NovelToon NovelToon
BENCI BENCI CEMBURU

BENCI BENCI CEMBURU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bekerja sebagai tim pengembangan di sekolah SMA swasta membuat Hawa Tanisha bertemu dengan musuh bebuyutannya saat SMA dulu. Yang lebih parah Bimantara Mahesa menjadi pemilik yayasan di sekolah tersebut, apalagi nomor Hawa diblokir Bima sejak SMA semakin memperkeruh hubungan keduanya, sering berdebat dan saling membalas omongan. Bagaimana kelanjutan kisah antara Bima dan Hawa, mungkinkah nomor yang terblokir dibuka karena urusan pekerjaan? ikuti kisah mereka dalam novel ini. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KENCAN WITH PAPA

Hawa heran, selepas mandi banyak chat masuk. Tumben juga, tak mungkin Uki kan. Ia pun melihat ponsel dan kaget beberapa teman SMA chat dirinya. Ada apa?

Woooooo, gue ketemu Uki. Kok sama Diana? Woooooo. Pesan paling atas dari Rifka teman SMA Hawa, sekaligus teman SMP dan SMA Uki juga. Hawa menghela nafas pelan, ingin mengabaikan tapi nanti ada persepsi lain.

Gue udah putus, Rif.

Hah? Sumpah lo? 7 tahun guys

Ya mau gimana lagi.

Pasti Uki yang selingkuh?

☺️☺️☺️☺️

Gue bejek juga tuh anak. Membuang mutiara demi batu kerikil. Mata Uki soak kali ya, Diana tuh pemain banget. Udah sejak SMA gue tahu kelakuan dia. Kok bisa sih Wooooo?

Cinta gak bisa dipaksa kali Rif. Mungkin mereka CLBK

Gila aja. Bagusan lo ke mana-mana

Tapi menurut Uki bagusan Diana

Gue yakin mereka udah tidur sih. Diana begitu.

😝😝😝😝😝

Lo kok santuy.

Hawa tersenyum tipis, santuy katanya. Baru juga tenang, seandainya enggak dichat Rifka malah makin tenang. Ditambah foto yang dikirim Rifka tampak Uki memang nyaman dengan Diana, mereka jalan dan Uki menyampirkan tangannya di pundak perempuan itu. Hawa hanya bisa menangis lagi. Ah brengsek semua.

Lain Rifka, lain Danu. Sahabat Uki. Dia tak mengirim foto, hanya chat saja. Sabar, begitu pesannya.

Oke. Hawa hanya membalas singkat tanpa penjelasan berlebih, Hawa yakin Danu tidak mau memperkeruh hubungan antara dirinya dan Uki, memang lebih baik yang sudah ya sudah, ya memang waktunya putus saja.

Chat masuk kembali dari Yosi, teman Hawa ini juga melampirkan Diana dan Uki saat boncengan motor, mungkin bertemu di lampu merah.

Ini gue gak salah lihat kan, Wa? Ini bukan lo kan?

Hawa kembali menghela nafas, haruskah ia posting agar semua temannya tak tanya satu per satu akan kandasnya hubungan mereka.

Benar. Bukan gue, masa' iya gue gak pakai jilbab, Yos.

Sejak kapan putus?

Minggu kemarin sih.

Aish yakin sih sebelum putus mereka sudah jalin hubungan, gak mungkin baru putus langsung sedekat itu.

Mereka CLBK kali

Ya elah mantan si Uki juga?

Yoi

Mantan buang aja ke laut

Sadis cuy

Gak usah mewek, Wooo. Banyak cowok yang baik buat loh.

Siapa? 😝😝😝

Bima. Gue dengar lo kerja di yayasannya Bima ya.

Iya. Gue juga baru itu milik bokapnya Bima.

Jodoh sih. Sok sok an aja dia dulu blokir nomor lo.

Dih, sampai sekarang cuy. Gue diblokir.

Suekkkk. Tahan juga dia.

Hawa tertawa saja, memang Yosi juga dekat dengan Satria, wajar tahu cerita masa lalu mereka.

"Wa!" panggil papa, Hawa yang masih memegang ponsel menoleh ke arah papa, beliau bersandar di kusen pintu kamar Hawa. "Nge-date yuk, mama jaga malam. Gak asyik!"

Hawa tersenyum, langsung mengangguk. "Pakai motor ya?" Papa mengangguk dan mengacungkan jempol pada sang putri. Hawa segera ganti baju, mengenakan sweater dan celana jeans serta pashmina.

Papa mengeluarkan motor sportnya, karena beliau paling suka jenis motor ini saat kencan dengan mama Hawa. Begitupun saat Hawa kecil dulu, antar jemput sekolah pakai motor cowok juga. Bahkan saat SMA, papa Hawa dianggap Omnya Hawa, karena terlalu tampan dan tidak terlalu tua. Hawa sendiri fotocopy-an sang papa. Plek ketiplek tanpa perlu tes DNA, bahkan soal tinggi badan meniru sang papa. Kata mama, beliau hanya mendapat hikmah mengandung dan menyusui saja, karena gen mama tidak tampak di Hawa. Eh ada si lesung pipi saja yang mirip mama. Kocak.

Keduanya ke cafe sekedar minum kopi dan jajan makanan manis. Papa Hawa memang bukan pekerja kantor, beliau memiliki toserba di perempatan jalan dekat perumahannya. Usaha beliau dimulai sejak kuliah, hanya saja beliau tak lulus sarjana, alhasil fokus pada pengembangan usaha beliau saja. Beliau juga merambah ke usaha sayur, lahan yang beliau beli sejak muda diolah menjadi kebun sayur dan pisang cavendish, hasilnya sangat lumayan menambah pundi-pundi cuan rumah tangga.

Sedangkan mama Hawa adalah apoteker di Rumah Sakit Ibu dan Anak, karena jadwal kerja yang tak tentu tergantung shift, Hawa lebih dekat dengan sang papa. Justru, papa lebih sering kencan dengan Hawa ketimbang sang istri.

"Sini Pa, foto dulu dong. Kita pamerin Nyonya Redita," ujar Hawa ingin meledek sang mama yang pasti sudah sibuk kerja.

Seperti biasa, pose foto papa pasti hanya angkat jempol dan tersenyum saja. Heran deh, memang semua laki-laki kalau foto seperti itu ya. Tak ada ekspresi dan pose lain di setiap moment.

"Gimana kabar anak papa?" tanya beliau sembari menuang kopi ke dalam alas gelas saat Hawa sibuk kirim chat pada sang mama.

"Biasa, udah selesai meweknya," jawab Hawa jujur tapi memonyongkan bibir karena sakitnya masih terasa.

"Sadar gak sih, Wa. Kenapa papa jarang sekali bisa bertemu dengan Uki saat disambang kamu?"

"Kenapa Pa?"

"Ya karena papa sejak awal kamu gak setuju dengan dia, wajahnya lebih ganteng daripada papa, banyak yanng ngincer pasti." Hawa tertawa mendengar kenarsisan sang papa. Memang benar ya, wajah ganteng selalu banyak yang incar. Setahu Hawa, Uki gak begitu. Gak ada cewek yang caper dengan dia semasa keduanya masih menjalin kasih.

"Emang iya, Pa?"

"Iyalah, cowok tuh paling gampang diincar karena ganteng. Perempuan akan luluh dengan wajah ganteng dan uangnya cowok. Makanya papa dulu tengsin lah kalau gak punya uang, papa jualan begitu, sampai gak lulus Sarjana, demi apa. Demi tidak terlihat mengandalkan wajah doang. Kalau wajah ganteng duit banyak, yakin pasti banyak cewek yang mendekat."

"Papa juga gitu?"

"Iya, tapi papa tahu modus mereka."

"Memang apa modusnya?"

"Pakaiannya mini. Mereka pikir semua cowok bakal suka melihat tubuh yang dipamerkan, hi bagi papa najis banget. Terus mereka pikir sudah pamer tubuh, para cowok bakal kasih dia segalanya. Duh, bukan tipe papa banget. Makanya saat papa bertemu dengan mama, udah gak usah lama-lama, langsung lamar saja. Sholehah, pekerja keras."

"Kok gak cantik?"

"Mamamu gak cantik, tapi manis!"

"Ihiiir, papa loh, sweet banget sama mama."

"Ya karena papa tahu, di masa tua nanti yang menemani papa hanya mama. Kamu palingan datang saat papa sakit, hari-hari kamu juga sama keluarga kamu nanti."

"Papa kok ngomong begitu sih, Hawa kan anak tunggal bisa saja tinggal di rumah sama mama dan papa."

"Enak aja, kamu ya harus keluar dari rumah saat kamu menikah. Ikut sama suami kamu."

"Dih, papa tega!"

"Mama dan papa sadar, Wa. Tidak semua mertua dan menantu bisa akur. Ya mungkin mama dan papa bisa menerima suami kamu, tapi tidak dengan suami kamu kan. Mungkin saja suami kamu gak bebas bila di dekat kita kan sangat bisa. Makanya papa dan mama sudah sepakat, kalau kamu menikah, silahkan pisah dari kami."

"Memang kapan mama dan papa diskusi tentang Hawa?"

"Pasca kamu putus. Mama yang sebenarnya gak tega sama kamu, ya kamu tahu sendiri lah. Perempuan sepetenteng Nyonya Redita kalau masalah kamu bakal mewek."

"Jadi mama mewek?" tanya Hawa kemudian tertawa, hem padahal saat Hawa putus, mama selalu menampakkan sosok yang tangguh, ternyata bersama papa mewek juga.

"Ya mungkin mama merasa bersalah sama kamu, sebagai perempuan harusnya kan dekat dengan anak, lebih banyak waktu sama anak, tapi nyatanya mama gak bisa. Makanya saat kamu sedih, beliau makin sedih juga."

"Iya sih, Hawa kecil sering protes kan sama mama, ya ada waktu tapi gak sebanyak sama papa. Padahal mama teman-teman Hawa bisa ready buat rapat sekolah, ambil rapot, tapi mama enggak. Cuma saat Hawa sudah bekerja, Hawa jadi tahu mengapa mama tangguh saat bekerja. Ya selain untuk karir beliau, juga untuk menstabilkan ekonomi keluarga. Kondisi orang dagang kayak papa kan gak tentu ya, jadi ada cadangan penghasilan juga. Cuma Hawa nanti saat sudah menikah, Hawa mau jadi ibu rumah tangga yang berdaya di rumah saja. Biar bisa dekat sama anak."

"Apa?"

"Buka bisnis bimbel. Hawa yang mengatur, rekrut para guru, jadi Hawa punya uang plus bisa jaga anak."

Papa tertawa, mengusap kepala sang putri dengan bangga. "Bagus pemikirannya."

"Cukup Hawa yang kangen sama mama, anak Hawa jangan sampai merasakan seperti Hawa."

"Tapi kan ada papa?"

"Ya iya sih, papa juga yang terbaik. Tapi egoisnya anak pa, maunya sama mama dan papa itu seimbang. Eh namanya manusia juga sih, Pa. Teman-teman Hawa juga sama iri sama Hawa yang dekat sama pap, mereka enggak."

"Nah itu, rumput tetangga lebih hijau kan. Hidup tuh hanya sawang sinawang, jadi soal rumah tangga hanya fokus pada komitmen suami istri saja, tak perlu melihat keluarga lain."

Hawa mengangguk. "Papa kok bisa sebaik ini sama istri dan anak?"

"Papa cuma ingin bahagia sama anak istri saja, Wa. Papa takut, saat papa tua atau sakit nanti tidak ada yang mendampingi kalau papa jahat sama kalian. Gak ada anak durhaka, bila orang tuanya memperlakukan anak itu dengan baik, percayalah!"

"Aku sayang papa!" ucap Hawa sembari memeluk sang papa, ia tak canggung, dan tak takut bila disangka pacaran dengan om-om. Orang ini papa Hawa, weeikkk.

IG : Lira Attalita

Jangan lupa follow ya guys makasih 🥰🥰🥰

1
Deera
Skrg giliranmu Wa buat blokir no Bimbim ehee
Auto bawa sperangkat alat solat sekalian akhlak nyaa
awokwook /Curse/
Lel: kalau resek sepertinya boleh juga
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
gumush aku nya liat pak bim tarik ulur soal perasaan berasa lagi main layangan eeh pak bim ntar kesalip ama rafka ataw uki uki yang lain nyeeseel 7 tanjakan lhoo..
Lel: kayak anak smp malu2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
langsung aja pak bim bilang ntar malam papa kamu ada di rumah g..aku mau dan keluarga mau ketemu papa dan mama kamu 🤣🤣🤣
Lel: ouch2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
weeeh auto uring²an pak bima liat sw nya hawa 🤣🤣
Deera
Kann... apa aku bilang, gengsi sma saldo sama2 tinggi sih/Sleep/
Lel: suka saldo ajaaaaa
total 1 replies
Deera
Bim, Hareudang gak? /Grin/
Lel: terpantau meriang kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut yg banyak Thor q kasih kembang sekebon/Chuckle/
kalea rizuky
kasih lah Thor guru baru yg ganteng kaya raya/Curse//Curse/ biar panas si bima
kalea rizuky
heleh songong nya sok ganteng bgt /Puke/
Lel: kikiki
total 1 replies
kalea rizuky
sweet bgt papa
kalea rizuky
heleh awas aja lu. menjilat ludah sendiri bim q ludahin lu
kalea rizuky
km. di selamatkan Tuhan hawa apa jadinya klo qm. ampe nikah ma laki yg gk mau berkomitmen dan tukang selingkuh
Lel: betul bgt
total 1 replies
kalea rizuky
laki dajjal emang
Lel: khilaf😃😃😃
total 1 replies
Deera
Noted ya Bimbim... /Kiss//Rose/
Lel: iyaaaaa dicatatt ajaaa adeh omongan bima apa ajaaa
total 1 replies
Amy
ya iyalaaaah Tahu, Wong yg mergoki dengan saya,,,Hawa Said
Lel: hwwwwkkkk
total 1 replies
Deera
Sipaling Tau tentang Bimbim /Facepalm/
Lel: bikin yang lain curiga
total 1 replies
Heni Fitoria
ihhhh pengen liat tera babak belur dipukuli anak pak jayadi
Lel: Udah dibawa ke UKS kak
total 1 replies
Heni Fitoria
seruuuuuuu
Deera
Bima said: mending gweh yg kaya beneran tp ga banyak Lagak/Casual/
Hawa: ga beLagak tapi belagu/Slight/

reader: bim, ci pox bim ampe engappp/Grin//Tongue/
Lel: hwkwkkwkwk
total 1 replies
Heni Fitoria
santet aja sekalian mel.....
maaf aq nyaranin jahat 🤭🤭🤭
Lel: enaknya sih gitu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!