Yuan Chen, seorang yatim-piatu yang hidup dilanda kemiskinan. Direndahkan, dikucilkan, dihina, dan diperlakukan tidak baik oleh semua orang, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Yuan Chen tak mempunyai kesempatan untuk berlatih, ia selalu sibuk setiap harinya hanya untuk mencari sesuap nasi.
Namun, kehidupannya perlahan berubah, di saat takdir mempertemukannya dengan seorang Kakek tua yang memberinya Batu Hitam yang memberikannya kekuatan dan menjadikannya sangat kuat. Dan saat itulah Yuan Chen pun bangkit dari keterpurukannya dan memulai perjalanannya di dunia kultivasi yang kejam ini. Inilah kisah Yuan Chen, seorang pemuda yang berhasil menguasai Tiga Alam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kompetisi Murid baru - Bagian 2
"Sial! Sial! Sial...!?"
Mu Ling pun bangkit kembali dengan segala rasa kesal dan kemarahannya. Ekspresi wajahnya begitu tercengang, kedua sudut matanya melebar, ia pun segera memalingkan pandangannya, melihat ke arah Yuan Chen yang tengah berdiri dengan tenang dan tegap.
"Yuan Chen! Kau ... kau pasti berbuat curang!" kata Mu Ling dengan nada yang tinggi, berbicara dengan telunjuknya yang menunjuk tajam ke arah Yuan Chen.
Sorakan para penonton pun menggema, memenuhi Arena Pertarungan.
"Huu... Yuan Chen pasti curang,"
"Benar! Bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan Senior Mu Ling,"
Celotehan, celotehan itu terdengar sangat jelas. Tetapi Yuan Chen hanya tersenyum sinis, kedua tangannya menyilang di dadanya, ia pun berjalan tenang mendekati Mu Ling.
Namun, itu membuat Mu Ling sangat begitu merasa cemas, hingga tanpa sadar ia pun melangkahkan kakinya mundur ke belakang, setiap Yuan Chen melangkah semakin dekat kepadanya.
Saat itu, hampir semua Murid Baru merasa takjub terhadap perkembangan Yuan Chen yang baru satu tahun menjadi seorang murid biasa Akademi Tujuh Warna. Namun, beberapa orang tak percaya, bahwa Mu Ling dikalahkan oleh Yuan Chen. Sedangkan, Mu Ling adalah talenta juara Kompetisi Murid Baru tahun ini. Namun, kali ini semua orang benar-benar membuka lebar-lebar matanya, melihat sosok yang tak pernah diduga-duga dapat memutar balikkan keadaan.
Namun, disisi lain, Mu Ling merasa tidak terima jika harus menelan pil pahit kekalahan atas Yuan Chen. Bahkan tanpa rasa malu, ia pun mengeluarkan sebutir pil, lalu memakannya. Di mana pil itu adalah pil peningkat kekuatan jiwa, mampu meningkatkan kekuatan seseorang hingga dua tingkatan ranah. Dan saat itu, Mu Ling yang berada pada tingkatan ranah Penempaan Tubuh tahap kedua Tubuh Kaca, ia pun sontak menjadi seorang praktisi tingkat ketiga, Ahli Bela Diri. Namun, harga yang harus dibayarkan tidaklah sedikit, bahkan jika tubuhnya tidak kuat untuk menahan fluktuasi energi yang berlebihan itu, nyawanya bisa saja melayang.
Namun, Wasit Rong Geng tiba-tiba melesat turun, ia pun segera menghentikan Mu Ling yang hampir kehilangan kontrol tubuhnya.
Buk! Rong Geng memukul perut Mu Ling, membuat sebutir pil itu kembali dimuntahkan oleh Mu Ling, dan segera Rong Geng pun menggunakan jarinya untuk menutup saluran energi spiritual di tubuh Mu Ling, membuat Mu Ling pun seketika terjatuh, tak sadarkan diri.
"Ini hanyalah Kompetisi internal Akademi! Hal seperti ini jelas dilarang oleh akademi!" kata Rong Geng dengan tegas, "Pertarungan kedua tahap pertama Kompetisi Murid Baru, dimenangkan oleh Yuan Chen, dan lolos menuju babak 32 besar." sambung Rong Geng, mengumumkan hasil pertandingan.
Yuan Chen pun mengangkat tinggi kepalanya menatap langit, kemudian segera memejamkan kedua matanya, nafas panjangnya menggambarkan suatu kelegaan, dendam masa lalu itu telah berhasil ia balaskan.
"Akhirnya... ini sudah berakhir!" kata Yuan Chen, lega. Segaris senyuman masih menggantung di sudut bibirnya.
Yuan Chen pun segera turun dari arena pertarungan, karena Kompetisi Murid Baru pertandingan ketiga akan segera dilanjutkan.
Namun, di saat Yuan Chen berjalan di lorong bawah tribun, tiba-tiba seorang pria yang tengah bersandar pada dinding tembok itu berbicara kepada Yuan Chen.
"Murid kedua Tetua Qin! Menarik!" ucapnya, dengan nada yang sangat dingin. Tetapi pandangannya tertuju ke bawah, menekuk wajahnya. Pria itu nampak berusia dua puluh tahunan.
Yuan Chen pun terdiam, menatap orang itu yang sama sekali tidak ia kenal. Bahkan selama ia menjadi tukang sapu di Halaman Luar Akademi Tujuh Warna, ia sama sekali tidak mengenali sosok pria yang saat ini berdiri didepannya.
Yuan Chen pun segera menumpukkan kedua tangannya di depan, sebagai tanda hormatnya sesama Murid Akademi, kemudian Yuan Chen pun berbicara, "Yuan Chen! Salam kepada Senior!" katanya dengan nada yang begitu sopan.
Namun, pria didepannya tiba-tiba mendecih pelan sembari mengerenyitkan sebelah alisnya. Kemudian dia pun berbicara, "Namaku Qin Feng! Adik laki-lakinya Tetua Qin Yi." katanya, memperkenalkan diri, "Aku harap, kau bisa terus menang hingga mencapai final, dan saat itulah aku akan menghancurkan mu!" sambung Qin Feng, berbicara dengan nada yang sangat dingin.
Lalu, Qin Feng pun berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Yuan Chen yang masih terdiam, bingung.
'Ada apa dengan orang ini? Apa aku pernah menyinggungnya?' pikir Yuan Chen, heran.
Namun, Yuan Chen tidak ingin membuang-buang waktunya, ia pun segera melanjutkan perjalannya untuk menuju ruang istirahat bagi para peserta Kompetisi. Dia tahu bahwa lawan-lawan berikutnya tidak akan mudah untuk dihadapi, maka dari itu ia pun harus segera memulihkan energi spiritualnya yang sebelumnya telah terkuras cukup banyak di saat menghadapi Mu Ling.