NovelToon NovelToon
ALIKA THE HACKER

ALIKA THE HACKER

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Sudah lebih dari 8 tahun Alika menunggu kesempatan untuk membalas kematian kedua orangtuanya yang dibunuh secara keji oleh Klan mafia Camorra dari Sisilia. Saat itu Alika masih berusia 12 tahun dan baru saja beberapa jam sebelumnya ia berulang tahun dan membuka hadiah dari kedua orangtuanya. Tiba-tiba rumah yang mereka tempati didatangi tamu yang tak diundang. Ayahnya ditembak di tempat dan ibunya pun tak luput dari tembakan. Sedangkan Alika saat itu pingsan setelah tertembak dibagian perut. Untung ia bisa diselamatkan oleh tetangganya seorang mantan agent CIA yaitu Mr. Hamilton yang tanpa sengaja melihat gerombolan Camorra mendatangi rumahnya. Dan Mr. Hamilton pun mengadopsi Alika karena ia dan istrinya tidak memiliki anak.

Sungguh tragis ... diusianya yang masih muda Alika harus menjadi yatim piatu. Dan ia sendiri hampir meregang nyawa. Sejak saat itu Alika dilatih oleh ayah angkatnya men

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MELINDUNGIMU

Ethan dengan cepat mendorong Alika ke samping dan melindungi tubuhnya dengan tubuhnya sendiri.

Peluru itu mengenai bahu Ethan. Ethan tersungkur ke tanah, merasakan sakit yang luar biasa. Alika berteriak histeris. Ia melihat Ethan terbaring di tanah, berlumuran darah. "Ethan ! Ethan !" teriak Alika sambil menangis. Jodie segera menembak jatuh pembunuh bayaran yang menembak Ethan. Ia kemudian menghampiri Ethan dan Alika. "Kita harus segera membawa Ethan ke rumah sakit" kata Jodie dengan nada cemas. "Tidak" kata Ethan dengan suara lemah. "Bawa aku ke pesawat jet. Kita harus pergi dari sini".

Alika dan Jodie membantu Ethan berdiri dan membawanya ke pesawat jet. Mereka menaikkan

Alika dan Jodie membantu Ethan berdiri dan membawanya ke pesawat jet. Mereka menaikkan Ethan ke dalam pesawat dan membaringkannya di salah satu kursi. "Cepat, Jodie ! Kita harus segera lepas landas !" perintah Alika dengan nada cemas. Jodie segera masuk ke kokpit dan mulai menjalankan mesin pesawat jet. Ia adalah seorang pilot yang terlatih dan berpengalaman. Ia tahu bagaimana cara menerbangkan pesawat jet dalam situasi apa pun. Pesawat jet mulai bergerak di landasan pacu. Para pembunuh bayaran terus menembaki pesawat jet, tetapi Jodie berhasil menghindari tembakan mereka. Pesawat jet lepas landas dan terbang menuju langit. Alika dan Jodie merasa lega. Mereka berhasil melarikan diri dari kejaran para pembunuh bayaran.

Namun, mereka tahu bahwa mereka belum aman. Don Alessandro akan terus mengejar mereka sampai mereka mati. Mereka harus menemukan cara untuk menghentikan Don Alessandro dan menghancurkan Camorra selamanya. Alika duduk di samping Ethan dan memegang tangannya. Ia melihat Ethan terbaring lemah di kursi, wajahnya pucat pasi. Salah satu tim Ethan mengeluarkan peralatan P3K yang lengkap dari sebuah box yang ada di bagian sayap. "Dr. Cole ... maaf saya harus mengeksekusi luka tembak anda di bahu kiri" sambil ia mempersiapkan alat bedah untuk mengeluarkan peluru serta membersihkan luka akibat tembakan. Ethan hanya menganggukkan kepala tanda ia mengerti.

Akhirnya Fazo nama tim Ethan mulai merobek baju Ethan dan mulai membersihkan area bahu Ethan yang tertembak. Tapi sebelum ia melakukan pembedahan kecil, Ethan diberikan suntikan anestesi agar tidak sakit saat pengerjaan. Cairan infus sudah terpasang di sebelah kanan. Pemandangan ini membuat Alika sedih, mungkin kalau Ethan tidak melindungi nya maka ia yang akan mengalami luka tembak. "Bertahanlah, Ethan" kata Alika dengan suara lembut sambil menggenggam jemari Ethan yang terpasang infus. "Kita akan segera sampai di tempat yang aman. Kau akan baik-baik saja". Ethan tersenyum lemah. "Aku tahu sayang" katanya dengan suara serak. "Aku percaya padamu bahwa kau akan kuat". Alika mencium kening Ethan. Ia merasa sangat mencintai Ethan. Ia tidak ingin kehilangan Ethan.

Jodie datang menghampiri Alika dan Ethan. Ia melihat Ethan terbaring lemah di kursi. "Bagaimana keadaannya ?" tanya Jodie dengan nada cemas. "Fazo telah mengeluarkan pelurunya dan luka Ethan sudah diobati sementara. Tapi kita harus segera ke rumah sakit. Tujuan kita kemana sekarang ?" tanya Alika dengan suara sedih. "Kita akan ke Italia. Aku sudah mengontak CIA disana untuk membantu kita. Mereka juga sudah mencarikan landasan pacu terdekat dengan rumah sakit" kata Jodie.

Jodie kembali ke kokpit dan terus menerbangkan pesawat jet. Ia terbang dengan kecepatan tinggi, berusaha untuk sampai ke rumah sakit secepat mungkin. Di tengah perjalanan, Jodie menerima telepon dari Uncle Hamilton. "Jodie, aku tahu apa yang terjadi," kata Uncle Hamilton dengan nada serius. "Don Alessandro telah mengirim semua orang yang bekerja untuknya untuk mengejar kalian. Kalian harus berhati-hati. Kalian tidak bisa mempercayai siapa pun". "Aku tahu, Uncle Hamilton," jawab Jodie dengan nada cemas. "Kami sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Ethan terluka parah". "Aku akan mengirim bantuan" kata Uncle Hamilton. "Aku akan mengirim tim agen rahasia untuk melindungi kalian. Kalian akan aman". "Terima kasih, Uncle Hamilton" kata Jodie. "Kami sangat membutuhkan bantuanmu".

Jodie menutup telepon dan kembali fokus pada penerbangan. Ia tahu bahwa ia harus tetap tenang dan fokus agar bisa membawa Ethan dan Alika ke tempat yang aman. Setelah beberapa jam, Jodie berhasil mendaratkan pesawat jet di sebuah bandara kecil di Italia. Ia segera menghubungi ambulans dan membawa Ethan ke rumah sakit terdekat. Alika menemani Ethan di rumah sakit. Ia menunggu dengan cemas di ruang tunggu, berharap Ethan akan baik-baik saja. Setelah beberapa jam, seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Alika segera menghampirinya. "Bagaimana keadaannya?" tanya Alika dengan nada cemas. "Operasinya berhasil" jawab dokter. "Peluru itu memang sudah dikeluarkan tadi di pesawat tapi masih ada sisa-sisa pecahan peluru yang belum sempat dikeluarkan. Akhirnya kami bersihkan serpihannya. Dia akan pulih sepenuhnya, tetapi dia membutuhkan waktu untuk beristirahat".

Alika merasa lega mendengar berita itu. Ia berterima kasih kepada dokter dan masuk ke ruang perawatan untuk melihat Ethan. Ethan terbaring di tempat tidur, matanya tertutup. Alika duduk di sampingnya dan memegang tangannya. "Ethan" kata Alika dengan suara lembut. "Aku di sini. Kau aman". Ethan membuka matanya dan tersenyum lemah. "Alika" katanya dengan suara serak. "Aku senang melihatmu". "Aku juga senang melihatmu" kata Alika sambil mencium kening Ethan. "Kau telah membuatku sangat takut". "Aku tahu" kata Ethan. "Maafkan aku sayang". "Tidak apa-apa" kata Alika. "Yang penting kau selamat". Alika dan Ethan berpelukan dengan erat. Mereka merasa sangat bahagia bisa bersama lagi.

"Kita harus menemukan tempat persembunyian yang aman" kata Jodie. "Tempat di mana kita bisa menggalang kekuatan dan memulihkan kesehatan Ethan". "Aku punya tempat yang cocok" kata Uncle Hamilton. "Ada sebuah vila terpencil di pedesaan Tuscany, Italia. Vila itu memiliki sejarah panjang dan tersembunyi di antara kebun zaitun yang luas. Vila itu memiliki sistem keamanan yang canggih dan dijaga oleh tim agen rahasia yang terlatih. Kalian akan aman di sana". "Baiklah" kata Jodie. "Kami akan pergi ke sana". Jodie memberi tahu Alika tentang rencana mereka. Alika setuju untuk pergi ke vila di Tuscany.

Alika juga memutuskan untuk mengubah penampilannya agar tidak dikenali oleh musuh. Ia memotong rambutnya pendek dan mewarnainya menjadi pirang. Ia juga mengenakan lensa kontak berwarna biru. "Kau terlihat sangat berbeda" kata Ethan ketika melihat Alika dengan penampilan barunya. "Aku hampir tidak mengenalimu"."Itu tujuannya" kata Alika sambil tersenyum. "Aku tidak ingin Don Alessandro mengenaliku". Alika, Ethan, dan Jodie pergi ke vila di Tuscany. Mereka mengendarai mobil dengan hati-hati, berusaha untuk menghindari kejaran para pembunuh bayaran. Mereka mengambil rute memutar melalui jalan-jalan pedesaan yang sempit dan berkelok-kelok, menghindari jalan raya utama yang mungkin dipantau.

Setelah beberapa jam, mereka tiba di vila. Dari kejauhan, vila itu tampak seperti rumah pertanian biasa, tetapi begitu mereka mendekat, mereka melihat sistem keamanan yang canggih, termasuk kamera pengawas dan pagar listrik. Mereka disambut oleh tim agen rahasia yang menjaga vila itu. "Selamat datang" kata pemimpin tim agen rahasia, seorang wanita berambut pendek dengan tatapan tajam. "Kami akan melakukan apa pun untuk melindungi kalian". Alika, Ethan, dan Jodie merasa lega. Mereka akhirnya menemukan tempat yang aman. Mereka bisa beristirahat, memulihkan kesehatan Ethan, dan merencanakan serangan berikutnya terhadap Camorra.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!