NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hilma Naura

Sebuah perjodohan tanpa cinta, membuat Rosalina harus menelan pil pahit, karena ia sama sekali tidak dihargai oleh suaminya.

Belum lagi ia harus mendapat desakan dari Ibu mertuanya, yang menginginkan agar dirinya cepat hamil.

Disaat itu pula, ia malah menemukan sebuah fakta, jika suaminya itu memiliki wanita idaman lain.
Yang membuat suaminya tidak pernah menyentuhnya sekalipun, bahkan diusia pernikahan mereka yang sudah berjalan satu tahun.

Akankah Rosalina sanggup mempertahankan rumah tangganya dengan sang suami, atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilma Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desakan sang ibu.

Tubuh Rosalina masih bergetar hebat ketika pertanyaannya meluncur. Suaranya juga terdengar parau namun penuh dengan luka yang dalam.

"Jawab aku, Mas…!" Rosalina kembali bersuara, kali ini lebih tegas meski diiringi dengan isakan.

"Kenapa ada bau parfum perempuan di tubuhmu? Apa yang sebenarnya sudah kamu lakukan?"

Handrian menelan ludahnya dengan berat. Rahangnya mengeras dan matanya juga sempat beralih ke arah Rosalina, namun dengan cepat ia menghindar.

Dadanya terlihat naik turun karena berusaha keras untuk mencari kata-kata, yang bisa menyelamatkannya dari tatapan istrinya yang penuh kecurigaan itu.

"Itu… itu cuma kebetulan, Lina," jawabnya terbata.

"Aku semalam… salah memakai baju. Dan baju yang aku pakai semalam merupakan baju yang aku kenakan saat aku pergi kekantor kemarin. Jadi kamu tahu sendiri kan, jika aku pasti bertemu banyak orang? Dan mungkin saja ini bau mereka."

"Bau mereka?" Rosalina memotong dengan nada tajam.

"Jangan bohong, Mas! Aku tahu betul bau parfum apa yang sering dipakai oleh orang-orang di sekitarmu. Tapi bau ini sangat berbeda dengan bau biasanya yang pernah melekat dibajumu! Ini adalah wangi parfum yang asing… Dan bau parfum ini menempel terlalu kuat untuk sekedar kebetulan!"

Handrian menjadi terdiam mendengar perkataan Rosalina. Kini jantungnya terasa berdegup kencang, dan keringat dingin pun mulai membasahi pelipisnya.

Ia mengangkat tangannya dan kemudian menyentuh rambutnya sendiri dengan perasaan gelisah, lalu mencoba melempar senyum hambar kearah Rosalina.

"Lina, kamu itu terlalu sensitif. Aku..."

"Tidak Mas! Jangan mencoba untuk memutar balikkan keadaan seakan-akan akulah yang telah salah menuduhmu!" sergah Rosalina, matanya kini memerah dan sorot matanya itu menusuk seperti sebilah pisau.

"Aku bukan perempuan bodoh, Mas! Jadi jangan remehkan perasaanku. Aku tahu, pasti saat ini ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan."

Suasana kamar menjadi semakin mencekam. Dan dikamar itu, kini hanya terdengar suara isakan yang tertahan dari Rosalina, serta nafas berat Handrian yang mulai terengah-rengah karena merasa terpojok.

"Lina… aku mohon, hentikan menuduhku seperti itu. Aku juga tidak ingin kita terus berdebat seperti ini," kata Handrian dengan nada memohon, namun tangannya terlihat mengepal kuat di samping tubuhnya.

"Tentu saja kamu tidak mau berdebat, karena kamu tidak akan bisa menjawab pertanyaanku!" Rosalina membalas ucapan Handrian dengan cepat. Dan nada suaranya juga mulai meninggi.

"Aku cuma ingin tahu, Mas! Katakan padaku yang sebenarnya. Kalau tidak, maka jangan salahkan aku kalau aku semakin tidak mempercayaimu!"

Handrian mengatupkan bibirnya rapat-rapat, seolah ia ingin menahan sesuatu agar tidak keluar. Wajahnya kini juga terlihat menegang, dan di matanya terlihat ada rasa putus asa yang bercampur marah.

"Kenapa kamu tidak bisa percaya padaku, Lina?!" akhirnya pertanyaan tersebut keluar, beserta dengan kemarahannya yang tiba-tiba saja meledak.

"Aku ini suamimu! Kenapa kamu harus selalu menyudutkanku?! Apa semua penjelasan yang sudah aku berikan padamu, tidak cukup untuk membuatmu percaya?!"

Rosalina terkejut dengan bentakan itu, dan tubuhnya pun secara refleks berjalan mundur. Namun air mata yang membasahi pipinya sama sekali tidak mau berhenti.

Wanita cantik itu menggigit bibirnya, lalu berkata dengan suara yang bergetar namun masih tetap terdengar tegas.

"Aku sebenarnya ingin percaya, Mas… Sungguh aku ingin percaya dengan penjelasanmu itu. Tapi melihat nada suaramu yang membentakku seperti itu, apa mungkin aku bisa mempercayaimu lagi? Karena kalau kamu tidak menyembunyikan apapun dariku, maka kamu tidak akan mungkin bisa semarah itu!"

Kata-kata Rosalina itu, benar-benar seperti sebuah palu besar yang menghantam tepat didada Handrian. Pria itu kembali memejamkan mata dengan rapat, seraya menahan amarah, dan juga rasa bersalah yang kini bercampur aduk di dalam dirinya.

Namun sebelum ia sempat merespons lagi, tiba-tiba saja terdengar ketukan keras dari arah pintu depan. Dan disusul dengan suara perempuan yang memanggil mereka berdua.

"Handrian… Rosalina…"

Dan keduanya pun sontak menoleh, sambil menatap kearah pintu kamar. Handrian pun melangkah keluar dari kamar tersebut dan bermaksud hendak membuka pintu depan. Karena ia sangat mengenali suara orang yang mengetuk-ngetuk pintu rumahnya itu.

Dan orang tersebut adalah Bu Norma, Ibu kandungnya Handrian.

Sementara itu, Rosalina dengan cepat menyeka air matanya meskipun wajahnya masih terlihat sembab. Namun meskipun begitu, ia tetap tidak mau memperlihatkan kesedihannya dihadapan Ibu mertuanya itu.

Setelah berusaha menenangkan dirinya, akhirnya Rosalina pun melangkah dari kamar, dan menuju kearah pintu depan.

Saat ia baru saja sampai diruang tamu, Rosalina langsung bisa melihat jika Ibu mertuanya sudah berdiri dihadapan Handrian, yang baru saja membukakan pintu.

"Bu… kenapa Ibu tiba-tiba datang?" tanya Handrian, sambil menatap kearah Ibunya yang selalu berpenampilan anggun tersebut.

Namun Bu Norma hanya tersenyum tipis, saat mendengar Handrian bertanya seperti itu.

Memangnya tidak boleh Ibu datang kerumahmu ini tanpa memberitahukan terlebih dahulu? Ibu harap, kamu tidak menutup rapat pintu rumahmu, karena permintaan istrimu, Handrian."

Mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Bu Nurma, Rosalina pun membulatkan bola matanya. Dan ia langsung berjalan mendekat serta berdiri disamping Handrian. Dengan kedua netra yang kini menatap Bu Nurma dengan tatapan tajam.

"Ya Allah Bu! Kapan aku pernah melakukan hal itu? Aku sama sekali tidak pernah menghasut Mas Handrian untuk melakukan hal yang tidak-tidak! Tapi kenapa Ibu tega-teganya berbicara, tanpa berfikir terlebih dahulu."

Mendengar ucapan Rosalina, Bu Norma hanya mendengus kasar. Sementara Handrian malah memberi isyarat untuk Rosalina, agar ia tidak melawan orang tuanya sama sekali.

"Lina. Lebih baik kamu buatkan minuman untuk Ibu, ya?" ujar pria itu sambil menyentuh lembut tangan istrinya. Namun Rosalina malah menepisnya dengan kasar.

Dan tanpa menjawab apapun lagi, Rosalina langsung melangkah kearah dapur untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Handrian.

Dengan perasaan kesal, ia pun mengambil dua buah cangkir teh, lalu meletakkannya dengan kasar diatas meja. Lalu kemudian ia menyeduh air serta membuatkan minuman untuk Bu Norma dan juga Handrian.

Sementara itu diruang tamu, Bu Norma langsung menarik lengan anaknya dan menyuruh Handrian untuk duduk.

"Handrian. Ayo duduk disini dulu! Ibu ingin membicarakan sesuatu denganmu." ucap perempuan itu dengan bola mata yang berbinar.

Handrian merasa keheranan melihat sikap ibunya itu. Namun langkah kakinya tetap berjalan kearah sofa, dan langsung duduk disamping sang Ibu.

"Ada apa sih Bu? Kok sepertinya Ibu terlihat serius sekali? Memangnya Ibu mau membicarakan masalah apa?" Handrian bertanya dengan kening yang berkerut. Sementara bola matanya terus menatap kearah Ibunya itu dengan penuh rasa penasaran.

Bu Norma terlihat menarik nafasnya dalam-dalam sebelum berbicara dengan Handrian.

"Begini Handrian, sebenarnya Ibu ingin bertanya padamu, sampai kapan kamu akan menyuruh Ibumu ini untuk bertahan dan tidak memiliki cucu darimu?"

Pertanyaan dari Ibunya itu membuat bola mata Handrian melebar sempurna. Kemudian kedua tangannya langsung mengusap wajahnya karena frustasi.

"Bu. Kenapa harus pertanyaan seperti itu sih yang selalu Ibu pertanyakan? Hidup berumah tangga itu perlu proses Bu, dan tidak semuanya harus berjalan dengan lancar seperti keinginan kita. Apa lagi soal anak. Aku harap Ibu bisa bersabar untuk hal itu, dan jangan Ibu mempertanyakannya terus-menerus." Handrian mencoba memberikan pengertian terhadap sang Ibu.

Namun, Bu Norma malah menatap tajam kearah Handrian. Bibirnya yang berlipstik merah mulai bergerak, dan ia pun berkata dengan suara yang meninggi dan penuh tekanan.

"Handrian, kamu itu jangan banyak alasan! Ibu sudah cukup sabar menunggu cucu dari pernikahanmu dengan Rosalina. Tapi sampai sekarang, hasilnya benar-benar nihil. Apa kamu tidak merasa malu dengan keluarga besar kita? Semua orang pasti menganggap Rosalina itu mandul!"

Handrian menjadi tertegun mendengar perkataan Ibunya itu, dan tiba-tiba saja wajahnya berubah tegang. Ia sempat melirik ke arah dapur untuk memastikan, jika Rosalina tidak mendengar kata-kata kasar yang terlontar dari mulut Bu Norma.

Namun dari kejauhan, ia mendengar jelas jika ada suara sendok yang membentur gelas dengan cukup keras, seolah-olah Rosalina sengaja menunjukkan bahwa ia memang mendengar semua pembicaraan itu.

"Bu, tolong jaga bicara Ibu," ucap Handrian dengan suara yang seperti menahan amarah.

"Rosalina adalah istriku. Dan aku sama sekali tidak pernah menyalahkannya soal ini. Kalau memang kami belum diberi keturunan, berarti memang Allah belum mengizinkan kami untuk memiliki seorang anak."

Handrian masih saja menutupi kesalahannya, yang sama sekali belum pernah memperlakukan Rosalina, seperti seorang istri yang sah baginya.

Bu Norma kembali mendengus kasar. Kemudian ia memegangi tangan anaknya, dan meremasnya dengan sangat kuat. Lalu, dari bibirnya itu kembali terlontar perkataan yang sama sekali tidak disangka oleh Handrian.

"Jangan bodoh, Handrian! Kalau kamu terus bertahan dengan perempuan mandul itu, sampai kapanpun kamu tidak akan pernah mempunyai keturunan. Kamu itu butuh anak untuk meneruskan nama keluarga kita, Ibu juga tidak ingin kamu membuang-buang waktu dengan perempuan yang tidak bisa memberikan apa-apa!"

Kata-kata itu bagaikan pisau yang menusuk dada Rosalina yang saat itu berada di dapur.

Tangannya yang sedang memegang teko bergetar hebat hingga sebagian air panas hampir tumpah. Dan ia pun menutup mulutnya rapat-rapat, mencoba menahan isakannya agar tidak terdengar.

"Bu!" Handrian tiba-tiba meninggikan suaranya. Dan ia pun menatap tajam kearah ibu kandungnya.

"Jangan pernah menyebut istriku seperti itu! Lina bukanlah seorang perempuan yang tidak berguna. Dia istriku Bu, kalau pun kami belum mempunyai anak, itu bukan alasan untuk Ibu menghinanya seperti itu."

Bu Norma langsung mengeraskan wajahnya, saat mendengar Handrian begitu membela istrinya.

Lalu ia pun berdiri dari tempat duduknya, dan menatap Handrian dengan bola mata melotot.

"Kalau begitu, sekarang juga kamu harus memilih, Handrian."

Lagi-lagi ucapan Bu Norma membuat Handrian terperangah. Sehingga ia menatap kearah Ibu kandungnya itu dengan raut wajah yang kebingungan.

"Apa maksud Ibu?" tanya Handrian tidak mengerti.

Bu Norma pun tersenyum sinis dan kemudian ia berkata lagi.

"Sekarang juga kamu harus memilih, antara Rosalina… atau masa depanmu sendiri? Karena untuk saat ini Ibu hanya ingin kamu menikah lagi. Dan bila perlu, Ibu sendiri yang akan mencarikan untukmu seorang calon istri yang bisa memberimu keturunan. Ibu juga akan memastikan, kalau kamu akan mendapatkan seorang istri yang sehat. Bukan perempuan mandul seperti Rosalina."

"PRAAANGG!"

Bersambung...

1
Ma Em
Bagus pak Surya kamu ancam Handrian agar menceraikan Rosalina emang itu yg hrs Handrian lakukan daripada Rosalina hdp nya menderita lbh baik berpisah dgn lelaki yg tukang selingkuh .
Sunaryati
Jalanmu dimudahkan Rossalina untuk bercerai dengan Handrian. Dan Handrian selamat menikmati hidup dengan istri baru dan calon anakmu, semoga hidupmu penuh tekanan karena kamu tidak punya melawan. Bukan kebahagiaan yang kau dapat tapi hidup atas kendali istri dan mertua yang punya kekuasaan
Ma Em
Semoga kamu kuat Rosalina dan bertemu dgn lelaki yg baik hati yg mencintai Rosalina dgn tulus , semoga Handrian menyesal karena sdh menyakiti Rosalina juga untuk Bu Norma semoga dapat karma karena menantu pilihannya tdk sebaik yg bu Norma kira karena Adelina perempuan sombong biar Bu Norma sadar dan menyesal karena sdh jahat pada Rosalina
Sunaryati
Kau kuat Lina, benar kini saatnya kamu pergi, karena tak ada yang menghalangi lagi. Aku di luar sana aka ada orang yang akan mengangkat kamu dari jurang penderitaan, yang diciptakan mertuamu dan Handrian suamimu, Kamu bisa dan sukses.
Ma Em
Dasar Norma manusia kejam Rosalina baru sadar langsung disuruh pergi menjauh dari Handrian , semoga anak yg dikandung Adelina bkn darah daging Handrian serta Rosalina setelah pergi meninggalkan Handrian ada orang yg menolong Rosalina lelaki kaya raya yg sukses .
Hilma Naura: 🙂🙂🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Segera pergi Rosalina mumpung tidak ada yang menghalangi, kau harus bersyukur belum disentuh Handrian, apalagi yang kau tangisi? Hapus air matamu, bangkit untuk menata diri. Air matamu jangan kau sia- silakan untuk lelaki yang tidak menjaga amanat ayahnya dan ibu mertua yang tidak menginginkan kamu. Sekarang kau sudah tahu Handrian menghamili perempuan lain. Maka kuatkan hati semangat tanpa air mata pergilah songsong kehidupan baru dan tekat baru untuk hidup bahagia dengan caramu sendiri. Semangat Thoor kutunggu kelanjutannya.
Hilma Naura: Oke kakak🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Segera sembuh Rosalina, kebebasan kamu sudah di depan mata, Handrian akan bertanggungjawab atas kehamilan Adelia. Jadi itu sebagai jalan perceraian kamu.
Ma Em
Semoga Rosalina selamat dan cepat sehat kembali biarkan Handrian berpisah dgn Rosalina , dan Rosalina bisa mendapatkan pengganti Handrian lelaki baik dan cinta pada Rosalina
Sunaryati
Selingkuhan Handrian hamil , Rosallina. cepat sembuh dan pergi dari rumah Handrian, Handrian pasti menurut ibunya segera menceraikan kamu, karena ancaman Adelia pekerjaan.
Sunaryati
Selingkuhan kamu yang menghubungi Handrian, setelah sembuh. Teguhkan hatimu tetap pergi dari Handrian Hana.
Ma Em
Semoga Lina baik2 saja jgn sampai terjadi hal yg tdk diinginkan , Handrian sdh lepaskan Rosalina jgn kamu paksakan biarkan Lina bahagia tanpamu lbh baik kamu urus saja perempuan selingkuhan tercintamu itu
Hilma Naura: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Sunaryati
Jangan sampai terjjadi sesuatu yang fatal pada Lina dan Handrian mau melepaskan, karena dia belum selesai dengan masa lalunya
Hilma Naura: 🙂🙂🙂🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Nah gitu Rosalina untuk apa kamu bertahan pada suami yang mengabaikan kamu. Jangan goyah tetap melangkah tegak dan elegan. Mungkin kamu segera menemukan kebahagiaan dengan laki-laki yang menerimamu apa adanya.
Hilma Naura: 😄😄🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Ma Em
Bagus Rosalina lbh baik kamu keluar dari rumah yg seperti neraka itu kamu msh muda cantik pasti kamu akan bertemu dgn lelaki yg baik dan mencintaimu dgn tulus Rosalina , untuk Handrian kamu sdh terlambat untuk memperbaikinya karena Rosalina sdh muak dgn kamu , selamat menyesal saja Handrian .
Ma Em
Rosalina lebih baik menyerah untuk apa kamu bertahan dgn suami yg tdk pernah menginginkanmu dan mertua yg mulut nya pedas level 10 bahkan mungkin level 20 , tinggalkan Handrian mungkin emang bkn jodohmu juga pergilah cari kebahagiaanmu sendiri tdk baik menyiksa dirimu sendiri Rosalina .
Hilma Naura: 🤣🤣🤣🤣🥰🥰🥰
total 1 replies
Ma Em
Rosalina untuk apa kamu bertahan dgn suami yg tdk pernah mencintai dan tdk pernah menyentuhmu apalagi mertuamu juga bkn mertua yg baik , lbh baik lepaskan suami yg tdk pernah menganggap mu ada .
Ma Em
Bagus Rosalina jgn luluh sama Handrian lelaki yg tdk setia tukang selingkuh , lbh baik tinggalkan Handrian.
Ma Em
Rosalina kamu jgn mau memaafkan Handrian karena dia sdh tidur dgn wanita lain , jgn sampai Rosalina bisa termakan oleh bujuk rayu Handrian .
Ma Em
Semoga Rosalina segera tau semua perbuatan Hardian .
Ma Em
Ternyata teman Rosalina itu emang wanita jalang yg sdh berhubungan dgn Handrian , Rosalina lbh baik keluar dan pergi dari rumah suamimu yg tdk pernah mengganggap mu ada dan juga tdk pernah mencintaimu , carilah kebahagiaanmu Rosalina mungkin jodohmu bkn dgn Handrian dan lupakan perjanjian Handrian pada kedua orang tuamu
Hilma Naura: Kok langsung tau sih kak, kalau itu temannya Rosalina🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!