Cinta Angkasa

                      Setelah Bima dan Bintang selesai mengobrol, Bintang langsung teringat tentang masalah Ditya dan Sasa. Bintang pun menanyakan soal percakapan Sasa dengan Ditya waktu di kafe, tepat saat Sasa mengatakan cara yang lebih kejam.

"Dek, maksud kamu cara yang lebih kejam itu apa ya?" Tanya Bintang sambil menunjukkan rekaman CCTV.

"Ada aja.."

"Dek.."

"Kenapa sih kalian harus sampai sekepo ini?!"

"Bukan kepo dek, kami cuma ingin mengetahui kebenaran!"

"Sama aja!!"

"Masih beruntung kami yang minta pernyataan dari kamu, jangan sampai nanti polisi yang minta pernyataan dari kamu!"

"HAH?! Maksud kakak aku mau dipenjarakan?!!"

"Kalau sampai kamu tidak menjawab pertanyaan dari kakak.."

"Udah ah! Sasa mau makan di kamar!"

"EH! DEK!!! DEK!!!"

Bintang pun mengetuk pintu kamar Sasa yang terkunci dari dalam.

"Dek, dek!!" Kata Bintang yang menunggu jawaban dari Sasa namun tidak direspon sama sekali.

"Yaudah deh, kalau kamu masih minta waktu. Kakak berikan, tapi jangan terlalu lama. Kasihan mereka menunggu jawaban dari kamu.."

Bintang pun melihat chat dari Satria. Ternyata Satria menyuruh Bintang untuk ke rumahnya. Akhirnya Bintang pun izin ke orang tuanya.

"Pak! Bu! Bintang izin ya mau pergi keluar ke rumah Satria.."

"Iya.."

Sesampainya di sana, mereka semua sudah siap dengan motor mereka. Di sana ada circle CCS, Bulan, Dinda, dan teman teman Bintang yang lain.

"Ini kita mau kemana?" Tanya Bintang.

"Kita mau ke lapas.." Kata Sakti.

"Ngapain?"

"Mau nginep! Udah tau mau jenguk Ditya lah ke sana!!!" Kata Azizah.

"Ya kan aku nanya, siapa tau yang lain ada yang mau coba masuk penjara." Kata Bintang dengan nada bercanda.

"Adekmu tuh yang mau masuk penjara.." Kata Alisya.

"Oh iya, kamu udah dapat jawaban belum dari adekmu soal masalah Ditya sama Sasa?" Tanya Bulan.

"Belum, tadi pagi dia marah marah karena aku tanyakan soal cara yang lebih kejam itu. Ditambah waktu aku nelpon Bima, Bima bilang kalian nuduh kalau Sasa yang jadi pelaku pembunuhan Pak Abduh di kelas kita."

"Emang.." Kata Matahari.

"Kenapa harus adekku juga?"

"Karena adekmu kan dendam sama kita. Kamu tau kan kalau di rekaman CCTV sekolah, gas beracun itu diletakkan di kelas 2, kelas kita! Kalau misalkan si pelaku cuma pengen bunuh Pak Abduh, kan bisa diletakkan di posnya aja. Tapi ini diletakkan di kelas kita yang berarti si pelaku punya masalah sama kita dan yang bermasalah sama kita kan cuma adekmu, si Sasa itu.." Kata Matahari.

"Tapi siapa tau lain, jangan suuzon ri.."

"Bener juga sih kata Bintang, kita harus punya bukti bahwa benar benar Sasa yang melakukan. Jangan sampai kita menuduh tanpa bukti.." Kata Bima.

"Kamu bilang kayak gitu karena takut dimarahin lagi kan sama ibu aku?" Kata Bintang.

"Udah ah! Ayo kita ke lapas!!" Kata Bima.

"AYO!!"

Mereka pun akhirnya menuju ke lapas untuk menjenguk Ditya. Tak lupa mereka membawa makanan untuk Ditya. Sesampainya di sana, Ditya pun bertemu dengan teman temannya.

"H-hai.."

"Ditya, gimana kabar Lo? Aman aja nggak?" Tanya Sakti.

"Nggak baik baik aja. Aku selalu dibully sama napi lain.."

"Yang sabar yaa..Oh iya, kami sudah punya bukti tau soal masalah kamu dengan Sasa. Kami sudah tau siapa sebenarnya yang salah. Sekarang kami lagi mikirkan caranya biar kebenaran ini diketahui oleh semua orang.." Kata Alisya.

"Makasih yaa..tapi waktu aku selama dipenjara, ada satu orang ternyata yang kenal sama Sasa. Dia itu adalah orang yang kenal baik sama Sasa dari kecil, sekarang jadi napi.."

"Siapa?" Tanya Bintang.

"Dia..."

...BERSAMBUNG...