Langit dirgantara angkasa, sang ketua geng Andreios sekaligus ketua OSIS SMA Nusantara, terpaksa harus menerima perjodohan dengan gadis barbar di sekolahnya yang suka terlambat, Queen zefanya arabella, gadis yang menyukainya meskipun di hukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon crowell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanpa judul
Langit berjalan meninggalkan Zefanya, diiringi oleh empat orang temannya, termasuk Kairo yang merangkul pundaknya. Mereka berjalan dalam keheningan, tidak ada yang berbicara.
Setelah beberapa saat, Langit tiba di apartemennya. Dia membuka pintu dan masuk ke dalam, berharap bisa menemukan kesunyian dan ketenangan. Namun, apa yang dia temukan bukanlah kesunyian, melainkan kedua orang tuanya, Mommy dan Daddy, yang duduk di sofa dengan wajah yang kecewa.
Mommy dan Daddy menatap Langit dengan mata yang penuh kekecewaan dan kesedihan. Langit bisa merasakan tensi yang berat di ruangan itu. Dia tahu bahwa mereka sudah tahu tentang apa yang terjadi dengan Zefanya.
"nak, apa yang terjadi?" tanya Mommy dengan suara yang lembut tapi tegas. Langit tahu bahwa dia harus menjelaskan apa yang terjadi, tapi dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.
"Daddy kecewa sama kamu, nak," ujar Bram, wajah pria paruh baya itu menunjukkan kekecewaan yang mendalam."Kami sudah dengar tentang apa yang terjadi dengan Zefanya. Kamu tidak bisa memperlakukan dia seperti itu, Langit."
Langit menundukkan kepala, merasa bersalah dan tidak bisa membantah apa yang dikatakan Daddy. Dia tahu bahwa dia telah salah, dan dia tidak bisa meminta maaf dengan kata-kata saja.
"Aku minta maaf Daddy, mommy ," kata Langit dengan suara yang lirih. "aku merasa bahwa aku tidak bisa mengendalikan diri aku sendiri."
Mommy dan Daddy menatap Langit dengan mata yang penuh kekecewaan, tapi juga dengan sedikit kasih sayang. Mereka tahu bahwa Langit masih muda dan belum dewasa, tapi mereka berharap Langit bisa belajar dari kesalahannya.
"Jika kamu tidak menginginkan Zefanya lagi, Daddy dengan berat hati membantu kamu menceraikan istrimu, tapi Daddy mungkin saja akan menikahkan Bintang dengan Zefanya," ujar Bram, dengan nada yang serius dan tegas.
"Jangan, Daddy, Langit mohon," kata Langit dengan suara yang penuh permohonan, sambil menghampiri bram. "Jangan izinkan itu terjadi, Daddy. Aku tidak ingin kehilangan Zefanya."
Langit merasa panik dan takut kehilangan Zefanya selamanya. Dia tidak bisa membayangkan Zefanya menikah dengan orang lain, apalagi dengan Bintang yang sudah jelas-jelas abang kandungnya. Dia harus melakukan sesuatu untuk mencegah hal itu terjadi.
"Aku janji, aku bakalan dapatin hati Zefanya, Mommy bantu aku jelaskan kepada Daddy, aku mohon," kata Langit dengan suara yang penuh permohonan.
"Nak, tapi kamu sudah keterlaluan, kamu tahu Zefanya sebatang kara, kami sudah mempercayakan mu menjaga Zefanya, Mommy rasa Abangmu lebih cocok jika dinikahkan dengan Zefanya," ujar Lilian, dengan nada yang lembut tapi tegas.
Langit merasa kesal dan kecewa dengan kata-kata Mommy. Dia tidak bisa menerima bahwa Mommy lebih mempercayai Bintang daripada dia. "Tidak, Mommy, aku tidak akan kalah. Aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan hati Zefanya kembali," kata Langit dengan tekad yang kuat.
"Baiklah, jika kamu bertekad untuk mendapatkan kembali hati istrimu, Daddy memberi waktu selama sebulan. Jika kamu tidak berhasil, maka istrimu akan menjadi istri Abangmu," ujar Bram, dengan nada yang serius dan tegas.
"Sebaiknya kita pulang ke mansion, Langit, kamu harus pulang," ujar Lilian, sambil mengajak Langit untuk mengikuti mereka.
Langit mengangguk, walaupun dia merasa tertekan dengan ultimatum yang diberikan oleh Daddy. Dia tahu bahwa dia harus berjuang keras untuk mendapatkan hati Zefanya kembali dalam waktu sebulan. Jika tidak, maka dia akan kehilangan Zefanya selamanya.
"Baik, Mommy," kata Langit, sambil mengikuti Lilian dan Bram keluar dari apartemen. Langit merasa bahwa dia memiliki tantangan besar di depan mata, dan dia harus siap untuk menghadapinya.
Mereka pulang ke mansion, dan saat masuk, Langit melihat Bintang yang sedang duduk di ruang tamu mansion, dengan senyum yang terlihat cukup percaya diri di wajahnya. Bintang menatap Langit dengan mata yang tajam, seolah-olah dia sudah tahu tentang ultimatum yang diberikan oleh Bram.
Langit merasa kesal dengan kehadiran Bintang. Dia , dan dia tidak ingin Bintang ikut campur dalam urusannya dengan Zefanya. Langit memutuskan untuk mengacuhkan Bintang dan langsung menuju ke kamarnya.
"Mommy, ada apa dengan anak kesayanganmu itu?" tanya Bintang setelah melihat Langit mengacuhkan dirinya.
"Biarkan saja dia, mungkin dia membutuhkan waktu. Sudahlah, Mommy mau membuatkan susu untuk bayi Mommy," ujar Lilian, sambil berlalu meninggalkan Bintang dan Bram. Bintang tahu bahwa "bayi Mommy" yang dimaksudkan adalah Langit, dan dia tidak bisa tidak tersenyum dengan cara Mommy memanjakan Langit.
"Bintang, besok kau akan pulang kan?" tanya Bram.
"Seminggu lagi, biarkan aku beristirahat, Daddy," jawab Bintang, sambil meregangkan badannya.
"Lalu, apakah kau tidak berencana mencari istri?" tanya Bram, dengan nada yang serius.
"Daddy, aku sudah menemukan calon istri yang sempurna. Tinggal menunggu waktu saja," kata Bintang, dengan senyum yang penuh percaya diri.
Bram menatap Bintang dengan mata yang tajam, seolah-olah dia sedang menunggu jawaban yang lebih spesifik dari Bintang.
"Tenang lah, aku tidak akan menghancurkan hubungan rumah tangga adekku sendiri," ujar Bintang, sambil tersenyum dan memasuki lift.
Dengan senyum yang masih terukir di wajahnya, Bintang menekan tombol lantai yang diinginkan dan lift mulai bergerak. Bintang merasa yakin bahwa dia bisa mendapatkan apa yang diinginkan, dan dia tidak akan menyerah begitu saja.
"Tuhan,dua anakku ini sangat berbahaya, Langit jika marah akan menakutkan, Bintang jika menginginkan sesuatu pasti akan didapatkan dengan cara apa pun," gumam Bram, sambil menggelengkan kepala. "Aku khawatir keduanya akan saling menghancurkan diri sendiri."
Bram merasa berat memikirkan tentang masa depan anak-anaknya. Dia tahu bahwa keduanya memiliki kepribadian yang kuat dan cenderung berbahaya,Langit yang emosional dan Bintang yang ambisius, keduanya memiliki potensi untuk melakukan hal-hal yang tidak terduga. Bram berharap bahwa keduanya bisa menemukan jalan yang tepat dan tidak saling menghancurkan.
wkwkwk