Tiga tahun menikah dengan Suami yang bernama Imran laki-laki yang dijodohkan karena sebuah perjanjian kedua Kakek mereka tidak mampu membuat kehidupan Azalea bahagia bahkan berani menggugat cerai Imran karena Imran lebih memilih kekasihnya yang bernama Nathasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Imran berhenti sejenak,dia mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Natasha adalah benar,dia berbalik dan berjalan mendekati istri keduanya.
"Ada lagi yang ingin kamu sampaikan?"tanya Imran
"Ya banyak."jawab Natasha
Kali ini Imran mundur dan berjalan menjauhi Natasha,dia meraih ponsel dalam pocketnya lalu memesan taxi online,begitu taxi berhenti dengan sigap Natasha menarik lengan Imran dan meminta masuk kembali kedalam rumah.
"Mas,jangan pergi begitu saja."kata Natasha
"Lepasin gak!bikin malu saja!"kata Imran
Imran masuk kedalam taxi tanpa banyak bicara,dia ingin sekali pulang kerumah Azalea namun dia mengurungkan,lebih baik menemui Amalia dirumah Mamanya.
Taxi berhenti tepat didepan rumah,Amalia yang kebetulan sedang berada diteras berlari menghambur kearah Imran,dia merengek meminta Imran menggendongnya,namun Imran hanya menggandeng tangan lalu mengajaknya kembali masuk kedalam,Imran sadar selama ini sudah sangat memanjakan Natasha dan Amalia sehingga mereka hanya peduli kepada diri sendiri.
"Kalau mau tinggal sama Papa,kamu harus latihan mandiri."kata Imran
"Mengapa aku harus tinggal sama Papa,bukannya kita akan tinggal dirumah yang sama?"tanya Amalia lagi
Imran terdiam tanpa berkutik mendengar pertanyaan dari putrinya,dia melepas tangan anaknya lalu berjalan meninggalkannya.Amalia kembali menangis karena merasa saat ini Imran tidak memperhatikannya.
Papa Imran hanya berdiri mematung melihat cucunya menangis,dia sudah memutuskan untuk tidak ikut campur dalam masalah Imran dan Natasha,sementara Mama menyenggol lengan Papa dan berbisik.
"Apa kamu hanya melihat saja?"tanya Mama Imran
"Lalu aku harus apa?menjadi badut biar lucu?"tanya Papa
"Kalau itu perlu maka jadilah badut."jawab Mama
"Ya sudah kamu saja yang jadi badut,dia cucu kesayangan kamu!"kata Papa dengan nada membentak
Mama mendekati Amalia lalu mengajaknya duduk disofa,dari luar terdengar suara ketukan pintu,hingga membuat Papa memilih berjalan membuka pintu.
"Lea."panggil Papa dengan nada riang dan senyum tawa
"Papa,apa kabar?"tanya Lea sambil menunduk lalu mengulurkan tangannya lebih dahulu
Papa menyambut uluran tangan Lea lalu menariknya setelah Lea mencium punggung tangannya,dia mengajak Lea masuk kedalam,tepat diwaktu yang sama Imran berjalan menuruni tangga.
"Lea."panggil Imran
Lea hanya tersenyum,dia duduk menemani Papa sambil mengobrol panjang,obrolan mereka terlihat seru terbukti dari raut wajah Papa yang berseri.
"Pa,sudah waktunya makan malam,biar Lea saja yang siapakan."kata Lea
"Kamu baru datang,apa tidak sebaiknya temani Imran."kata Papa
"Nanti saja Lea temani Pa,sekarang Lea kedapur dulu."kata Lea sambil beranjak dari duduknya
Mendengar kata nanti dari mulut Azalea membuat Papa merasa tenang,itu artinya Azalea sedang memberi Imran satu kesempatan.Papa melihat Imran yang kini sedang menenangkan anaknya hanya bisa diam,pandangannya beralih kearah Azalea yang tertawa bersama dengan pembantu.Papa berjalan mendekati Imran yang sedang menemani Amalia mewarnai gambar.
"Apa menurutmu Lea mau menjadi Ibu Azalea?"tanya Papa
Imran melepaskan pandangan lalu menatap kearah Papanya yang kini duduk didekatnya,akhir-akhir ini sikapnya melunak karena melihat Imran lebih peduli kepada Azalea.
Anita masuk kedalam rumah dengan wajah kesal,rambut acak-acakan dan berlari menaiki tangga tanpa bicara,dia melempar tas lalu masuk kedalam kama mandi merendam seluruh tubuhnya dengan air hangat.
"Kurang ajar kamu Awan!"kata Anita sedikit mengumpat
Anita membilas tubuh dengan air mengalir,rasa kesalnya sedikit berkurang saat kepalanya terguyur air dingin,dia meraih handuk lalu memakai bathrobe dan keluar dari kamar mandi.Tanpa melihat ternyata Mama sudah bediri didepan pintu kamar mandi.
"Kamu baru pulang?"tanya Mama
"Iya."jawab Anita
"Makan dulu baru tidur."kata Mama
"Nanti saja Ma,aku belum lapar."kata Anita sambil meraih pengering rambut
Mama merasa heran dengan sikap Anita malam ini,dia begitu bicara seadanya tanpa bertanya lagi.
Makan malam ini ditutup dengan hidangan manis,Amalia sendiri menyukainya bahkan dia minta lebih karena dia suka.
"Mana Anita?"tanya Papa
"Tidur."jawab Mama
Azalea memilih menyibukkan dirinya dengan kembali kedapur meski Papa dan Imran sudah melarangnya,dia tidak ingin terlibat dengan Amalia untuk saat ini.Azalea meninggalkan Imran yang masih mengurus Amalia,saat langkah terakhir menuju tangga dia mendengar suara gaduh dari luar,Azalea membuka pintu dan melihat Natasha.
"Ah,jadi kamu menahannya disini?!"tanya Natasha
Azalea tidak menggubris perkataan Natasha,dia mundur mempersilahkan Natasha masuk kedalam,Lea lebih memilih berjalan kembali kearah tangga namun tangan Natasha menarik tangannya lalu menamparnya.
"Plaaak."tamparan tangan Natasha melayang dipipi Azalea dan membuat Pipinya merah,dalam sesaat Azalea menunduk namun dia tersenyum sambil menatap dingin kearah Natasha.
"Plaaaak."Azalea menampar balik pipi Natasha dan sesaat membuat Natasha marah.
"Kamu berani menamparku!"kata Natasha
"Plaaaak."terdengar lagi suara tamparan untuk kedua kalinya dipipi Natasha,bahkan Azalea siap menampar untuk yang ketiga kalinya namun tangan Imran sudah menahannya,dia menenangkan Azalea sementara Papa meminta Mama untuk membawa Amalia masuk kedalam.
"Kalian kalau punya masalah cepat selesaikan."kata Papa sambil melangkah meninggalkan ruangan
"Imran,kamu lihat tadi dia menamparku dua kali."kata Natasha mencari pembelaan
Imran menarik tangan Natasha,bukannya membawa masuk kedalam namun malah membawa keluar rumah,Azalea sendiri tidak peduli dengan masalah mereka,dia melangkah menuju kamarnya dan melihat Maher tersenyum kearahnya.
"Wau,harimau jinak sudah bangun rupanya."kata Maher
"Sejak kapan kamu disitu?"tanya Azalea
"Sudah lama,sejak sandiwara kalian dimulai."jawab Maher
Tidak ada tanggapan dari Azalea yang ada hanya senyum sinis sebelum Azalea kembali melangkah menuju kamarnya,Maher menuruni tangga karena hanya dia yang belum makan malam,dia keluar dari rumah karena suasana malam ini terasa panas baginya.
"Mau kemana kamu?"tanya Imran
"Nyari makan."jawab Maher sambil menyalakan rokok dan mengisapnya
Imran meminta kepada Natasha untuk pulang,namun Natasha kekeh tidak mau,dia menginginkan Imran malam ini.Imran hanya berdiri mematung ditempat yang sama,dia merogoh ponsel dalam sakunya karena ponselnya bergetar.
Imran masuk kedalam rumah,dia menaiki tangga menuju kamar Amalia,melihat Amalia tidur membuatnya hanya bisa terduduk disofa,dia meletakkan ponsel diatas meja kecil lalu merebahkan tubuhnya disisi Amalia.
Natasha masih menunggu Imran dikamarnya,karena lelah dia tertidur setelah merasakan tubuhnya segar,Natasha terbangun karena mendengar suara berisik didekatnya,saat membuka mata dia melihat Bibi sedang membersihkan kamar Imran.
"Pagi-pagi sudah berisik,bisa pelan dikit gak?"tanya Natasha sambil menutup telinga dengan bantal
Bibi berhenti karena pekerjaan sudah selesai,dia meninggalkan kamar Imran dengan membawa keranjang baju kotor,saat keluar Azalea melihat baju Natasha yang dipakai semalam dibawa dalam keranjang.Azalea hanya bisa mengeratkan tangannya,namun mereda saat Maher mengajaknya bercanda.