NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:878
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Degh!

Ratih tersentak, seluruh tubuhnya gemeteran. Pikirannya tak karuan, ia merasa ada orang lain di dalam kamar bersama Sukma. Dengan segera Ratih membuka kunci dengan tergesa-gesa.

Sepi, itulah yang dilihatnya, bahkan anak bungsunya juga bak hilang ditelan bumi. Ratih semakin panik, ia menyibak segala sesuatu sambil terus memanggil anaknya.

"Nduk? Sukma ? Dimana kamu?" pekik Ratih tanpa berhenti mencari anaknya.

Sampai akhirnya, ia melihat gerakan kecil yang mencurigakan dari lemari. Perasannya terdorong untuk mendekat meski ada rasa takut.

Pintu lemari berhasil terbuka tapi ia tak menemukan siapapun. Bahkan ia mendengar suara riang sukma dari kamar yang lain.

Ratih bergegas menghampiri, namun suara itu ternyata berasal dari kamar mbok yem. Seketika Ratih dirundung cemas, bagaimana bisa anaknya masuk ke kamar simbok tanpa sepengetahuannya.

Perlahan namun pasti, Ratih melihat aktivitas anaknya dari celah pintu yang terbuka. Saat itulah ia menutup mulut tak percaya. Ternyata anak itu nampak duduk di bibir ranjang bersama seorang wanita tua yang tengah menyisir rambut Sukma sambil bersenandung.

Sontak saja detak jantung Ratih berdebar tak karuan. Ia tak berani masuk ke dalam. Apalagi dia tau kalo penghuni rumah itu cuma dia dan anaknya seorang.

Sesaat kemudian terdengar panggilan telepon dari suaminya yang membuat Ratih bergegas mengangkatnya.

"Ya, hallo mas"

"Bagaimana keadaan Sukma, sayang? Apakah dia betah tinggal disana?" Ratih terdiam, matanya tak lepas dari kamar tempat Sukma berada.

"Iya, aku dan Sukma baik-baik aja mas, dia sedang main bersamaku" jawab Ratih bohong.

"Syukurlah kalo begitu, aku ada kabar baik untukmu. Lusa aku dikirim bos untuk memantau proyek di daerah situ. Jadi, aku bisa menemanimu disana, bagaimana?" Ratih kembali terdiam, perasannya campur aduk. Ia menyesal tak berterus terang jika merasa tak nyaman menempati rumah masa kecilnya.

"Halo? Kamu masih disitu?"

"M-masih mas, kapan mas berangkat ke sini? Lalu gimana sekolah Risa disana?"

"Kamu tenang aja, biar nanti mas yang urus. Secepatnya mas dan Risa akan menyusul ke sana." Setelah panggilan berakhir. Entah bagaimana perasaan Ratih yang benar-benar sulit digambarkan.

Rasa khawatir ia kembali rasakan. Segera Ratih memastikan kondisi anaknya yang sudah tidur terlentang di atas ranjang dalam kondisi kejang-kejang.

"Sukma!!"

Tanpa pikir panjang ia melakukan pertolongan pertama. Sebab ia tau itu bukan pertama kalinya terjadi. Ia terus berdoa sembari menyesal telah mengabaikannya. Tak lama kemudian Sukma tersadar, namun nama yang dia panggil pertama kali adalah nama neneknya.

"Embah?" ucap gadis itu lirih.

"Ini ibu nduk, Sukma sama ibu. Embah udah pergi, sekarang Sukma main sama ibu" Gadis itu mengangguk meski bulir air mata masih menggenang.

Malam kembali tiba, acara tahlilan masih dilakukan sampai 7 harinya. Tidak ada yang aneh selama acara berlangsung. Sukma juga diam dengan mainan di sekitarnya. Hingga saat penghujung acara, makanan yang hendak disuguhkan kepada tamu tiba-tiba berbau tidak sedap.

Ratih merasa bingung, padahal makanan yang disajikan itu masih baru.

"Mbak, gimana ini mbak?" makanannya jadi seperti ini" ujar Ratih kebingungan kepada Sulastri.

"Iya, kue nya kok udah jamuran begini? Perasaan tadi yang ditata di piring masih bagus"

"Jadi kita harus gimana mbak? Mustahil kita cari yang baru di waktu mepet begini"

"Ya, mau gimana lagi, kita siapkan makanan yang ada" Ratih mengangguk pasrah. Entah apa yang akan ditunjukkan semesta kepada dirinya. Namun Ratih harus bersabar dan menerima.

Setelah acara selesai dan makanan untuk tamu di hidangkan. Deni tak melewatkan kesempatan yang ada. Ia menghampiri Sukma yang asik bermain dan mengajaknya berbicara.

"Sukma? Sukma lagi main apa? Main barbie ya? Tanya Deni basa-basi. Namun tak kunjung dapat respon apapun. Sukma masih asik bermain tanpa menghiraukan Deni.

"Eh, mas Deni boleh tanya gak? Tadi Sukma bawa tali, emangnya Sukma dapat dari mana? Mas Deni boleh pinjam gak?"

Tak satupun pertanyaan itu yang dibalas Sukma. Gadis itu hanya menatap Deni sebentar kemudian menundukkan kepala.

"Hey, kamu jangan takut, mas cuma tanya aja" Sukma hanya membalas dengan gelengan kepala.

"Takut" ucapnya lirih.

"Takut? Sukma takut dengan siapa?" sembari menunduk, Sukma menunjuk ke belakang Deni.

"Mana? Orang gak ada apa-apa kok"

"Takut sama pacarnya mas Deni" jawab Sukma kembali.

Pengakuan itu membuat Deni melupakan perkara tali. Ia justru tertarik dengan sosok yang dimaksud Sukma sebagai pacarnya.

"Emangnya Sukma takut kenapa? Apa dia jahat?" Sukma mengangguk dengan kepala masih menunduk.

"Emangnya seperti apa bentuknya? Kok mas Deni gak bisa lihat? Mas Penasaran tau"

"Nenen nya panjang "

Kalimat itu sukses membuat bulu kuduknya berdiri. Tak salah lagi. Sosok itu Wewe gombel yang mengikutinya karena perkara semvak.

Akan tetapi bukannya urusan keduanya selesai? Lantas kenapa masih mengikutinya? Pertanyaan itulah yang kemudian mengusik pikiran Deni.

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Slemkleseman: tiap hari update ya kak
ditunggu aja
total 1 replies
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Slemkleseman: makasih udah mampir
total 1 replies
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!