Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rae, Suli dan Prajurit Ahradya Menyelamatkan Davin.
Malam itu sangat gelap, tidak terlihat ada rembulan di langit, bintangpun tidak menunjukkan kehadirannya. Hujan rintik mulai turun. Suasana hutan gunung semakin menyeramkan. Rae, Suli dan prajurit Ahradya menggunakan pakaian hitam.
Perlahan mereka memasuki wilayah pondok dan tenda seadanya yang dibangun oleh kelompok Farami. Mereka juga memanah satu persatu anggota Farami dan sebagian lagi melepaskan Davin dari tali yang mengikatnya. Davin terkejut, namun prajurit Ahradya memberi kode pada Davin dan mengetahui jika mereka akan menyelamatkannya. Namun keberadaan mereka diketahui oleh seorang kelompok Farami dan meneriakinya.
“Cepat Bangunlah !!!, kita diseraaaang!!!!” ucapnya panik. Prajurit Ahradya mengepung wilayah pondok dan tenda kelompok Farami dengan mengacungkan pedang dan sebagian lagi bersiap untuk memanah.
Tali yang mengikat Ayah Rae (Davin), Zahrun dan seorang temannya telah dibebaskan. Namun ada seorang di kelompok Farami yang ahli memanah, membidikkan panahnya ke arah Davin, saat anak panah dilepas, Zahrun melihatnya dan menghalanginya dengan tubuhnya sehingga anak panah tertancap di dada Zahrun. Dengan lemah Davin berteriak “Zahruuun..!!”.. “Tuan Davin.. maafkan aku telah berkhianat” kemudian Zahrun menghembuskan napas terakhirnya. Pemanah dari kelompok Farami ternyata dipanah oleh prajurit Ahradya dan ia pun mati. Tersisa 6 orang dari kelompok Farami dan 1 orang temannya Zahrun akan di jadikan tahanan oleh prajurit Ahradya. Lalu Rae dan Suli menemui Davin.
“Ayah, bertahanlah. Kami akan menolongmu” ucap Davin sambil menggenggam erat tangan ayahnya.
Malam itu juga Davin dibawa ke desa Adya bersama ketujuh tahanan dari kelompok Farami. Farami tampak histeris dan terus berteriak. Ia tak terima diperlakukan seperti itu dan ia tidak mau kehilangan gunung emasnya.
Davin dan Rae langsung disambut oleh ketua suku Ahradya. Mereka diberi obat serta makanan yang lezat. Beberapa Minggu mereka beristirahat di desa itu hingga Davin kembali pulih. Selama beberapa Minggu pula Rae tidak melihat Suli. Rae kemudian bertanya pada salah satu prajurit yang membawakan mereka sarapan pagi itu,
“maafkan aku tuan, aku ingin bertanya”..
“ya.. katakanlah”..
“selama beberapa Minggu aku disini, tapi aku tidak melihat adanya Suli”.
Prajurit itu menjawab “kami tidak berbaur antara lelaki dan wanita. Jika ada tamu lelaki, maka kaum lelaki lah yang menjamunya. Sebaliknya, jika ada tamu wanita, maka ia akan dibawa ke wilayah tinggal wanita. Sedangkan bagi mereka yang sudah menikah, akan tinggal dirumahnya masing-masing”
“benarkah?!” ucap Rae. Prajurit itu mengangguk sambil tersenyum..
Ketua suku Ahradya datang menjenguk Davin dan Rae dan bertanya, “Bagaimana keadaan kalian pangeran ?!”. Kemudian Rae hanya tersenyum dan mengatakan “panggilah kami cukup dengan nama kami saja, Tuan. Dan keadaan kami sangatlah baik”.
“Tidak bisa begitu, kalian tetaplah pemimpin kami. Raja Indrana saat ini sedang sakit keras. Sedangkan Raja Diaru yang telah turun tahta adalah kakekmu. Kembalilah ke istana. Pulihkan nama baikmu, ibumu dan kakekmu, nak” ucap ketua suku Ahradya. Ia lalu melanjutkan, “Esok pagi kami akan mengantarmu dan ayahmu kembali ke istana. Hanya beberapa jam dari desa ini. “Tuan.. terima kasih untuk segalanya” ucap Davin. Ketua suku kembali tersenyum.
Keesokan harinya puluhan prajurit Ahradya ikut mengantar Davin dan Rae ke istana. Saat berada di depan gerbang pintu suku Ahradya untuk bersiap pergi, dari kejauhan ia melihat sekelompok wanita ikut melepas kepergiannya. Rae mencari sosok Suli, dan didapatinya ada seorang yang hanya diam dan memandangnya dengan pandangan yang tajam sambil tersenyum. Dari kejauhan ia tau bahwa itu adalah Suli. Entah kenapa, ia begitu berat meninggalkan desa itu karena masih ingin bersama Suli. Namun, ia harus pergi, kembali ke istana.
Beberapa bulan kemudian. Suku Ahradya mendapat kabar jika yang menjadi raja di kerajaan mereka (kerajaan Jatinra) adalah Rae dan ketujuh para pengkhianat telah ditahan di penjara istana dan mendapat hukuman kurungan seumur hidup.