Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Tambahan
Niat awal Adit memang hanya untuk mencium leher Ara sebagai bentuk pembalasan dari dirinya atas sikap Ara kemarin, dan dia berniat akan melepaskan bibirnya setelah menempelkan bibirnya di leher Ara
Tetapi entah apa yang sedang memasuki pikiran Adit pada saat itu, bahkan dengan para kekasihnya terdahulu pun dia tak pernah merasakan hal tersebut. Yang pasti wangi tubuh Ara membuat dia ingin terus melakukan hal yang lebih jauh lagi
Adit bukan hanya tak langsung melepaskan bibirnya dari leher Ara tetapi dia pun mulai melakukan hal yang lebih jauh lagi, tanpa sadar dia mulai menggunakan satu tangannya untuk mengelus pundak Ara dan yang satu lagi memegangi leher Ara. Adit benar-benar tak bisa menahan dirinya dan terbuai oleh tubuh Ara
Tiba-tiba saja Ara menghentakkan kepalanya dari Adit, sehingga membuat bibir Adit terlepas dari lehernya dan plak.. Ara yang sudah kehilangan kesabaran menampar pipi Adit dengan sangat keras, dan tamparan tersebut membuat Adit langsung mendapatkan kembali kesadarannya
"Sudah puas pak? itu hadiah tambahan dari saya untuk bapak, saya ga perduli kalo pun saya harus di pecat di hari pertama saya bekerja, tapi harga diri saya ga bisa di permainkan begitu saja" dengan suara yang bergetar dan mata yang berkaca-kaca
Adit hanya bisa terdiam sambil memegangi pipinya yang terasa nyeri karena tamparan dari Ara, dan Ara pun meninggalkan kamar tersebut begitu saja
"Astaga tadi gw kenapa ya? gw beneran cuma mau ngerjain dia doang, tapi kenapa gw ga bisa berenti dan jadi kelewatan kayak tadi?"
Ara pun langsung mengurung diri di salah satu toilet dan menangis tanpa suara di dalam sana, Ara merasa dirinya telah gagal untuk kedua kalinya menjaga kehormatan dirinya. Setelah merasa lebih tenang Ara pun keluar dari dalam toilet dan membasuh wajahnya
Ara pun mengirimkan sebuah pesan kepada Gilang untuk pamit pulang dengan alasan tak enak badan, karena Gilang sedang sibuk Gilang menyuruh Ara untuk pulang menggunakan taksi karena dia tak dapat mengantarkan Ara pulang. Ara berniat mengatakan kejadian tadi setelah Gilang tiba di rumah agar tak mengganggu pekerjaan Gilang
Setelah menyelesaikan berbagai rangkaian acara Adit pun meminta seluruh karyawan dan karyawati tanpa terkecuali untuk berkumpul makan bersama, alasan itu dia gunakan hanya untuk melihat Ara dan sudah pasti Adit pun tak berhasil menemukan keberadaan Ara pada saat itu
Adit sempat menanyakan kepada manajer yang tak lain adalah Gilang apakah semuanya sudah berkumpul, Gilang pun menjawab dengan jujur bahwa ada seseorang yang meminta izin untuk pulang karena tak enak badan. Adit pun langsung mengetahui bahwa orang tersebut pasti Ara
Adit yang merasa bersalah akhirnya membuat sebuah pengumuman yang cukup mengejutkan, Adit mengatakan bahwa semua karyawan dan karyawati yang sudah terdaftar pada saat itu tidak akan mengalami pemecatan tanpa izin dari dirinya. dia juga mengatakan bahwa semua yang sudah terdaftar di larang mengundurkan diri selama satu tahun ke depan atau hotel tersebut akan dia tutup
Sebagian orang langsung merasa bahagia mendengar hal tersebut, karena sudah pasti mereka bisa tetap bekerja di tempat itu bila tidak melakukan kesalahan yang fatal. Tetapi sebagian lagi merasa heran dengan kebijakan yang Adit buat, tetapi tetap saja tak ada satu pun orang yang berani membantah keputusan Adit
Setelah semua urusan di anggap selesai Adit memilih untuk segera meninggalkan kota tersebut, dia hanya tak ingin Ara merasa terbebani saat bertemu dengan dirinya. Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menebus kesalahan yang telah dia perbuat
Sedangkan di tempat yang berbeda ada Dion yang sudah mendapatkan izin keluar dari rumah sakit, dan sudah pasti hari itu pun Nana berada di sana untuk terus mencoba menarik perhatian Dion dan keluarganya
"Ngapain sih dia datang lagi ke sini? kenapa dia harus kasih perhatian berlebihan begini? kenapa dia ga coba perhatiin aja saudaranya yang ga tau sekarang ada di mana?"
Nana membantu mamanya Dion merapikan barang-barang mereka dengan senyuman terus menghiasi bibirnya, mamanya Dion tak mungkin bisa menolak kebaikan yang di tunjukkan oleh Nana. Dia bahkan ikut mengantarkan Dion hingga ke kediamannya
Mereka pun tiba di kediaman Dion, dan Nana langsung mengambil inisiatif untuk membawakan pakaian bersih Dion ke dalam kamarnya, Dion langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur saat masuk ke dalam kamarnya
"Tas nya aku taruh di atas kursi ya kak" tersenyum
"Iya"
"Apa kamu butuh sesuatu kak? biar aku siapin" berjalan mendekat ke arah Dion
"Ga perlu terima kasih, apa ada kabar tentang Ara?"
"Kenapa sih masih aja mikirin perempuan yang udah kotor itu?"
"Ga ada kak, kak Ara ga ada hubungi siapapun orang rumah"
"Nana kamu tolong keluar ya, aku mau istirahat"
"Kak Dion istirahat aja aku ga akan ganggu kok, siapa tau nanti kak Dion butuh sesuatu kan aku bisa bantu" tersenyum
"Aku mau sendiri aja di sini" dingin
"Ya udah kalo gitu aku sekalian pamit ya kak, nanti aku datang lagi jenguk kak Dion"
"Makasih ya"
"Sama-sama kak"
Dengan berat hati Nana keluar dari kamar Dion, karena saat itu dia berpikir jika dia ingin memiliki Dion seutuhnya dia tidak bisa menggunakan cara kasar. Dion yang sudah sendirian di dalam kamar mengambil foto Ara yang berada di atas meja samping tempat tidurnya
"Kamu sebenarnya ada di mana sih Ara? apa kamu ga kangen sedikit pun sama aku? aku tau aku salah kamu boleh hukum aku dengan cara apapun, tapi aku mohon kamu harus cepat kembali. Karena selamanya hati aku cuma milik kamu"
Saat menjelang malam Gilang baru tiba di rumahnya, Gilang pun mengajak Ara untuk makan malam dan seperti biasa bi Ani akan berada di antara mereka. Mereka pun berbincang setelah makan malam
"Gimana kamu udah enakan?"
"Maaf kak ada yang perlu aku omongin sama kak Gilang"
"Apa?"
"Aku sebenarnya tadi bohong kak waktu bilang ga enak badan" tersenyum canggung
Gilang pun terdiam dan menatap serius ke arah Ara
"Apa ga ada pemberitahuan aku di pecat kak?"
Gilang menjawab dengan menggelengkan kepalanya
"Sebenarnya tadi aku melakukan sedikit kesalahan kak"
"Wajar kok namanya kerja melakukan kesalahan, tapi pak Adit tadi bikin pengumuman buat semua karyawan yang sudah terdaftar ga akan ada yang namanya pemecatan"
"Kok bisa kak?"
"Ga tau pak Adit yang bilang gitu, terus ga boleh ada yang mengundurkan diri selama satu tahun ini. Kalo sampe ada kejadian kayak gitu, hotel kita bakal dia tutup"
"Dasar bos mesum yang aneh, dengan begini kan sama aja dia sampaikan kalo yang tadi ga jadi masalah dan aku tetap bisa kerja. Apa ini cara dia buat minta maaf?"
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor
1 malam bersama dan berdekatan wajah pun gk tau. waktu berciuman psti kan ttp wajah nya. dunia novel mmg nyleneh. smgt ae thor