥰🙏🙏