NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Luka

Cinta Setelah Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Poligami
Popularitas:91.4k
Nilai: 5
Nama Author: Shann29

Aliya harus menelan pil pahit saat tunangannya ingin membatalkan pernikahan lalu menikahi Lisa yang tak lain adalah adik kandung Aliya sendiri. Demi mengobati rasa sedih dan kecewa, Aliya memutuskan merantau ke Kota, namun siapa sangka dirinya malah terjerat dengan pernikahan kontrak dengan suami majikannya sendiri. “Lahirkan anak untuk suamiku, setelahnya kamu bebas.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24-Salam Perpisahan

Angkasa tiba di rumah dengan langkah tergesa, wajahnya menyimpan guratan panik yang tak bisa ia sembunyikan. Sepanjang perjalanan, pikirannya berkecamuk. Bayangan Aliya yang pingsan terus menghantui benaknya. Begitu memasuki kamar, pandangannya langsung jatuh pada sosok istrinya yang terbaring lemah di ranjang, dengan Bi Mar setia duduk di sisi tempat tidur.

Ada senyum kecil di bibir Aliya meski wajahnya masih pucat. Senyum itu seperti berusaha menenangkan Angkasa, meski kenyataannya hati Aliya sedang bergolak.

“Sayang…” suara Angkasa bergetar. Ia menoleh pada Bi Mar, memberi isyarat halus agar meninggalkan mereka berdua. Sang pelayan pun mengangguk, lalu berdiri pelan, menutup pintu kamar dengan hati-hati, meninggalkan pasangan itu dalam keheningan yang sarat rasa.

Angkasa duduk di sisi ranjang, meraih tangan Aliya dengan hati-hati. Jemari hangatnya menggenggam erat jemari sang istri. “Kamu benar hamil?” tanyanya dengan suara nyaris berbisik, seakan takut jawaban itu hanya sebuah mimpi.

Aliya mengangguk lemah. “Besok aku harus ke rumah sakit… memeriksakan dia,” ucapnya lirih, tangannya yang lain mengusap perutnya yang masih datar.

“Aku akan mengantarmu,” sahut Angkasa cepat, seolah sudah memutuskan tanpa bisa diganggu gugat.

Namun jawaban Aliya membuatnya tertegun. “Tidak bisa, Mas.”

Angkasa menatapnya, kening berkerut. “Kenapa?”

Aliya menarik napas panjang, lalu menatap suaminya dengan tatapan sendu. “Meski bagaimanapun, aku istri yang dirahasiakan. Aku takut namamu akan tercoreng, Mas, kalau ada yang tahu kamu punya istri lain yang tidak dikenal publik.”

Ucapan itu menampar batin Angkasa. Kata-kata Aliya menembus jauh ke dalam hatinya, membuat dadanya sesak. Ia sadar, selama ini terlalu sibuk menuruti permainan Tania, membiarkan status Aliya terpendam dalam bayangan. Padahal, justru Aliya yang selalu mengisi hari-harinya dengan ketulusan.

Seharusnya sejak awal ia mengambil langkah tegas—memutuskan tali pernikahan dengan Tania yang penuh kepalsuan, lalu mengakui Aliya sebagai istrinya di hadapan semua orang.

Namun lidahnya kelu. Ia hanya terdiam, menatap wajah lemah istrinya yang masih berusaha tersenyum.

“Biar aku sama Bi Mar saja yang ke rumah sakit,” ucap Aliya lagi, mengisi keheningan yang semakin menekan.

Angkasa masih tak banyak bicara. Tapi dalam hatinya, sebuah rencana mulai terbentuk. Ia harus segera menyelesaikan pernikahan kosong dengan Tania, berani mengakui Aliya di hadapan keluarganya, dan membawa istri serta calon anaknya itu ke dalam kehidupannya yang sebenarnya.

“Tidurlah,” ucap Angkasa akhirnya, meski ada banyak hal yang ingin ia katakan.

Aliya menatapnya lembut. Senyum tipis menghias bibirnya. “Tidak ingin bercinta denganku?” tanyanya tiba-tiba, membuat Angkasa terkejut.

“Kamu sedang lemah,” jawab Angkasa dengan penuh perhatian, membelai rambut hitam istrinya itu.

Aliya menggeleng pelan. “Dia ingin dijenguk oleh ayahnya,” gumamnya lirih. “Tapi pelan-pelan saja ya.”

Kalimat itu membuat Angkasa terdiam, menatap istrinya dengan rasa haru bercampur cinta. Malam itu, meski Aliya dalam kondisi lemah, mereka kembali menyatu dalam pelukan. Ada getar berbeda dalam sentuhan Aliya, seolah ia sedang menyembunyikan sesuatu. Ia memberikan dirinya sepenuhnya, lembut namun penuh rasa, seperti sebuah salam perpisahan yang tidak pernah terucapkan.

Dalam hatinya, Aliya menangis. Maaf, Mas. Ternyata aku tidak bisa memberikan anak ini untukmu ataupun untuk Nyonya Tania. Izinkan aku pergi, menjadikan anak kita sebagai teman dalam hidupku.

Tapi kalimat itu hanya bergema dalam hatinya. Bibirnya terlalu lemah untuk mengucapkan kejujuran itu.

Setelah semuanya usai, Angkasa menyelimuti Aliya dengan selimut tebal, mendekap tubuh mungil itu hingga mereka tertidur bersama.

Keesokan harinya, mentari pagi belum tinggi ketika Angkasa sudah siap mengantar Aliya dan Bi Mar ke rumah sakit. Meski ia tidak bisa menemani sampai masuk ke ruang pemeriksaan karena harus menghadiri rapat penting bersama Daddy Samudra, setidaknya ia ingin memastikan istrinya berangkat dengan aman.

Mobil hitam itu berhenti di depan rumah sakit. Aliya menoleh pada Angkasa, tersenyum tipis. “Mas langsung ke kantor?” tanyanya lembut.

Angkasa mengangguk. “Ada rapat akhir bulan yang tidak bisa diundur. Daddy juga akan hadir.” Ia menahan napas sejenak, lalu menambahkan cepat, “Akan kuusahakan pulang cepat.”

Aliya menatapnya penuh pengertian. “Jangan dipaksakan, Mas. Aku mengerti.”

Mendengar itu, Angkasa semakin teriris. Istrinya selalu berusaha memahami, bahkan saat dirinya begitu rapuh. Ia ingin mengatakan, Tunggulah sebentar lagi, aku akan memperjuangkanmu, tapi lidahnya tetap terkunci.

Aliya turun dari mobil, menyusul Bi Mar yang sudah lebih dulu turun. Namun sebelum masuk, ia sempat melangkah ke arah ATM di sisi gedung rumah sakit. Tangannya gemetar saat menarik sejumlah uang dari kartu bank yang pernah Angkasa berikan.

Setelah selesai, ia menoleh pada Bi Mar yang menunggunya. Dengan senyum kecil, ia menyerahkan kartu itu. “Bi, aku titip ini ya.”

Bi Mar terkejut. “Loh, kenapa dititip ke bibi, Nyonya?”

Aliya tersenyum samar. “Takut hilang, Bi. Aku suka deg-degan kalau pegang kartu itu. Nanti saja di rumah kembalikan lagi ke aku.” Ucapannya terdengar ringan, membuat Bi Mar tak menaruh curiga.

Mereka pun masuk ke rumah sakit. Aliya menjalani pemeriksaan dengan tenang. Dokter tersenyum setelah selesai memeriksa. “Bayi sehat, ibunya juga sehat. Tolong dijaga ya kehamilannya,” pesan dokter itu, lalu menyerahkan resep vitamin.

Aliya mengangguk, mengucapkan terima kasih, lalu keluar bersama Bi Mar. Saat menunggu obat di farmasi, Aliya menyerahkan ponselnya pada pelayan setia itu. “Bi, aku ke toilet dulu ya. Titip ponselku, takutnya nanti Mas Angkasa menelpon.”

Bi Mar mengangguk tanpa curiga, menerima ponsel itu.

Namun langkah Aliya justru membawanya keluar, bukan menuju toilet. Setiap langkah terasa berat, tapi tekadnya lebih kuat. Ia menundukkan kepala, berjalan melewati lorong rumah sakit hingga akhirnya mencapai pintu keluar.

Di depan, sebuah taksi kebetulan berhenti. Aliya segera melangkah cepat, membuka pintu, dan masuk ke dalamnya. Suaranya bergetar saat menyebutkan tujuan pada sopir.

Pintu taksi tertutup. Mobil itu melaju, meninggalkan rumah sakit, meninggalkan Bi Mar yang setia menunggu, meninggalkan Angkasa yang mencintainya, meninggalkan semua kenangan manis sekaligus luka yang pernah ia jalani.

Di dalam taksi, air mata Aliya akhirnya jatuh, membasahi pipinya yang pucat. Ia meraba perutnya, berbisik lirih, “Mulai hari ini, hanya ada kita berdua.”

1
Cicih Sophiana
Angkasa izinkan Aliya membawa orang tua nya pulang kasian kan mereka... tinggalkan Lisa dgn suami nya biar tau rasa mereka...
Cicih Sophiana
lihat lah anak yg di pilih kasih sekarang dia bahagia mendapatkan suami yg luar biasa... dia baik dia kaya raya dan sangat mencintai Aliya...
Cicih Sophiana
menantu tersayang yg di bela belain sampai anak kandung nya yg pergi... ternyata maling
Cicih Sophiana
🤭😪😭😭😭😭😭
Cicih Sophiana
hari ini pas malam minggu jg thor...
selamat malam minggu.. sehat dan bahagia sll thor
Cicih Sophiana
panggil daddy dan mommy nak..
Cicih Sophiana
tenang Angkasa Aliya mu dan calon anak mu sedang di lindungi daddy Samudra...
Cicih Sophiana
Aliya mungkin di lindungi daddy Samudra... semoga aja itu betul
Cicih Sophiana
siapa itu yg membawa Aliya... apa daddy Samudra..???
Cicih Sophiana
bagus Aliya pergi dulu untuk melindungi kandungan mu... Angkasa itu orang yg uang nya melimpah pasti akan dgn mudah menemukan mu suatu saat nanti...
Cicih Sophiana
ya udah sana Tania pergi yg jauh biar Angkasa tambah bucin sama bumil nya...
Cicih Sophiana
menurut aq sih lebih pergi dulu dari situ... cari tempat lain dulu untuk menghindari mak lampir Tania... kamu pasti di temukan kembali sama Angkasa Aliya... tenang aja krn Angkasa sdh mencintaimu
Cicih Sophiana
istri kontrak yg di cintai itu lah Aliya... wanita yg tersakiti tp sabar semoga kebahagiaan selalu bersama mu Aliya..
Dian Fitriana
update
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Maaf kak, aku baru senin bisa update nya. Aku mendadak harus ke luar kota dan lumayan jauh, Nenekku meninggal dunia.
total 1 replies
Cicih Sophiana
Tania bilang klo dia mandul Sa... itu kesempatan kamu untuk melepaskan Tania... krn dia pasti bohong
Cicih Sophiana
keren👍Aliya tdk boleh pergi sama Angkasa... berarti Aliya sdh menjadi istri sesungguh nya
Cicih Sophiana
akhirnya Aliya seutuh nya menjadi istri Angkasa... semoga mereka tak terpisahkan dgn masalah apa pun
Cicih Sophiana
ayo tuan Angkasa kamu akan menyesal klo Aliya pergi...
Cicih Sophiana
yes... Angkasa mulai merasa nyaman dgn ada nya Aliya
Cicih Sophiana
semoga Angkasa dan Aliya jodoh yg sesungguh nya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!