Duda Tampan , Tetangga Baru Ku

Mama Sinta tidak berhenti menciumi bayi mungil itu. Ini cucu pertamanya, berbeda dengan Pak Hendrawan yang masa bodoh tidak mau tau terhadap kelahiran cucunya , seperti halnya Anggia ia juga tidak mau melihat anak yang telah dilahirkannya.

Mama Sinta seorang wanita , ia juga pernah melahirkan , jadi ia sungguh tidak rela melepas cucunya itu.

Tapi ia tidak punya daya , Pak Hendrawan jelas menolak keras ketika Mama Sinta mengutarakan maksudnya ingin merawat bayi itu.

" Sayang , cucu oma.....maafin oma ya , kita harus berpisah , tapi oma janji , oma akan selalu menjenguk mu nanti ". Mama Sinta menangis tanpa suara.

Ia heran pada Anggia, terbuat dari apa hati putrinya itu....bukankah ia yang melakukan kesalahan itu , kenapa ia harus membenci bayi yang tidak berdosa ini , bahkan ia sudah pulang terlebih dahulu , meninggalkan Mama Sinta yang ingin melihat dulu cucunya.

" Gas , jaga dia baik - baik ya , kabari aku selalu tentang perkembangannya , jika aku rindu ...bolehkan aku datang buat melihatnya?". Mama Sinta masih mendekap bayi Arsha.

Anggia yang memberinya nama , entah apa maksudnya , tapi Bagas mengikutinya , ia memang tidak pernah menolak permintaan Anggia, mau benar atau salah.....ahh cinta memang terkadang membuat orang buta , bahkan jelas - jelas Anggia menolak anak dari benihnya.

" Iya Tan , datang saja ....saya dengan senang hati akan menerima Tante ". Bagas begitu tersentuh ternyata Mama Sinta begitu baik.

Mama Sinta mengulurkan baby Arsha ke tangan baby sitter yang sudah di pilih oleh Bagas sendiri. Dia wanita yang masih muda , tapi cukup berpengalaman

" Saya pergi dulu ya Tan ".

" Iya , hati - hati Gas , kabari aku kalau kamu sudah sampai ". Bagas menganggukan kepalanya.

Mama Sinta menatap punggung Bagas yang mulai menghilang masuk ke dalam mobil online yang sudah menunggunya.

Sampai mobil itu menghilang , Mama Sinta menghapus air matanya lalu berlalu dari halaman rumah sakit untuk pulang ke rumah....hatinya sakit , terasa ada yang baru saja menghilang.

Selama perjalanan pulang, Mama Sinta hanya terdiam, tangannya sesekali menghapus air mata yang masih saja mengalir meski tak sebanyak tadi. Sopir pribadi yang tengah menyetir pun ikut bersedih seakan tau isi hati Mama Sinta.

Dengan langkah pelan , Mama Sinta masuk ke dalam rumahnya .

" Baru pulang Ma , lama sekali...Mama ngapain aja ?". tanya Anggia tanpa rasa bersalah sedikitpun , kenapa harus bertanya, bukankah ia tau tadi Mama Sinta sudah bilang bahkan mengajakanya untuk melihat Baby Arsha sebelum Bagas membawanya

" Mama habis lihat cucu Mama , sayang sekali , bayi setampan itu kamu tolak Nggi , jangan sampai menyesal nanti ".

" Menyesal bagaimana Ma , Mama jangan do'ain yang jelek - jelek gitu dong , nanti aku juga akan punya anak lagi setelah menikah dengan Arshaka "

" Kamu itu Nggi , apa belum sadar , tau kamu hamil saja Arshaka langsung kabur dan membatalkan pernikahannya , apa iya...dia masih mau menikah dengan mu lagi , Mama rasa sih tidak ".

Anggia tau itu , tapi tetap ia tidak mau tau , dia akan berusaha semaksimal mungkin agar bisa jadi Istrinya Arshaka, itu saja titik.

" Dia hanya marah sebentar Ma , aku adalah cinta pertama Arshaka , dia sendiri yang pernah bilang begitu padaku , bukannya cinta pertama itu susah buat di lupakan, aku akan merayu bahkan memohon padanya agar mau kembali padaku ".

" Shaka pasti akan memaafkan kekhilafanku , dan memberiku kesempatan kedua Ma ".

" Kamu memang cinta pertama Arshaka , tapi kamu lupa, kamu juga orang pertama yang menyakitinya begitu dalam ".

" Mana yang lebih dominan cinta atau rasa benci ?".

Anggia terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan Mama Sinta.

" Mama capek , Mama mau istirahat dulu , kamu jangan pergi kemana - mana dulu, pamali....kamu masih nifas ".

Anggia tidak menghiraukannya ucapan Mama Sinta , ia sebenarnya juga meragukan keyakinannya apa Arshaka masih mau menerimanya atau tidak.

*

*

Sila mengetuk pintu pelan, " Masuk !". mendengar perintah dari dalam , Sila pun masuk ke dalam ruangan Arshaka.

" Tugas apa lagi sih Pak , perasaan saya sudah mengumpulkan semuanya ". keluh Sila .

" Duduk dulu Ay , ucapin salam dulu bukannya langsung protes ".

" Saya sudah mengucapkan salam tadi di depan, apa Pak Shaka tidak mendengarnya ?". Sila kembali protes.

" Oh , sudah ya ...Wa'alaikumussalam ". jawab Arshaka tanpa rasa bersalah....ia juga sedikit terkekeh melihat wajah kesal Sila sebentar lalu menunduk lagi.

" Ck....". Sila berdecak lirih.

" Pak....". panggil Sila.

" Hemmm ". Arshaka hanya betgumam , ia masih fokus mengerjakan tugasnya tanpa melihat ke arah Sila , Sila kesal merasa di abaikan bukannya Dosennya itu yang meminta ia untuk datang ke sini.

" Bapak ini maunya apa , saya di suruh ngelihatin Pak Shaka kerja gitu , mending saya pulang kalau Pak Shaka masih sibuk ".

" Tunggu sebentar Ay , kamu makan saja dulu , saya sudah belikan makanan buat kamu ".

Sila melihat ke atas meja, baik juga Dosennya itu sampai repot - repot membelikannya makanan.

" Buat saya , yang mana ?".

" Kamu pilih saja yang kamu suka , mau kamu makan semua juga tidak masalah, asal perut kamu muat menampung semuanya ".

" Bapak kira perut saya tong sampah ".

" Saya makan ya Pak....Terima kasih ". Tanpa sungkan Sila mulai memakan makanan yang ia suka , sayangnya semua yang Arshaka sediakan adalah makanan kesukaannya , apa Arshaka sengaja menjebaknya.

Setelah beberapa saat , Arshaka yang sudah menyelesaikan pekerjaannya langsung mendatangi Sila yang duduk di sofa

" Katanya bukan tong sampah , tapi hampir semua makanan itu berpindah ke perut kamu ". Arshaka terkekeh , masa iya ada gadis yang tidak jaim sedikitoun di hadapannya.

" Salah Bapak , yang di beli semua makanan kesukaan saya , ya jadi saya khilaf ".

" Sudah makannya?".

" Sudah kenyang Pak ".

" Nanggung itu , tinggal dua lagi ".

" Buat Pak Shaka saja ".

" Saya sudah kenyang juga Ay , kamu bawa pulang saja ".

" Lah , terus katanya ada tugas yang belum saya selesaikan?".

" Tidak ada tugas , ayo kita pulang ".

Sila pun speachles, rupanya ia dikerjain oleh Arshaka.

" Sini Ay kuncinya !".

" Maksud Pak Shaka ?".

" Saya mau nebeng motor kamu , buruan sini !". Arshaka meraih kunci motor Sila , dengan terpaksa gadis itu mengikuti dari belakang langkah lebar Dosennya yang sangat menyebalkan itu.

" Naik ".

" Pak....Pak Shaka kan bawa mobil, masa mau nebeng motor saya....apa kata orang nanti Pak ".

" Naik Ay , atau saya tinggal ".

" Dih , siapa yang punya motor coba , galakan yang numpang ". gerutu Sila , yang hanya di tanggapi tawa kecil dari Arshaka.

Sementara si Gundul dan si Bajul matanya terus memperhatikan mobil yang keluar dari kampus.

Mereka berdua tidak melihat kala Arshaka melintas melewati mereka.

Tungguin aja sampai lebaran, kalian enggak akan tau aku sudah pulang....

Bersambung.....