NovelToon NovelToon
Sahara Penghuni Rumah Angker Bagaskara

Sahara Penghuni Rumah Angker Bagaskara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Rumahhantu / Matabatin
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Negosiasi dengan genderuwo

Sepertinya Pipit di culik Genderuwo pak" jawab Karman serius

"Bagaimana ini pak, anak saya pasti dalam bahaya" ucap ayah Pipit

"Apa disini tidak ada tokoh agama pak? Mungkin dia bisa membantu" tanya Bintang

"Semua tokoh agama disini sudah di usir juragan Galuh den Bintang" jawab Hasan

"Itu sebabnya, para anak anak muda disini miskin ilmu agama pak, hanya di sekolah saja mereka mendapat ilmu agama dari pelajaran agama" jawab Yana

"Lalu bagaimana sekarang?" Tanya Bintang juga bingung, apalagi ini pertama kalinya dia berhadapan dengan hal hal mistis seperti ini, dan di kota dia sama sekali tidak pernah menemukan itu

"Sahara, kamu bisa bantu Pipit?" Tanya Bintang sedikit mundur untuk bicara dengan Sahara

"Nggak mau, si gondrong genit, dan perempuan itu sudah jadi istrinya juga" jawab Sahara cemberut

"Tapi kasihan dia kalau dia terus berada di dunia jin" bujuk Bintang

"Tapi Sahara nggak mau" jawab Sahara bersedekap dada

Bintang hanya bisa menghela nafasnya panjang dengan tingkah kekanakan Sahara, dia lupa kalau Sahara dan Rukmini hanya akan siaga untuknya dan Dimas

"Biar nenek coba bernegosiasi dengan dia" ucap Rukmini yang keluar dari kalung yang di pakai Bintang

"Pak Bintang dari mana saja? Saya pikir pak Bintang Kabur" tanya seorang warga

"Saya mencari mahluk itu pak, dan sepertinya suaranya berasal dari pohon beringin besar itu" jawab Bintang berbohong

Sementara itu Rukmini mendatangi om genderuwo yang sedang memadu kasih dengan Pipit yang mulai kelelahan dan pucat

"Hei Gandra!" Teriak Rukmini di depan pohon beringin besar itu

"Ggrrr..... Siapa yang sudah berani mengganggu kesenanganku!" Bentak Gandra kesal

"Keluarlah, aku ingin bernegosiasi denganmu" teriak Rukmini lagi dan Gandra keluar

"Kamu rupanya, apa keluarga yang memeliharamu sudah membuangmu?" Tanya Gandra meledek, dia masih merangkul Pipit yang terlihat lemas dengan pandangan kosong

"Bebaskan anak itu, dunia dia dan kita berbeda" bujuk Rukmini

"Iya, dunia kita tak sama hihihi" celetuk Sahara di atas pohon beringin itu dan Gandra melihat ke arahnya

"Baik aku bebaskan anak ini, tapi sebagai gantinya berikan dia" jawab Gandra menunjuk Sahara

"Dia juga bukan bagian dari kita, dia bisa hilang kapan saja saat hatinya sudah tenang" jawab Rukmini

"Cih... Kalau begitu anak ini akan tetap jadi pengantinku sampai dia melahirkan penerusku" jawab Gandra sinis

"Berikan dia pada orang tuanya, kamu bisa mengunjunginya kapan saja dan jangan sampai keluarganya tahu jika suatu hari dia mengandung anakmu, bawa anak itu pergi setelah dia lahir" ucap Rukmini tegas

"Kalau aku tidak mau?" Tanya Gandra tersenyum sinis

"Kamu dan rumahmu ini akan hangus di tangan Sahara" jawab Rukmini menyeringai

"Kamu memanfaatkan arwah itu Rukmini!" Bentak Gandra

"Aku tidak punya pilihan lain Gandra, dia hanya akan menurut pada Bima saja, dan sosok Bima ada pada anak keturunan Bima" jawab Rukmini

"Maksudmu keturunan Bagaskara masih tersisa?" Tanya Gandra terkejut

"Iya, setelah sepuluh tahun Kematian tuan Bagaskara, dia datang untuk menggantikannya, lihatlah lelaki gagah yang memakai Koko berwarna merah, dia adalah Bintang Darmawan, keturunan terakhir dari keluarga Darmawan dan sekarang ada dua orang, bersama anaknya yang wajahnya sangat mirip dengan Bima" jawab Rukmini

"Jadi begitu ya, pantas saja kamu sekarang sudah berani keluar dari rumah dan lahan itu, ternyata kamu sudah punya majikan baru" cibir Gandra

"Bukan majikan, tapi keluarga baru Gandra, dia tidak seperti leluhurnya yang terdahulu, memperlakukan aku sebagai peliharaan atau budak, dia menjadikan aku keluarganya" jawab Rukmini dan cukup membuat Gandra terkejut

"Kami keluarga, keluarga bahagia" ucap Sahara menarik Pipit dari genggaman Gandra secepat mungkin

"Heii! Lepaskan pengantinku" bentak Gandra mengejar Sahara

"Tidak mau tidak mau" jawab Sahara terbang mendekati Bintang dan menjatuhkan Pipit

Grep

Bintang Langsung menangkap Pipit yang di jatuhkan Sahara dengan sigap

"Pipit, nak kamu sadar sayang" ucap ayah Pipit Langsung mengambil Pipit dari gendongan Bintang

"Sepertinya pipit masih dalam pengaruh jin itu pak" ucap Bintang

"Galang, Galang mana? Kami sudah menikah dan akan punya anak" racau Pipit

"Galang ada di rumah sejak sore nak Pipit, kamu pasti sudah di tipu Genderuwo itu, dia menyamar menjadi Galang" ungkap Karman

"Tidak... Galang, Galang bawa aku pergi, aku nggak mau pisah sama kamu" teriak Pipit meronta ronta

"Ini kenapa si Pipit wajahnya pucat begini dan baunya juga sangat busuk" keluh beberapa warga

"Mardani, sepertinya anak kamu sudah di gagahi Genderuwo itu, kita harus segera bawa dia pulang dan sadarkan dia" bujuk seorang warga

Brak brak

Sebuah ranting yang cukup besar menghadang jalan mereka

"Gandra, aku sudah bilang kamu masih bisa mengunjunginya" bentak Rukmini melotot

"Aku hanya ingin ikut kalian saja, apa tidak boleh aku usil sedikit" jawab Gandra cuek

"Dasar genderuwo genit" ledek Sahara

"Aku hanya iseng saja manis" jawab Gandra mengejar Sahara

"Aahhhh hihihi tolong Sahara di kejar om Genderuwo mesum" teriak Sahara melengking

"Awas kamu kalau sampai saya mendapatkan kamu, akan saya jadikan kamu ratu di kerajaan milikku" teriak Gandra tertawa

Suara suara itu semakin membuat bulu kuduk semua orang berdiri, dan terus gemetar ketakutan, mereka hanya ingin segera keluar dari sana dan bisa menyadarkan Pipit yang ada dalam gendongan ayahnya, Mardani

"Saya takut pak, bagaimana ini mana malam semakin larut dan juga banyak penampakan" keluh Maman terus berjalan cepat

"Hihihi... Maman mau kemana?" Tanya Sahara tertawa

"Aakhhh jauhi saya, saya nggak enak pergi sana" teriak Maman ketakutan dan yang lain Langsung berlari secepat mungkin

"Sahara, diam, ayo pulang" ucap Bintang dan Sahara Langsung menghampiri Bintang

"Cah bagus, Sahara lemas, gendong" rengek Sahara

"Tadi kamu bisa terbang sana sini dan menggangu warga kenapa sekarang malah manja begini" gerutu Bintang

"Sahara lelah karena menyentuh orang lain selain Dimas dan cah bagus" jawab Sahara Langsung menempel di punggung Bintang

"Kena kamu arwah cantik" ucap Gandra yang membuat Bintang terkejut, dia berbalik dan menatap sosok Gandra yang tinggi besar dengan bulu hitam memenuhi seluruh badannya

"Cah bagus lari, lari, dia akan jadikan Sahara ratunya, sahara nggak mau, Sahara cuma ratunya Dimas" rengek Sahara

"Pergi!" Bentak Bintang dengan suara lantang dan menendang kaki Gandra

Warga yang mendengar itu menoleh ke belakang dan bisa melihat Bintang sedang berhadapan dengan sosok tinggi besar dengan banyak bulu

"Pak RT sepertinya pak bintang dalam bahaya" ucap Yana

"Ayo tolong den Bintang" ajak Hasan mendekat Bintang

"Berikan arwah ini, dia akan aku Tawan dan aku jadikan milikku" perintah Gandra

"Jangan harap, pergi sana! dan jangan ganggu kami" bentak Bintang menendang kaki Gandra

"Hahaha kamu sama pemberaninya seperti kakekmu, tapi sayang kamu tidak punya kekuatan apapun, apa bisa kamu menghadapi Galuh" ungkap Gandra

"Aku punya Allah SWT yang menjagaku dan juga keluargaku, semua Yang ada di bumi ini adalah milikNYA dan aku tidak perlu takut apapun" bentak Bintang

"Cih .. lelaki taat rupanya, pantas saja kutukan dan teluh itu tidak bisa menembus mu" sinis Gandra

"Ayo pulang, Sahara mau pulang, dia tendang saja" ucap Sahara menatap tajam Gandra

"Pergi sana pada pengantin mu yang jarang cebok itu, kamu suka yang kotor kotor kan" sinis Sahara

"Tentu saja aku akan menyusulnya, karena Bangsa kami memang suka yang kotor kotor" jawab Gandra langsung menghilang dari hadapan Bintang

"Pak Bintang sepertinya punya Indra keenam" bisik Maman

"Kamu benar, dia menendang Genderuwo dan juga membentaknya, berani sekali" jawab Yana

Bersambung

1
Antoni Indri
lagi seru2 nya eh tubi kontinyu
Ridwan01: sudah ada kak episode barunya, masih di review
total 1 replies
Antoni Indri
keren..lanjut ampe tamat
Antoni Indri
Sepi
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye
Ridwan01: terima kasih kak 🙏☺️
total 1 replies
Chindy Natasya
lanjut thorrr
Chindy Natasya
hayuuuk lanjut update thorr
Ridwan01: siap kak terima kasih
Ridwan01: siap kak terima kasih 🙏☺️
total 2 replies
Ridwan01
terima kasih sudah mampir 🙏☺️
TheNihilist
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
Ridwan01: terima kasih kak 🙏☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!