NovelToon NovelToon
THE HOT BODYGUARD

THE HOT BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Gadis nakal
Popularitas:468
Nilai: 5
Nama Author: Mian Darika

jatuh cinta dengan pria seumuran itu adalah hal yang sudah biasa bukan?, namun bagaimana jika perasaan itu malah tertuju pada seorang pria dewasa yang seumuran dengan ayahnya?.

"hot, seksi, dan menggetarkan." gumam gadis beseragam SMA menatap tak berkedip pada tubuh tegap di depannya.

"Dasar gadis gila, menyingkirlah." penolakan terjadi, namun apakah gadis SMA itu menyerah?. ck, tentu saja tidak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mian Darika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Flor masih terlihat syok, bahkan sampai mereka semua sudah keluar dari dalam toilet tersebut.

Saat ini, flor dan kedua sahabatnya serta ranov sedang berada di kafetaria sekolah, mereka sedang menyantap makan siang yang hangat di saat musim dingin belum berakhir.

"Oh ya flor, bukan kah kakek mu sedang berada di paris? Aku tak sengaja mendengar hal itu dari ayah ku. Dan ku dengar juga, saat dia di sana kau akan di jaga oleh asisten kakek mu yang tampan itu, benar kan?." Celetuk daisy, yang memang beberapa kali pernah bertemu dengan stanley secara langsung saat pria itu sedang mengantar flor ke sekolah. Namun dari jarak yang lumayan jauh, tapi entah bagaimana kedua mata daisy begitu tajam sampai mengetahui jika stanley memang lah sosok pria yang sangat tampan.

Sewaktu smp, teman teman flor hanya bisa melihat stanley dari jarak jauh, karna memang pria itu tidak pernah turun dari mobil saat mengantar nona muda nya ke sekolah. Namun saat acara kelulusan, di situ lah mereka bisa melihat sosok stanley secara dekat, dan tentu saja stanley memang lah setampan itu.

Dan untuk salah satu dari ketiga gadis tersebut, awalnya remika si gadis centil itu tidak berada di SMA yang sama dengan flor dan juga daisy. Namun entah karna apa alasannya, 4 hari yang lalu remika tiba tiba saja pindah ke sekolah mereka dengan mengata kan jika di sekolah yang sebelumnya dia tidak begitu nyaman saat berada di sana, apa lagi teman teman sekelasnya juga tidak ada yang berasal dari sekolahnya yang dulu.

"Ya, kau benar. Kakek ku sedang menikmati musim dinginnya di sana, dan mungkin setelah musim dingin ini berakhir, ku rasa dia akan segera kembali." Jawab flor sembari sesekali melirik kesal ke arah remika yang begitu mengetahui jika ucapan daisy barusan membuat flor merasa terganggu.

"Oh ya, flor. Aku juga pernah mendengar obrolan ayah ku dan teman temannya, di mana di dalam obrolan itu mereka mengata kan jika paman stanley akan segera bertunangan."

Ukhuk....ukhukkk.....ukhuk...

Tiba tiba saja flor langsung tersedak kuah sup yang ia santap begitu mendengar ucapan daisy yang cukup membuatnya kaget mengenai stanley yang apa tadi? Bertunangan? Oh yang benar saja, itu pasti hanya lah rumor tak berdasar atau mungkin hanya lah sebuah candaan yang di lontar kan para pria teman teman dari ayah daisy tersebut.

Ranov yang sejak tadi juga tengah fokus pada makanannya, dengan cepat mengambil kan tisu untuk gadis pujaannya. Dan hal itu terlihat berlebihan di mata daisy, apa lagi ranov juga ikut menyeka sudut bibir flor yang terkena kuah.

"Benar kah itu? Apa kau yakin, ku rasa teman teman ayah mu itu hanya sedang bergurau saja sayang ku, bukan kah begitu flor?." Celetuk remika, memberi kan reaksi dan komentarnya.

"Ya, aku setuju. Ku rasa apa yang mika kata kan adalah hal yang masuk akal, sebab jika memang daddy ku akan bertunangan, sudah pasti aku akan mengetahuinya lebih dulu." Kata flor tidak ingin berburuk sangka, dan mencoba melupa kan hal apa yang daisy kata kan beberapa saat yang lalu.

Terlebih selama ini, flor belum pernah melihat atau pun mendengar jika stanley memiliki seorang kekasih.

Dan entah kenapa, flor mulai cemas.

Sedang kan itu di perusahaan milik tuan gordon, kini stanley tengah kedatangan tamu seorang paruh baya yang ke mana pun akan selalu membawa kucing peliharaannya. Kucing yang memiliki bulu lebat dan sangat putih, kucing betina yang membuat stanley harus menahan kekesalan karna tingkahnya yang sangat aktif.

Hampir 30 menit berlalu, mereka berdua belum selesai dengan obrolannya.

"Jadi bagaiamana? Bukan kah sudah bisa di pasti kan jika kau akan pulang akhir pekan ini." Kata wanita itu, sembari berbicara terus menerus dan seakan akan tidak perduli jika kucing peliharaannya itu sudah berhasil membuat ruangan stanley menjadi betantakan.

Stanley melirik. "Aku tidak bisa janji, lagi pula aku di sini memiliki tanggung jawab penuh untuk perusahaan di saat tuan gordon tidak ada. Di tambah cucu tuan gordon juga harus aku jaga, sampai kakeknya kembali nanti." Jawab stanley datar, dengan sesekali membalik halaman dokumen yang ada di tangannya.

Dan jawaban itu, tentu saja membuat paruh baya tersebut berdecih tidak suka saat mendengarnya. "Kau sangat keras kepala ley, bagaimana bisa kau masih begitu acuh dengan acara ini. Kau tau sendiri bukan, jika hampir 7 tahun lamanya medy begitu setia menunggu mu. Dan sekarang, kau malah berkata seperti itu, seakan akan acara ini tidak berarti apa apa bagi mu." Paruh baya itu kesal, sekaligus marah dan tak menyangka pada putra sulungnya ini.

Di mana akhir pekan nanti acara yang sudah di siap kan dari jauh jauh hari akan di laksana kan, namun lihat lah saat ibu nya bertanya tentang kedatangan stanley ke acara itu. Laki laki tersebut malah memberi kan rreaksi yang seolah olah ia hanya akan jadi tamu di acara tersebut, padahal nyatanya stanley lah yang akan menjadi salah satu bintang utamanya.

Tak berselang lama dari ituz terdengar suara handle pintu yang terbuka dengan cepat, membuat ibu dan anak yang berada di ruangan itu pun langsung menoleh ke arah pintu.

Suara langkah kaki terburu buru langsung masuk begitu saja, dan...

"Daddy, aku pulang."

Cup...

Satu kecupan langsung mendarat di pipi stanley begitu saja, bahkan flor sendiri langsung duduk di pinggiran sofa yang sedang di duduki oleh stanley.

Dan pemandangan itu, tentu saja berhasil membuat kedua mata nyonya zelita melotot syok tak percaya.

"Siapa kau? Berani sekali masuk ke ruangan ini tanpa permisi, dan apa tadi, benar benar tidak sopan." Komentarnya, membuat bibir flor langsung cemberut.

Namun mengingat obrolan yang tidak sengaja ia dengar, flor merubah ekspresinya dan kembali terlihat acuh pada wanita tua di samping daddy nya ini.

"Dad? Apa kah pekerjaan mu masih banyak, aku ingin ke suatu tempat dan aku ingin kau yang menemani ku." Ungkapnya, tak menjawab pertanyaan dari nyonya zelita.

"Oh astaga, kebenaran apa ini ley? Kau memiliki anak? Kau selama ini diam diam menghamil gadis dan melahir kan seorang putri yang sebesar ini."

"Bu, dia florencia. Dia adalah cucu tuan gordon yang aku maksud, dan tentu saja ucapan ibu tadi tidak lah benar." Sela stanley, tidak ingin membuat keadaan semakin kacau.

"What?." Nyonya zelita menganga tidak percaya, sebab yang ada di pikirannya. Cucu dari tuan gordon yang katanya  berusia 16 akan terlihat manis, namun yang ia lihat saat ini adalah sosok gadis yang seperti berusia 20 tahun, walau pun memiliki paras yang nyaris sempurna.

"Dasar nenek tua, apa yang sedang dia pikir kan saat ini. Mengapa dia terlihat kaget seperti itu, apa kah sekarang dia sedang mengolok ku?." Batin flor melihat raut wajah nyonya zelita yang mengarah padanya.

Flor kesal, sangat kesal. Bagaimana bisa wanita tua di depannya ini memiliki lidah setajam duri kaktus, padahal ia sudah bersikap ramah dengan tersenyum pada orang asing yang baru ia temui, dan lihat lah tanggapan nenek tua ini. Flor malah di cap sebagai gadis yang tak memiliki sopan santun hanya karna mengecup sayang pipi daddy nya, 'akh menyebal kan sekali' pikir flor.

Raut wajah flor yang semula datar, kini sedikit mencair lalu turun dari atas sofa yang ia duduki karna tidak ingin memiliki citra buruk di depan calon ibu mertuanya.

"Halo oma, perkenal kan aku florencia cucu dari kakek gordon. Oma bisa panggil aku flor, atau mungkin menantu?." Celetuk flor pada nyonya zelita, sembari memaksa untuk berjabat tangan dengan wanita paruh baya itu.

Dan tentu saja ucapan flor yang terakhir itu hanya bisa dia ucap kan dalam hati, karna belum percaya diri untuk mengata kan langsung dengan keras.

"Oma? Kau memanggil ku oma, apa kau pikir aku sudah setua itu ha? Apa kau kira aku ini seumuruan dengan kakek mu." Mata nyonya zelita melotot, merasa tak terima jika di panggil oma. Sebab selama ini belum ada yang memanggilnya dengan panggilan itu, baru kali ini, dan dia adalah gadis remaja berusia 16 tahun.

"Ah maksud ku bibi, aku tidak bermaksud untuk menyama kan usia mu dengan kakek ku. Hanya saja aku ingin akrab dengan mu, karna bagaimana pun kau adalah ibu dari daddy ku, itu lah sebabnya aku memanggil mu dengan sebutan oma." Flor menggigit bibirnya cukup takut, sebab nyonya zelita memiliki mata bulat yang cukup besar apa lagi saat melotot.

"Sudah lah bu, biar kan saja dia. Dia masih kecil, jadi wajar saja jika dia seperti itu." Sela stanley, tidak ingin mendengar kan perdebatan di saat sedang bekerja seperti ini.

Berdecak. "Ya, salam kenal nona. Aku benar benar tak menyangka jika kau akan sebesar ini, ah maksud ku kau terlihat dewasa dari usia mu." Kata nyonya zelita sudah bisa mengontrol rasa kesal sekaligus keterkejutannya yang sesaat tadi sempat menghampiri, ia juga menyindir atau mungkin memuji bentuk tubuh flor yang terlihat berbeda dari usianya.

Bukan wajah flor yang terlihat tua dari usianya, melain kan bentuk tubuhnya yang terlihat berisi di beberapa bagian dan itu sebenarnya belum sebesar itu jika di ukur dari usianya. Namun bagaimana caranya flor bisa memiliki itu semua dengan cepat?, di tambah tinggi badannya yang tak begitu tinggi sehingga membuatnya tampak terlihat seperti seorang peri.

Tinker bell?. Ah itu dia, itu karakter peri yang bisa mendeskripsi kan seorang florencia apa lagi jika ia memakai dress ketatnya. Namun walau pun begitu, flor juga tidak mau di kata kan sebagai gadis yang menggemas kan karna wajah dan juga tubuh kecilnya. Ia lebih suka dengan julukan gadis seksi yang imut, karna menurutnya itu lebih baik.

"Oh iya, mengapa kau memanggil putra ku dengan sebutan daddy? Bukan kah kau tau jika dia bukan lah daddy mu." Kata nyonya zelita yang sedikit tak suka jika putranya di panggil seperti itu oleh gadis remaja ini.

Karna jika boleh jujur, flor dan stanley tidak terlihat seperti ayah dan putrinya. Mereka bedua lebih cocok sebagai pasangan, yang entah itu adik kakak atau mungkin pasangan kekasih.

Mendengar itu, flor menoleh ke arah stanley yang hanya meliriknya sekilas membuat flor menghela nafas karna sudah pasti dia sendiri lah yang akan menjelas kan alasannya pada nyonya zelika, bukan daddy nya yang tampan itu.

"Hm, aku punya alasan itu bibi. Aku melihat daddy northon pada diri putra mu, dia terlihat mirip daddy kandung ku yang tidak bisa lagi aku temui secara langsung. Maka dari itu sejak pertama kali aku melihatnya, aku memutus kan untuk memanggilnya dengan sebutan daddy, dan putra mu juga tidak keberatan untuk itu." Kata flor, sembari melirik stanley dengan senyum tipisnya.

Beberapa jam kemudian, flor dan stanley sudah sampai di mansion. Dan bukan hanya mereka berdua saja yang tiba, melain kan nyonya zelita yang juga ikut ke sana karna ingin menginap sebelum pulang ke leesbrug.

Wanita paruh baya itu sudah lama tidak berkunjung ke kediaman tuan gordon, di karna kan stanley yang memang melarangnya dengan alasan tidak ingin di kunjungi seperti seorang bocah. Hal itu itu pun yang menjadi alasan nyonya zelita sering kesal pada putra sulungnya tersebut, padahal sebagai seorang ibu ia sangat ingin mengunjungi putranya itu sesering mungkin.

"Istirahat lah bu, aku juga akan beristirahat." Kata stanley setelah mempersilah kan ibu nya untuk masuk ke dalam kamar yang berada di samping kamar florencia.

"Hm, baik lah nak. Semoga tidur mu nyenyak, ibu akan sangat lega jika kau bisa menjaga waktu istirahat mu." Ucap nyonya zelita lembut, lalu mulai menutup pintu kamar itu membuat stanley dengan perlahan mulai melangkah menjauh.

Di kamar, nyonya zelita menghela nafas panjang. Mengingat bagaimana keras kepalanya sosok stanley ini, bahkan untuk acara penting pun ia masih berpikir untuk menghadirinya.

Stanley berjalan ke arah ruangan yang berada di ujung lorong, ruangan yang nyatanya bukan lah kamar tidurnya melain kan ruangan tempatnya bekerja untuk memeriksa beberapa dokumen yang sudah di percaya kan oleh tuan gordon ke padanya.

Pintu di buka, lalu di tutup kembali namun lupa untuk di kunci. Membuat gadis yang sedari tadi mengikutinya secara diam diam juga ikut masuk, membuat langkah stanley terhenti karna cukup peka dengan hal itu.

Grepp....

Sebuah tangan kecil melingkar di pinggang stanley, membuat sang empu langsung memghela nafas kasar di buatnya.

"Aku sedang lelah nona, jadi bisa kah kau sehari saja tidak mengganggu ku?." Tekan stanley, yang tau betul siapa sosok di belakangnya saat ini.

"Sebentar saja dad, please.!!" Ucap flor dengan suara manja, sembari mengerat kan pelukannya pada tubuh kokoh stanley, yang sesekali dengan sengaja menghirup dalam aroma khas pria matang itu.

"Kau hangat dad." Bisik florencia, sedikit lirih namun masih bisa di dengar oleh stanley.

'Shit.....dasar tupai sialan.'

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!