NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Adik Ipar

Menikahi Calon Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Naifa, gadis berusia 18 tahun terjebak di sebuah pernikahan yang seharusnya diatur untuk sang kakak. Namun, ternyata sang suami adalah orang yang pernah menolongnya. Apakah Naifa bisa melewati kehidupan pernikahan di usia mudanya dan menjadi istri yang baik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obrolan Kecil

Bian yang baru selesai meeting dengan para karyawan, tersadar jika cuaca di luar sedang hujan lebat. Dia yang sengaja mengubah handphonenya ke mode silent, baru teringat pada istrinya. Melihat beberapa pesan yang dikirimkan sang istri, membuatnya segera bergegas meninggalkan kantor.

"Hei, mau kemana dirimu. Ini dokumen hasil meeting tadi, emang gak mau di lihat dulu?" Tanya Dani yang aneh melihat temannya buru-buru seperti di kejar hantu.

"Gue pulang duluan yah, ada hal penting yang harus gue lakukan. Simpan aja dokumennya di meja, besok gue periksa."

Bian pun segera berjalan ke luar kantornya, para staff yang melihatnya merasa tak biasa karena Bian tak pernah pulang secepat ini. Begitu pula Sofia, dia melihat atasannya kini begitu banyak perubahan.

Bian segera mengendarai mobilnya dengan cepat, dia tahu jika Naifa masih menunggunya di sekolah. Walau jaraknya lumayan dekat, dia tetap tak tenang dan takut jika terjadi sesuatu pada sang istri.

Pria itupun memasukkan mobilnya ke dalam gerbang sekolah, dan mencari kantin dekat parkiran yang di maksud Naifa. Bian menemukan kantinnya, namun melihat hal yang tak ingin dia lihat. Gadis itu tengah berbicara dengan seorang pria muda berkacamata yang memakai pakaian dinasnya. Melihat mereka yang terlihat akrab, membuat hati Bian panas.

"Apa jangan-jangan itu Wisnu?" gumam Bian dalam hati.

Bian segera keluar dan membuka payungnya, berjalan mendekat ke arah kantin itu.

"Naifa," Bian memanggil sang istri dengan suara lembutnya, lalu kedua orang yang sedang mengobrol itu pun menoleh pada sumber suara.

"Kak Bian," Naifa pun segera berlari menghampiri suaminya. Entah kenapa dia begitu senang melihat sang suami menjemputnya.

Naifa pun berpamitan pada Wisnu, dan memberikan powerbank yang di pinjamnya. Lalu mengikuti sang suami masuk ke dalam mobilnya.

Di dalam mobil, Bian yang penasaran segera bertanya pria yang menemani istrinya di kantin tadi.

"Yang tadi duduk sama kamu di kantin, itu siapa?"

"Oh, itu Pak Wisnu. Guru matematika," jawab Naifa santai.

"Dia masih muda yah, sepertinya lebih muda dari saya."

"Iya, memang umurnya baru 23 tahun. Dia di terima jadi guru honorer disini menggantikan guru sebelumnya yang pensiun."

"Ternyata Naifa tahu banyak, apa jangan-jangan mereka memang sedekat itu. Apalagi saat dia mengigau, dan mengatakan pria itu pernah menembaknya. Tapi, cara dia menatap Naifa memang berbeda," batin Bian terus berkecamuk. Apalagi setelah melihat bagaimana rupa dari pria bernama Wisnu, membuatnya was-was. Dia takut jika sang istri lama-lama tertarik pada Wisnu.

"Jadi dia guru honorer? Saya kira dia sudah jadi PNS."

Naifa menganggukan kepalanya, Bian merasa lega setidaknya pria itu pasti masih jauh memikirkan hubungan ke arah serius. Dia hanya takut jika Naifa menjadi incarannya.

"Iya, soalnya cita-cita beliau jadi guru dan baru daftar CPNS tahun ini. Sebenarnya ayahnya mau beliau kelola sawah keluarganya yang luasnya 3 hektar."

"Kenapa istri bisa tahu?"

Naifa yang terlalu banyak bicara, tersadar jika dia sedang bicara dengan suaminya. Dia bingung menjelaskannya, atau mungkin jujur lebih baik.

"Sebenarnya, Naifa sempat dekat sama Pak Wisnu. Dan dia juga... "

Tak sempat melanjutkan pembicaraannya, Bian menghentikan mobilnya dan mengecup bibir sang istri. Naifa merasa bingung, ini pertama kali baginya merasakan sensasi yang berbeda. Tak pernah terbayangkan jika dia akan merasakan ciuman pertamanya di usia 18 tahun.

"Maaf, saya terlalu banyak bertanya. Tapi saya sendiri yang tak sanggup mendengarnya," ucap Bian sambil memegang kedua pipi sang istri.

***

Malam itu, Bian memasak makan malam untuk sang istri. Dia merasa bersalah karena membiarkan Naifa menunggunya di sekolah dan harus berakhir menjadi kecemburuan baginya kala melihat istrinya bersama pria lain.

"Padahal aku juga bisa masak kak, kenapa harus kak Bian yang repot?" Naifa yang merasa tak enak melihat suaminya memasak terus memaksanya untuk membantu. Bian hanya tersenyum, sambil menghidangkan masakannya di atas piring sudah di sediakan.

"Maaf yah kalau rasanya kurang micin, soalnya Kare Jepang ini resep otentik dari sana."

Naifa dengan semangat mencicipi masakan suaminya, karena biasanya mereka makan malam dengan menu yang di pesan di restoran.

"Hmm, enak. Lagi pula aku gak tahu makanan Jepang otentik seperti apa, jadi menurutku masakan Kak Bian ini sangat enak."

Bian merasa senang dengan pujian sang istri, dia begitu bersemangat sampai mencuci piring kotor bekas makan malam mereka.

Tak lama, keduanya sudah berbaring di atas kasur yang sama. Anehnya, malam ini begitu membuat mereka sulit tertidur. Lalu, Bian pun mencari cara mencairkan suasana dengan keadaan kamar yang gelap.

"Istri, sebenarnya alasan kamu menerima pernikahan ini apa? Mungkin kamu bosan dengan pertanyaan ini, tapi rasanya alasan yang kemarin masih kurang." Pertanyaan Bian membuat Naifa gugup, sebenarnya ada alasan lain kenapa dia memilih setuju menggantikan Sofia.

"Sebenarnya, saya takut kalau Kak Bian harus menanggung malu karena ulah Kak Sofia. Kak Bian orang yang sangat baik dan tak pantas diperlakukan seperti itu."

Bian belum puas mendengar jawaban istrinya, sementara dia sangat takut jika Naifa sebenarnya menyesal telah menikah dengannya. Di matanya, dia masih anak remaja SMA yang memiliki harapan besar, yang pastinya sukses dalam pendidikan ataupun percintaan.

"Tapi, kamu pasti punya harapan selain dari pernikahan yang kamu jalani sekarang kan?"

Naifa terdiam, banyak sekali harapannya termasuk menikah dengan pria yang dicintainya. Namun, dia pun tak pernah mau berlebihan dalam merasakan cinta pada pria manapun yang belum jelas hubungan kedepannya seperti apa. Dia hanya tak menyangka jika akan menikah di usia yang masih belia.

"Aku gak pernah pacaran kak, jadi gak pernah berekspektasi apapun. Ya aku terima pernikahan ini sebagai mana mestinya. Walau awalnya aku agak kikuk dan menyebalkan pada kakak. Tapi kakak sangat baik, seperti dulu."

"Hmm begitu yah, kamu gak penasaran dengan alasan saya yang juga mau menerima kamu jadi istri saya?" Tanya Bian pada Naifa.

"Aku sangat penasaran kak, tapi aku tak enak hati untuk bertanya."

"Sebenarnya saya sangat senang waktu abi kamu bilang kamu yang akan jadi istri saya."

Sontak saja perkataan Bian membuat Naifa takut, apa mungkin jika suaminya menyukai anak-anak seperti dirinya.

"Jangan berfikiran jelek dulu. Saya awalnya juga menentang pernikahan ini. Waktu papa bilang kalau anak dari Pak Wahid yang akan jadi calon istri saya. Tapi begitu melihat Sofia di kantor, hati saya lumayan luluh. Dia baik, bahkan sering ngasih saya makan siang. Saya merasa yakin kalau dia pasti akan senang jika hari H pernikahan dia tahu sayalah calon suaminya. Tapi ternyata sifatnya tak berubah sejak dulu, mungkin dia mengira saya masih seperti dulu, gendut dan juga plontos. Tadinya saya mau ngasih kejutan, malah saya yang terkejut. Tapi setelah abi kamu bilang kalau kamu setuju, saya sangat senang karena kamu masih sebaik itu. Kamu gak mandang fisik saya, ataupun jabatan saya. Walaupun awalnya kamu ngira saya om-om genit."

Naifa tersenyum getir mendengar pengakuan Bian, dia ternyata sempat menyukai kakaknya. Andaikan kakaknya tahu jika Bian sudah setampan ini, bisa saja Sofia yang akan menjadi istri dari suaminya.

"Tapi ada hal lain juga yang membuat aku mau jadi pengganti Kak Sofia."

Ucapan Naifa membuat Bian penasaran, dia melihat wajah istrinya yang begitu serius.

"Apa itu?"

1
tse
3 buaya sedang mereberutkan 1 kelinci manis....
Bina gelisa karna 2 buaya ganguin Naifa
sedangkan Naifa gelisah karna sofia belum tau kalo Naif sudah memikah sama Bian...
piye iki... makin seru
tse
wow...ternyata sofia itu karyawannya Bian...tapi masa dia ga ngenalin mukanya ya...apa bener2 jauh perbedaannya dulu dan sekarang ya sampai sofia ataupun Bina ga saling kenal...
kira2 apa yang akn di lakukan sofia ya kalo tau Naifa yang menggnatikan posisi dia jadi istrinya Bian....
masa pelakornya kaka kandung sediri
Fitri Widia: soalnya dulu Sofia ga merhatiin wajah Bian remaja, katanya jelek cuma karena Bian gendut.
wait and see ya. terimakasih supportnya 🥰
total 1 replies
tse
oh berarti sofia ga tau ya kalo ifa yang gantiin dia menikah sama Bian...
gimana jadinya yah...
tse
wah Bian keluar tanduknya tuh fia masa kamu ga liat sih....
maklum sih masih bocil....
kalea rizuky
makanya suami di jaga jangan kek bocah lu kudu lah ngerti suami dewasa ya sikapnya dewasa dikit neng qm. bukan anak smp
kalea rizuky
terlalu kekanakan
kalea rizuky
panas/Angry//Drool/
Fitri Widia
Mohon dukung karya pertama saya, beri saran dan koreksi agar saya lebih baik lagi dalam menulis karya ini. Terima kasih 😘💕
Miu Nih.: siap mah kalo dukung. yg penting jangan patah semangat yaa... buat aja novel sesuai karakter/ ciri kita masing2... nanti sambil jalan bakal berkembang lebih maju...

cemungudt author baru ❤🌹
Fitri Widia: Terima kasih sarannya, jujur saya masih amatir. Mohon dukung yah supaya saya bisa menyajikan cerita yang lebih baik lagi. Kalau konflik pasti ada sih, tapi rahasia 🤫
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!