Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus Melupakan
"Ngapain ke sana, sekarang sudah lewat tengah malam lho.Lagian kan kamu baru pulang tadi, kalau pergi lagi Mama takut kamu masuk angin terus sakit."Ucap Amanda khawatir.
"Mama tenang saja ya, aku baik-baik saja.Lagian ini urusan pekerjaan Ma, tidak bisa ditunda besok pagi atau bahkan lusa."Ucap Reza berbohong.
"Bukannya kamu kerja sama Tama ya, kok ini jadi sama Marvel urusannya?"
"Y-ya iya Ma, masih ada hubungannya soalnya.Emmm Tuan Tama kerja sama dengan perusahaan Tuan Marvel, jadi aku yang harus mengurus kerja sama itu."Ucap Reza berbohong lagi dengan sedikit bingung mengucapkannya.
"Oohh jadi begitu."Ucap Amanda yang tidak mengerti apa-apa soal bisnis sambil manggut-manggut.
"Iya Ma begitu, jadi bolehkan aku pergi ke rumah Tuan Marvel sekarang?"
"Yasudah kalau begitu, pergilah.Hati-hati di jalan."Ucap Amanda akhirnya mengizinkan Reza pergi.
"Siap ma, yasudah kalau begitu aku pergi dulu ya."Ucap Reza segera pergi.
...****************...
Tama duduk termenung di sofa ruang tamu, dia merindukan Vera.Ditengah kesibukannya mengurus hotel Tama selalu memikirkan Vera, bagaimana keadaan Vera sekarang, dimana keberadaannya sekarang, sedang apa dan dengan siapa.
"Tama."Panggil Ny.Ratna melambaikan tangannya kehadapan Tama yang sedang melamun, Tama yang tersadar dari lamunannya mengusap kasar wajahnya.
"Mami tahu ya apa yang sedang kamu pikirkan kalau sudah melamun seperti tadi, lupakan masa lalu kamu itu Tama.Jangan kamu ingat-ingat, jangan kamu pikirkan!"Ucap Ny.Ratna tegas.
Tama hanya diam menatap lurus kedepan sambil menopang dagu.
"Lebih baik sekarang kamu tidur, Mami juga mau tidur."Ucap Ny.Ratna.
Tama berdiri dari duduknya.
""Yasudah kalau begitu aku ke kamar dulu, selamat malam Mam."Ucap Tama lalu pergi ke kamarnya.
"Mami ingin sekali kamu melupakan Vera Tama, Mami ingin kamu menatap masa depan.Mami harap Clara bisa membuat kamu lupa dengan Vera, dan Mami juga berharap nanti setelah kalian menikah kamu akan memperlakukan Clara dengan baik dan berusaha untuk mencintainya."Gumam Ny.Ratna.
Sementara itu
Mobil yang dikendarai Reza memasuki halaman kediaman Marvel dan berhenti di sana, Reza keluar dari mobil lalu melangkah masuk ke rumah yang memang pintunya tidak terkunci.
"Kunci pintunya."Ucap Marvel tiba-tiba yang sedang duduk di sofa ruang tamu menunggu kedatangan Reza, dengan kondisi ruang tamu yang remang-remang.
"Astaga Tuan Marvel, ngagetin tahu."Ucap Reza kesal.
"Payah, begitu saja kaget.Cepat kunci pintunya."
Reza pun segera mengunci pintunya, setelah itu mereka pergi ke kamar Marvel.
Sesampainya di dalam kamar Marvel Reza duduk di sofa yang ada di sana.
"Cepat Tuan ceritakan bagaimana dan dimana Anda bertemu dengan Clara, penasaran banget ini soalnya."Ucap Reza.
Marvel mengambil sesuatu di bawah meja, ternyata Marvel mengambil 2 botol minuman keras lalu meletakkannya diatas meja.
"Minumlah."Ucap Marvel santai lalu duduk dipinggir ranjang dengan membawa 1 botol minuman keras, Marvel membuka tutup botolnya dan langsung meminumnya begitupun Reza.
"Jadi malam itu waktu saya pergi ke club yang biasanya saya datangi..........."Ucap Marvel mulai bercerita, Reza mendengarkan dengan baik.
"Tuan Tama tega banget sih sama Clara, padahal Clara cantik dan baik menurut saya."Ucap Reza saat Marvel sudah selesai bercerita.
"Mungkin Tama buta, tidak bisa melihat mana perempuan baik-baik dan bukan."Ucap Marvel lalu menenggak minumannya, Reza hanya mengiyakan.
"Lebih baik sekarang kita main game, kapan lagi kamu saya ajak main game bareng.Kamu tahu kan kalau saya itu orangnya sibuk."Ajak Marvel.
Akhirnya Marvel dan Reza pun bermain game online di handphone mereka masing-masing.
Keesokan harinya
Tama dan Ny.Ratna sedang sarapan dengan hening.
"Bi Nur Clara mana ya, dari tadi saya tidak lihat dia."Ucap Ny.Ratna saat sudah selesai sarapan saat melihat Bi Nur yang kebetulan lewat.
"Maaf Nyonya, dari tadi pagi saya juga belum melihat Clara."Ucap Bi Nur sopan.
"Baiklah, kalau begitu Bibi boleh pergi."
Bi Nur pergi ke dapur.
"Yasudah Mam kalau begitu aku ke hotel dulu ya."Pamit Tama berdiri dari duduknya.
"Tunggu-tunggu, kamu duduk dulu."Ucap Ny.Ratna.
"Kenapa Mam?"Tanya Tama bingung lalu kembali duduk.
"Kamu tunggu dulu disini ya, sebentar."Jawab Ny.Ratna berdiri dari duduknya lalu pergi ke kamar tamu, entahlah perasaannya tidak enak tentang Clara.
Sesampainya di kamar tamu Ny.Ratna melihat Clara yang masih tidur, Ny.Ratna mendekati Clara dan mencoba membangunkannya.
"Clara bangun, Clara."Ucap Ny.Ratna pelan sambil sedikit menggoyangkan tubuh Clara yang terasa panas.Ny.Ratna pun memegang kening Clara yang terasa sangat panas.
"Tama, Tama cepat ke sini ke kamar tamu!!!"Teriak Ny.Ratna panik."Clara kamu kenapa bisa sakit begini sih."Gumam Ny.Ratna khawatir.
Tak lama kemudian Tama dan Bi Nur pun sampai di kamar tamu.
"Ada apa Mam, kenapa teriak-teriak?"Tanya Tama.
"Ini Clara sakit, badannya panas banget."Jawab Ny.Ratna masih panik.
"Mami teriak-teriak cuma gara-gara ini, sama sekali tidak penting."Gerutu Tama dan akan melangkah pergi.
"Kamu mau kemana, ini kamu gendong Clara ke mobil kita bawa ke rumah sakit."Ucap Ny.Ratna.
"Apa, aku menggendong dia ke mobil.Enggak Mam aku enggak mau, enggak level."Ucap Tama.
"Tama kamu jangan seperti itu ya, cepat ini kamu gendong Clara ke mobil!"
"Aku enggak mau Mam!"Ucap Tama pelan penuh penekanan.
"Maaf ya ini, bagaimana kalau suami saya saja yang gendong Clara ke mobil.Kasihan itu Clara kalau tidak segera dibawa ke rumah sakit, takut kenapa-napa."Sahut Bi Nur.
"Yasudah kalau begitu, panggil Pak Dadang Bi.Dan kamu Tama, jangan kemana-mana."Ucap Ny.Ratna.
Bi Nur segera memanggil suaminya, Pak Dadang.Sementara Tama tetap tinggal di kamar tamu.
Tama melirik ke arah Maminya yang khawatir dengan keadaan Clara, Tama memutar kedua bola matanya dengan malas.
Tak lama kemudian Pak Dadang sampai di kamar tamu bersama Bi Nur.
"Pak Dadang cepat gendong Clara ke mobilnya Tama."Ucap Ny.Ratna yang masih saja panik.
"Apa, enggak Mam enggak boleh.Aku enggak mau mobilku dinaiki sama ART kayak dia, kalau kemarin kan terpaksa."Sahut Tama tak terima.
"Diam kamu Tama, atau mobil kesayangan kamu itu Mami buang!"Ucap Ny.Ratna yang sudah kesal sama Tama.
Tama akhirnya diam, tapi tatapan dan raut wajahnya terlihat sangat-sangat kesal.
Pak Dadang segera menggendong Clara dan membawanya ke mobil Tama, diikuti Bi Nur.