NovelToon NovelToon
JURUS-JURUS TERLARANG

JURUS-JURUS TERLARANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan / Penyelamat
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

Dimana masih ada konsep pemenang, maka orang yang dikalahkan tetap ada.

SAKA AKSARA -- dalam mengemban 'Jurus-Jurus Terlarang', penumpas bathil dan kesombongan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKSARA 27

Tertangkapnya Yordan sebagai pelaku pembunuhan Gege Wangsa tidak digemparkan, baik dari media maupun seantero Arjuna Palas.

Status anak itu sudah resmi terdakwa sekarang.

Para dewan sekolah sepakat bungkam. Anak-anak murid termasuk orang tua mereka tidak boleh tahu. Sekolah harus tetap tenang. Kasus Gege Wangsa akan diurus hukum secara silent.

Selain itu, semua juga demi masa depan Yordan lepas dari penjara nanti. Orang tuanya meminta demikian dengan permohonan yang sangat.

Reka adegan di sekolah dilakukan secara tertutup di waktu libur dengan keamanan ketat, polisi juga datang menggunakan mobil pribadi untuk menyamarkan pandangan sekitar.

Satu kali Saka dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan, juga Akmal Nugraha dan Gendhis Wangi. Ketiganya juga dituntut diam oleh pihak sekolah, jika tidak bisa menjaga, ada konsekuensi yang akan diterima nantinya.

Saka tetap tidak melibatkan Aryani. Ibunya tetap tak boleh merasakan cemas lagi karena dirinya.

Sidang terakhir sudah dilakukan dan Yordan resmi ditahan dengan total tahun hukuman setengah banyaknya hukuman orang dewasa.

Gendhis menerima lapang. Setidaknya hukum tidak lagi dicacatkan atas kembarannya meski yang dia inginkan, tentu saja Yordan mendapat hukuman maksimal.

Saka kembali ke sekolah mana biasa. Pulang pergi menggunakan angkot. Dia menolak saat Aryani mau mengantar lagi seperti dulu setelah motornya resmi menjadi bangkai.

Mengatakan, "Gak usah, Ma. Kasian Mama kalo harus hilir mudik anter Saka terus balik arah lagi, arah sekolah sama tepat kerja Mama kan berlawanan. Jadi Saka naik angkot aja."

Aryani terpaksa setuju meski hatinya mencelus perih.

Malam hari, Saka mulai serius mempelajari jurus-jurus dalam buku usang yang diwariskan Faaz Wardhani. Dibaca di dalam kamar, lalu dipraktekkan di luar rumah. Satu per satu bagian secara serius.

Tempatnya di lapangan belakang sekolah madrasah dua ratus meter dari rumah. Berdiri di satu sisi lapangan itu sebuah pohon pala rindang dengan batang besar yang bisa Saka gunakan untuk gelantungan melatih otot-ototnya, lalu berlari mengelilingi lapangan dengan puluh kali putaran.

Meski tanpa gym, tubuh Saka sudah terbentuk bagus. Dia punya barbel sendiri dan senang berolahraga.

Semua beladiri di pelajari sejak SD bahkan ayahnyaーNaja Aksara adalah seorang guru silat di daerahnya. Karena itu saat kenal Faaz di kampung Jenggala, Saka merasa bertemu dengan sosok ayahnya lagi yang pamit lebih dulu dari dunia karena sebuah kecelakaan.

***

Esok hari dan esoknya lagi di sekolah.

Masih di dalam kelas saat jam istirahat. Saka menghampir meja Jono yang ada di baris depan.

"Jon, Baim kemana, sih? Kok gak masuk-masuk udah dua hari?" tanyanya.

Jono yang masih sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas menjawab, "Gak tahu, Sak. Nomornya gak aktif kayaknya."

"Iya, gua chat juga cuma centang satu mulu," timpal Saka sembari melihat ke layar ponsel.

"Gimana kalo kita ke rumahnya aja, Sak?!" Jono melontar ide dengan semangat sambil mendongak ke wajah Saka.

Saka balas menatapnya lalu berpikir sebentar dan .... "Oke deh," katanya setuju.

Jono girang. "Sip, meluncur!" Tapi kemudian dia tercenung dan bingung. "Tapi, Sak ... emang lu tau rumahnya di mana?"

Saka malah sok mikir lagi, lalu menggeleng. "Kagak, Jon."

"Si kampret! Terus gimana?"

"Elah. Pusing-pusing amat. Ayo ke kantor guru!"

Siang harinya lepas pulang sekolah, setelah mengantongi alamat Ibrahim dari informasi ruang guru, Saka dan Jono melejit ke sana.

Dengan motor satria Jono, mereka sampai lebih cepat dari angkot yang biasa dinaiki Ibrahim.

"Menurut catatan, alamatnya ini, Jon," kata Saka. Keduanya berdiri di sebuah rumah sederhana dengan teras tanpa keramik. Posisinya dibelakangi satu rumah besar dua lantai, berdempetan dengan satu rumah lain yang sepertinya tak berpenghuni, tidak ada gorden dan dalamnya kosong melompong.

Saka mengamati sebentar rumah di hadapannyaーrumah Baim.

Tembok dinding sudah banyak yang mengelupas, langit-langit yang terbuat dari triplek sudah nampak rapuh. Beberapa bagian menghitam karena bocor di saat hujan. Ada kandang ayam di samping yang melongo satu pintunya.

"Assalamu'alaikuuum!" Jono berseru salam.

Saka melakukan hal serupa sekali saja. "Assalamu'alaikum!"

Tepat saat Jono akan mengulang ketiga kali. "Asー"

KLEK!

Pintu terbuka.

Menyembulkan sosok seorang ibu paruh baya berkerudung bergo jersey berwarna coklat. "Wa'alaikum salam," balasnya setelah sekilas menelisik dua remaja itu.

"Umm, Bu. Maaf, ini rumah Ibrahim kan, Bu?" tanya Saka sopan.

"Iya, benar. Kalianー"

"Kami teman Baim, Bu!" Jono langsung menyambar, gegas maju untuk menyalami ibu berwajah sayu itu. Saka melakukan hal serupa setelahnya.

"Baimnya ada 'kan, Bu?" tanya Saka lagi. "Udah dua hari gak masuk sekolah, gak ada kabar juga. Apa Baim sakit, Bu?"

Untuk sekian saat, ibu itu terdiam di wajah Saka. "Umm ...."

Saka bisa melihat kebingungan di sana, tapi dia merasa tak enak untuk bertanya.

"Baimー"

"Siapa sih, Bu?!"

Seorang pria datang dari dalam rumahーbapaknya Ibrahim, memotong kalimat istrinya.

"Anu, Pak. Ini ... temen-temennya Baim dari sekolah," kata Ibu Baim memberitahu suaminya.

Mata bapak itu menelisik Saka dan Jono dengan tatapan yang kurang bersahabat.

"Baimnya gak ada! Kalian pulang aja!"

Jono melebarkan mata dan Saka sedikit terkejut dengan jawaban lelaki tua yang hanya bersarung itu.

"Pak!" Ibu Baim menegur. Tak suka dengan nada bicara suaminya.

"Maaf, Pak. Memang Baimnya kemana?" tanya Saka, mencoba dulu walau dia tak yakin dengan raut yang panas si bapak-bapak.

"Kalian gak perlu tau! Yang jelas Baim gak ada di rumah. Pulang sana!"

Jono bergeser ke balik punggung Saka lalu berbisik, "Udah, pulang aja yuk, Sak. Ngeri gua."

Saka mengangguk tipis saja. "Ya udah Pak, Bu. Gak apa kalo Baimnya gak ada, kami pamit. Assalamuー"

"Sa ... ka! Jono!"

Dua anak itu sontak berbalik badan dan terkejut. "IM!"

Mata Ibrahim nyalak dalam sekian detik mendapati dua anak itu sungguh adalah Saka dan Jono. Perlahan, dia menurunkan pikulan dagangannya dengan wajah merunduk malu.

Sementara Saka mulai merasakan aneh dalam dadanya, sebuah perasaan campuran antara bingung, miris juga kasihan.

Dua gerobak yang dipikul Baim ditatapnya sembari menelan ludah.

Bakso cuanki.

Ibrahim tidak sekolah karena sibuk berjualan keliling.

Pun dengan Jonathan Hanggono alias Jono yang juga merasakan sama seperti Saka. Dengan suara kaku dia bertanya, "Im ... lu jualan?"

Tapi yang menjawab, " IYA! BAIM JUALAN! BAIM GAK KAYA RAYA SEPERTI KALIAN! JADI MENDINGAN KALIAN PULANG!"

"BAPAK!" Ibrahim meneriaki bapaknya.

Saka dan Jono terentak sampai mundur karena terkejut.

"Pak! Bapak ini kenapa?" Ibunya mengambil peran. "Anak-anak itu cuma mau ketemu Baim. Kenapa Bapak sampe teriak-teriak?! Mending kita masuk, biarin Baim bicara sama temen-temennya!"

Dengan wajah berang, pria tua itu masuk ke dalam rumah dorongan istrinya. "Mereka pasti mau maksa Baim supaya sekolah lagi!"

"Sudah, sudah. Masuk aja!"

Sisa tiga anak itu di halaman rumah setelah pintu tertutup.

Saka dan Jono saling beradu pandang, lalu ....

"Im, maaf kalo kita ganggu lu sama keluarga," kata Saka, maju mewakili Jono.

Tidak membalas ucapan Saka, Ibrahim malah mengajak, "Ikut gua! Kita ngobrol di tempat lain!"

1
chaa
semangat thorr💪
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: 𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝, 𝙆𝙖𝙠 𝘾𝙝𝙖𝙖!/Heart/
𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙨𝙪𝙥𝙥𝙤𝙧𝙩-𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙞𝙣𝙞. 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞 𝙇𝙚𝙚 𝙂𝙪𝙣, 𝙓𝙖𝙫𝙞𝙚𝙧 𝘽𝙡𝙤𝙤𝙙, 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙙𝙞𝙧 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙤𝙧𝙤𝙣𝙜 𝙎𝙖𝙠𝙖 𝘼𝙠𝙨𝙖𝙧𝙖, 𝙞𝙩𝙪 𝙬𝙤𝙬 𝙗𝙖𝙣𝙜𝙚𝙩 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙖𝙠𝙪--𝙥𝙚𝙣𝙪𝙡𝙞𝙨 𝙮𝙜 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙥𝙖2 𝙞𝙣𝙞.
𝙇𝙤𝙫𝙚𝙮𝙤𝙪, 𝙠𝙖𝙠. 𝙎𝙚𝙝𝙖𝙩 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙮𝙖 ....
total 1 replies
Alaz Boy
dadang temen gw yang rambutnya kayak kawat😄
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: wkwkwk! Bisa dipake tusuk sate dong, Kak?!
total 1 replies
Batsa Pamungkas Surya
gak semudah itu grayon ferguson
Batsa Pamungkas Surya: gank monster gk pernah di pake saka
total 2 replies
Batsa Pamungkas Surya
jos gandoooos
Machan
asyik, jadi kawin, eh nikah👏👏

sorry ya, gua langsung pake jurus melompat kodok, ketinggalan jauh soalnya✌️😘😁
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Ra popo dah.
Kagk dibaca juga kgk ngapa2 gua mah🤣
total 1 replies
Machan
pantes klo disebut bocah edan, suka bikin orang jadi gila lu, bang🤣
Machan: padahal gua ngarep jadi gila biar lu nikahin gua/Tongue/
total 2 replies
Machan
gua bayangin ni muka bocah pas dongak🤣
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Jangan bilang mirip ubur-ubur?🤣
total 1 replies
Machan
betul itu, ayo lanjut saka👍 aku padamu lah pokoknya
Machan
🤣🤣🤣
Machan
tapi gak sampe disemutin dong, Sak
Machan
biasa lah
Machan
dasar lu, tong.
Machan
Gendhis gadis baik🥺
Machan
bener kata Gendhis, tar mereka makin heboh dong
Machan
kalo depan mata, gua jambak nih
Machan
tiang listrik kali ah, tegak merdeka
Machan
😱😱 langsung kudu nikah?? padahal gak ngapa"in juga kan, pak RT
Machan
astoge, digrebek😱
Machan
othornya gak sabar nih bikin Gendhis klepek"
Machan
anjay, romantis bat lu, tong.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!