NovelToon NovelToon
I Love You In Every Universe(Belum Bisa Move On).

I Love You In Every Universe(Belum Bisa Move On).

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Snow White

Setelah lima tahun Fatur pergi ke luar negri untuk menghilangkan luka hatinya karena Anggita, kini ia kembali ke Indonesia dan tiba-tiba bertemu lagi dengan perempuan yang sangat ia cintai di masa lalunya. Sampai akhirnya Fatur jatuh cinta lagi untuk yang kedua kalinya kepada Anggita.

Disarankan membaca novel 'Jatuh Cinta Lagi' sebelum membaca novel ini.

Up dari senin sampai sabtu ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Snow White, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebohongan Papa

Papanya tidak bisa melakukan apa-apa saat ini, ia hanyalah pasrah jika Fatur harus mengetahui semuanya. Tidak ada yang bisa ditutupi lagi dari Fatur mengapa putranya harus pergi ke Australia. Mungkin saat ini papanya harus memberitahukan yang sebenarnya walaupun itu pasti akan membuat Fatur kecewa dan terluka. Ya, mungkin bisa dibilang itu adalah hanya ambisi dan keegoisan papanya agar Fatur sukses seperti saat ini.

"Bohong apa? Kamu bicara soal apa Fatur?" papanya pura-pura tidak mengerti akan apa yang Fatur bicarakan.

"Aku sudah tahu semuanya, Pa! Kenapa Papa bohong kepadaku kalau Briptu Rizal menyelesaikan kasus itu secara kekeluargaan!"

"Papa nggak bohong! Memang Briptu Rizal menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan. Tapi dengan satu syarat, kamu harus pergi dari kota ini," balas papanya dengan nada terdengar sedikit gugup.

Mengapa papanya tetap saja masih tidak mau mengakuinya, padahal semua sudah jelas bagi Fatur. Kesaksian Briptu Rizal sudah cukup membuatnya percaya.

"Jangan bohong lagi kepadaku, Pa. Aku sudah tahu semuanya!"

Amarah Fatur mulai memuncak dan air mata terus berjatuhan ke pipi tiada hentinya. Tangisnya kini semakin terlihat jelas di mata papanya. Tangis kekecewaan, sakit hati, tangis yang pernah dilihat papanya lima tahun lalu saat Fatur putus asa dan semua lagi-lagi karena Anggita. Kedua bola mata papanya terus menatap lekat Fatur, ada sedikit rasa bersalah di hati papanya. Namun lagi-lagi papanya menampik dan menganggap bahwa itu semua demi kebaikan putranya.

"Ini semua rencana Papa, kan? Papa yang merencanakan kepindahan aku ke luar negri!" Tatapan mata Fatur terus menghardik papanya dengan sinis.

Suara Fatur terdengar semakin lantang dan tegas, semakin lama emosinya semakin menjadi-jadi dan tidak dapat dibendung lagi. Sejak dulu Fatur memang dikenal dengan anak yang tempramental dan pemarah.

Sesaat kemudian papanya berbicara tanpa harus menampik ucapan Fatur lagi, tidak ada gunanya karena semua sudah jelas. Fatur tidak akan percaya akan apa yang terucap dari mulut papanya.

"Iya. Kamu benar," jawab Rudi pasrah.

Sungguh Fatur tidak percaya mendengar apa yang baru saja didengar dari papanya. Seperti disambar petir di siang hari dan hatinya begitu hancur saat mengetahui kejujuran yang telah ditutupi selama lima tahun ini.

Dadanya semakin sesak dan tiba-tiba saja Fatur kembali merasakan sedikit pusing di kepalanya. Sakit yang sudah lama dideritanya sebelum mengenal Anggita. Bibirnya bergetar seakan menahan tangis seakan tidak bisa berbicara. Mengapa papanya begitu tega melakukan ini kepadanya? Mengapa bisa papanya sejahat itu kepada Fatur? Apa salah Fatur sehingga ia harus diasingkan ke luar negri selama lima tahun ini. Kebohongan yang papanya tutupi sangat menyakitkan bagi Fatur.

Selama ini dirinya tersiksa karena perasaannya kepada Anggita. Rasa rindu kepada mama dan kakaknya. Serta harus terbiasa hidup sendirian di tempat asing yang belum dikenalnya. Menahan rindu bertahun-tahun ingin bertemu mama dan kakaknya, karena setelah papanya meninggalkan dirinya hanya mama dan kakaknya yang Fatur miliki.

"Kenapa Papa begitu jahat kepadaku? Kenapa Papa tega berbuat seperti itu kepadaku, Pa?"

Fatur berusaha menahan rasa amarahnya, tapi sayangnya lelaki tampan itu tidak bisa mengontrol rasa kecewa dan emosinya. Fatur kembali teringat akan apa yang pernah dilakukan papanya kepada dirinya dulu dan kakaknya. Memori lama kembali muncul diingatan Fatur dan membuat rasa benci kepada papanya hadir kembali setelah sekian lama hilang.

"Karena Papa ingin yang terbaik buat kamu, Fatur," jawab papanya singkat menatap Fatur dengan lekat.

Kenyataan ini membuat Fatur semakin terluka, ia merasa jika papaya begitu jahat dan tidak adil karena telah membohongi dirinya selama ini. Selama lima tahun Fatur hidup dalam kebohongan yang papanya buat. Selama lima tahun juga papanya telah merenggut semua kebahagiannya.

"Terbaik buat aku, Pa! Terbaik buat aku atau buat Papa! Ini semua buat Papa, bukan buatku!" teriakan Fatur yang semakin histeris menggema di dalam ruangan papanya dan membuat papanya sedikit ketakutan jika putranya tidak bisa mengontrol emosi dan rasa marah.

Kedua telapak tangan Fatur gemetaran menahan amarah sambil menatap tajam papanya, berbeda dengan papanya yang berusaha tenang menghadapi Fatur.

"Papa tahu apa yang sudah Papa lakukan kepadaku! Papa sudah berbohong kepadaku!"

"Papa tahu, Fatur! Papa sudah berbohong kepadamu karena itu untuk menyelamatkan hidup dan masa depanmu!"

"Masa depan dengan penuh kebohongan, Pa!"

"Apa Papa tahu bagaimana rasanya aku tersiksa di sana! Apa Papa tahu bagaimana rasanya aku rindu kepada nama dan kakak!" sambung Fatur lagi dengan suara yang bergetar dan terus berurai air mata.

Tidak ada sepatah kata kembali yang terucap dari mulut Rudi, lelaki setengah baya membiarkan putranya meluapkan amarah dan emosi yang ada di hatinya selama ini. Meskipun kata-kata Fatur akan menyinggung dan menyakiti hatinya tapi ia tidak bisa mencegah amarah Fatur

"Apa ini yang Papa bilang terbaik untuk aku, Pa!" teriak Fatur lagi.

"Jika kamu masih di kota ini kamu akan terus hancur memikirkan Anggita!" papanya membalas semua ucapan Fatur agar bisa melindungi dirinya.

Deg, hati Fatur semakin sakit ketika mengingatnya, luka dan kejadian lima tahun lalu yang menimpa dirinya. Fatur tidak peduli lagi berapa banyak air mata yang jatuh saat itu, apalagi sekarang papanya kembali membahas tentang Anggita. Gadis yang sangat dicintainya sampai saat ini, gadis yang tidak bisa dilupakan dalam pikirannya, gadis yang sudah mempunyai tempat khusus dalam hatinya.

"Papa tidak mau kamu hancur hanya karena seorang perempuan!"

Sepertinya Rudi lupa jika keluarga mereka hancur karena perempuan yang hadir di tengah-tengah mama dan papanya. Perempuan yang sudah merenggut kebahagiaan Fatur dan kakaknya yang membuat mereka berdua menderita. Hanya tawa ringan terkesan sinis saat Fatur mendengar ucapan papanya. Ingin rasanya Fatur memaki papanya sampai ia puas meluapkan amarahnya, tapi sampai kapanpun juga rasa amarah itu tidak akan pernah hilang dari hatinya.

"Apa Papa lupa kalau keluarga kita juga hancur karena perempuan?" balas Fatur dengan tatapan mata yang sangat tajam.

Glek, bagai buah simalakama bagi papanya saat Fatur berbicara seperti itu tidak bisa berbicara apa-apa. Semua ucapan Fatur memang benar adanya.

"Apa Aku harus membantu ingatan papa kalau Anda penyebab hancurnya kebahagiaan kita! Apa papa lupa kalau Anda yang sudah membawa badai ke dalam keluarga kita. Apa papa lupa?!" teriakan Fatur semakin histeris.

"Papa tidak ingin kamu mengulang kesalahan seperti yang papa perbuat," jawab Rudi lagi dengan nada sedikit lirih menatap Fatur yang terlihat begitu sedih dan terpukul.

Keduanya terlibat perang mulut yang tidak bisa dihindarkan. Fatur tetap dengan pendiriannya dan papanya tetap dengan alasannya mengapa mengirim Fatur ke luar negri.

"Papa hanya ingin melindungi kamu karena hanya ini yang bisa menyelamatkan kamu. Papa nggak mau lihat kamu hancur," tambah papanya lagi terus memberi Fatur alasan.

Harus sejauh itukah yang dilakukan oleh papanya agar dirinya melupakan Anggita. Namun Fatur tetap saja tidak bisa menerima alasan apapun itu, bagi Fatur papanya sudah membohongi dirinya.

"Maafkan Papa, Fatur. Papa menyesal Karena berbohong kepadamu," ucap papanya yang terlihat sangat menyesal.

Menyesal? Menyesal katanya? Bagi papanya tidak ada kata menyesal, terbukti apa yang telah papanya lakukan sudah membuatnya sangat kecewa. Meninggalkan mamanya, menelantarkan dirinya dan kakaknya. Membohongi Fatur selama lima tahun ini. Itu tidak membuktikan jika ucapan papanya benar. Semua untuk ambisi papanya Fatur saja, agar putranya menjadi orang yang sukses di luar dunia kepolisian.

"Papa tidak akan pernah menyesal dengan apa yang sudah Papa perbuat. Bagi papa hanya ada kesuksesan dan uang. Aku, mama dan kakak nggak pernah berharga di mata Anda selama ini."

Memang Fatur tahu persis apa yang ada di dalam pikiran papanya. Semua yang papanya rencanakan sepertinya Fatur sudah tahu persis jika ini dibuat dengan matang. Namun semua itu terlambat dan nasi sudah menjadi bubur.

"Siapa saja yang tahu masalah ini, Pa?"

"Nggak ada yang tahu termasuk mamamu, karena papa telah merencanakan ini semua. Briptu Rizal memang nggak mau memproses masalah kamu karena ia ingin menyelesaikan masalah itu dengan cara kekeluargaan, tapi ini peluang bagi papa agar bisa mengirim kamu ke luar negri."

Fatur sungguh tidak menyangka jika ia dikirim ke luar negri karena rencana papanya.

"Tapi papa nggak pernah menyesal sudah mengirim kamu ke Australia. Karena sekarang kamu sudah mendapatkan apa yang kamu cita-citakan," tambah Rudi terus berbicara kepada Fatur yang sedari tadi hanya terdiam menahan amarahnya.

Tanpa pamit kepada papanya akhirnya Fatur pergi dari ruangan itu, sementara papanya hanya terdiam menatap kepergian putranya yang tiba-tiba tanpa pamit kepadanya. Papanya tahu bagaimana perasaan Fatur saat ini, tidak mudah untuk bicara dengannya dalam keadaan seperti ini karena akan membuat Fatur semakin emosi.

"Maafkan Papa, Fatur. Karena papa nggak mau kamu seperti papa yang hancur karena seorang perempuan," ucap Rudi dalam hati dengan nada lirih menatap kepergian Fatur.

Hati Fatur begitu hancur dan sangat sedih mengetahui kenyataan ini, mengapa ia selalu tidak bisa merasakan bahagia dan tenang dalam hidupnya. Mengapa ia selalu merasakan terluka dan kecewa oleh orang-orang yang sangat ia cintai, mengapa ia tidak bisa mempunyai kesempatan untuk bahagia sebentar saja. Kata maaf saja tidak bisa merubah semua yang telah terjadi dalam hidup Fatur.

"Kenapa aku nggak pernah diizinkan untuk merasakan bahagia walau hanya sebentar saja? Kenapa aku selalu terluka oleh orang-orang yang sangat aku cintai dan sayangi? Apa aku nggak berhak untuk bahagia sehingga kebahagiaan nggak pernah datang menghampiriku," ucap Fatur dalam hati saat sedang duduk di pinggiran taman kota dengan tatapan mata kosong dan terus berurai air mata.

Setalah memasuki tengah malam Fatur baru pulang ke rumahnya dengan kondisi mata bengkak dan sembab, wajahnya begitu lusuh karena air mata yang sudah mengering membasahi pipinya. Hampir tiga jam mamanya menunggu Fatur pulang dengan rasa cemas yang melanda hatinya. Karena tadi mantan suaminya menelepon dan bertanya mengapa Fatur ada di Batam.

Pasti Fatur sudah bertemu dengan papanya dan sepertinya telah terjadi sesuatu dengan mereka berdua. Mamanya bisa menebak jika mantan suaminya marah besar dengan keberadaan putranya secara tiba-tiba tanpa izin darinya. Tias Ayu tahu bagaimana keras Rudi terhadap putranya. Ia takut putranya terluka dan mendadak dipulangkan ke Australia secara paksa. Namun semua rasa cemas di hati mamanya sirna seketika saat melihat seseorang yang ditunggunya sedari yaitu Fatur, dengan keadaan yang tidak memungkinkan membuat mamanya sangat khawatir. Pasti sudah terjadi sesuatu kepada putranya.

"Fatur! Kamu kenapa?" mamanya bangkit dari duduknya saat melihat putranya baru saja memasuki ruang tamu dengan keadaan lusuh.

Fatur hanya terdiam dan menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang mengguratkan kesedihan dari mamanya. Menyembunyikan air mata yang sudah kering membasahi pipinya sedari tadi. Namun kedua bola mata mamanya sedari tadi begitu aktif menatap wajah Fatur dengan lekat, sesekali tatapan matanya turun ke bawah menelusuri bagian tubuh Fatur khawatir ada sesuatu luka di tubuh putranya itu. Tapi semua baik-baik saja tidak ada luka atau apapun di sana. Luka Fatur hanya ada di hati dan pikirannya selama ini, luka yang tidak pernah sembuh sampai kapanpun juga. Luka yang sudah menjadi teman baik di hati Fatur selama lima tahun ini.

"Apa yang sudah terjadi?" tanya mamanya mencoba menyentuh wajah Fatur yang sedari tadi disembunyikannya.

Tangan lembut itu menyentuh pipi Fatur dan membuat Fatur kembali merasakan kesedihan yang baru saja ia lupakan. Ingin rasanya Fatur memeluk mamanya dengan erat dan menumpahkan tangisannya kembali. Diangkatnya dagu Fatur dan betapa terkejutnya wanita setengah baya saat menatap kedua bola mata Fatur yang begitu bengkak dan memerah seperti habis menangis.

"Kamu menangis? Apa yang sudah terjadi?" mamanya terus memberikan pertanyaan kepada Fatur secara bertubi-tubi.

Mengapa Fatur harus bertemu dengan mamanya? Padahal Fatur sengaja pulang larut malam agar tidak bertemu dengan mamanya dalam keadaan seperti ini. Saat ini tidak ada yang bisa ditutupi lagi oleh Fatur dari mamanya. Sekeras apapun Fatur menutupi masalah pasti tidak akan luput dari pandangan mamanya.

"Aku kecewa sama papa, Ma," kata Fatur dengan nada lirih menatap mamanya setelah beberapa saat terdiam.

"Kenapa? Apa kamu baru saja bertemu papa?" tebak mamanya bertanya dan Fatur hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

Glek, seketika tubuh mamanya lemas. Pasti mantan suaminya sudah memarahi Fatur habis-habisan, atau mungkin sudah memukul Fatur tanpa kata maaf.

"Ternyata papa sudah membohongiku selama ini," jelas Fatur dengan nada lirih sambil mencoba menahan rasa sedihnya dan mulai bercerita kepada mamanya.

Ucapan Fatur membuat mamanya tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Fatur saat ini. Tapi sebisa mungkin mamanya mencoba menjadi pendengar yang baik bagi putranya.

"Membohongi kamu?"

"Iya, Ma."

"Papa sudah berbohong kepadaku tentang kasus pemukulan itu." Fatur mulai berbicara dengan masih menyimpan rasa kesal kepada papanya.

Ingatan mamanya kembali ke lima tahun lalu, kasus pemukulan yang membuat Fatur harus masuk di dalam jeruji besi. Kasus pemukulan yang hampir membuatnya membusuk di penjara, kasus pemukulan yang hampir mengambil masa depannya. Mengapa Fatur membahas tentang masalah itu lagi saat ini? Wajah mamanya masih terdiam terpaku menatap putranya berharap lelaki itu akan melanjutkan ceritanya.

Dengan suara terbata-bata dan nada yang masih terdengar lirih Fatur berusaha kuat untuk menceritakan semua kebenaran yang ditutupi oleh papanya itu.

"Aku nggak sengaja bertemu Briptu Rizal di mall, dan dia menceritakan tentang kasus pemukulan kalau dirinya tidak pernah menuntut apa-apa dariku. Ia tidak pernah menuntut ku atau menyuruh aku untuk pergi dari kota ini, melainkan ini semua rencana papa agar aku bisa pergi keluar negri " Cerita Fatur dengan nada masih terdengar lirih dan matanya kembali mulai berkaca-kaca lagi.

Mendengar cerita Fatur membuat mamanya sedih dan kecewa, mengapa mantan suaminya begitu tega berbuat seperti itu kepada anak bungsunya. Kepada Fatur yang mempunyai sifat introvert. Kini mamanya bisa melihat dengan jelas air mata yang sedari tadi memenuhi pelupuk mata putranya mulai menetas jatuh ke pipi Fatur. Mamanya bisa merasakan bagaimana perasaan Fatur saat ini. Rasa kecewa, marah, benci, sakit hati menjadi satu dan tidak bisa terbendung. Mengapa Fatur selalu tidak bisa menemukan kebahagiaan untuk dirinya sendiri.

"Kenapa papa tega kepadaku, Ma? Kenapa papa harus berbohong kepadaku tentang ini?" tatapan mata Fatur begitu sendu menatap mamanya.

Nanar tatapan Fatur melukiskan hatinya yang begitu terluka dan menangis, jeritan hati Fatur bisa dirasakan oleh mamanya, tiba-tiba saja kepala Fatur mendadak sakit dan sedikit pusing. Ternyata penyakit lama Fatur kembali hadir, penyakit yang sudah lama dirasakan sebelum mengenal Anggita. Ya, vertigo yang selama ini Fatur rasakan kembali terasa lagi.

"Papa memang sudah lama merencanakan kuliahmu di luar negri. Ambisinya terencana saat kamu masih duduk di bangku SMA. Karena kamu tidak mau menjadi seorang polisi, jadi papa ingin kamu kuliah di luar negri. Tapi dalam kasus pemukulan Briptu Rizal sama sekali Mama tidak mengetahuinya." mamanya mulai bercerita akan keinginan papanya Fatur.

Fatur hanya terdiam mendengar apa yang baru saja mamanya ceritakan, tapi mamanya tidak tahu jika mantan suaminya itu berusaha memisahkan Fatur dari Anggita.

"Aku kecewa, Ma. Kenapa papa harus berbohong kepadaku seperti ini, apalagi saat aku sedang dalam kesulitan di dalam penjara."

Kesempatan emas itu membuat papanya Fatur bisa melancarkan aksinya mengirim putra bungsunya ke luar negri tanpa ada perlawanan dari Fatur.

"Apa Papa tidak mempunyai hati, Ma? Apa dia tidak kasihan melihatku seperti ini selama bertahun-tahun. Apa tidak cukup baginya menyiksaku tanpa kehadirannya selama bertahun-tahun?" Fatur terus mencurahkan isi hatinya selama ini.

Kejadian itu membuat Fatur sangat terpukul, rasanya lelaki itu sudah tidak sanggup untuk bertahan hidup. Jiwanya seperti sudah mati rasa, tatapannya begitu kosong, dan hanya memori masa lalu yang terlintas melewati pikirannya. Memori itu begitu jelas Fatur ingat, memori saat papanya meninggalkan dirinya dan mamanya demi wanita lain.

Tatapan Tias Ayu sedari tadi begitu sinis menatap mantan suaminya Rudi Santosa. Wanita itu merasa kecewa dan kesal karena mantan suaminya selama ini sudah membohongi putra bungsunya, Fatur. Menjauhkan Fatur selama ini darinya membuat Tias Ayu sangat marah kepada Rudi Santosa, ingin rasanya Tias Ayu melarang Rudi Santosa untuk bertemu lagi dengan Fatur. Seperti yang telah dilakukan Rudi Santosa beberapa tahun lalu kepada Fatur dan dirinya.

"Kenapa kamu tega membohongi Fatur seperti itu?" tanya Tias Ayu dengan nada sinis menatap mantan suaminya dengan tajam saat Rudi Santosa hendak menemui Fatur keesokan harinya.

Tias Ayu tidak bisa menerima atas apa yang sudah diperbuat oleh Rudi. Selama ini lelaki setengah baya itu telah merenggut kebahagiaan Fatur. Kebahagiaan yang seharusnya Fatur dapatkan dari perempuan yang dicintainya. Perempuan yang sudah mengubah hidupnya lebih baik lagi, perempuan yang menjadi nyawanya selama ini, perempuan yang sudah menjadi oksigen agar Fatur bisa bernapas melewati kesulitan dan kebahagiaan yang tidak pernah adil menghampirinya. Mantan suaminya itu terdiam tidak bergeming menatap wanita yang pernah hidup bersamanya.

"Tidak seharusnya kamu mengambil kesempatan itu untuk menjauhkan Fatur dariku. Apa kamu nggak merasa kasihan kepada putramu karena mengambil kesempatan saat keadaan Fatur terpojok?" tambah Tias Ayu masih dengan nada kesal dan sinis menatap Rudi Santosa.

Terlambat bagi Rudi Santosa untuk mengucapkan kata menyesal, karena semua tidak akan ada gunanya lagi. Saat ini bagaimana caranya Rudi Santosa bisa meluluhkan kembali hati Fatur dan mendapatkan maafnya. Walaupun itu tidak akan pernah mungkin didapatkannya dari Fatur.

"Aku minta maaf. Aku terpaksa melakukannya," jawab Rudi Santosa saat beberapa saat terdiam dengan nada menyesal menatap Tias Ayu.

Air mata tiba-tiba saja jatuh ke pipi Tias Ayu. Dadanya terasa sesak dan rasanya ia kesulitan untuk bernapas. Mengapa Rudi Santosa begitu tega merebut kebahagiaan Fatur. Apakah tidak cukup bagi lelaki itu mengambil kebahagiannya karena wanita lain.

"Aku tahu kamu ingin melakukan yang terbaik bagi Fatur, tapi aku tidak suka dengan caramu menjauhkan Fatur dariku!"

"Aku tidak ingin berdebat denganmu. Aku datang untuk menemui Fatur," jelas Rudi Santosa mencoba mengalihkan pembicaraan agar tidak membuat ketegangan dengan mantan istrinya.

"Apa itu?"

Rudi Santosa paham jika kedatangannya itu akan membuat masalah baru lagi, tapi Rudi tidak bisa menunggu Fatur lebih lama lagi untuk cepat mendapatkan seorang kekasih.

"Aku akan menjodohkan Fatur dengan putri temanku."

Bagai disambar petir telinga Tias Ayu mendengarnya, apa Tias Ayu tidak salah mendengar dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Rudi Santosa. Menjodohkan Fatur dengan putri temannya? Bagaimana mungkin Fatur akan menyetujui semuanya setelah apa yang baru saja dirinya lakukan kepada Fatur.

"Apa! Menjodohkan Fatur!" Tias Ayu begitu kaget bukan main menatap Rudi Santosa dengan tajam.

1
🍌 ᷢ ͩ Md Wulan⁴🏘⃝Aⁿᵘ
masih menyimak Thor, smengat ya
episode yang sungguh bagus dan menarik
kasihan orang tuanya meninggal
good cerita
apa yang membuat nya menjadi pendiam dan pengecut
ya bagus kamu cinta tanah air kita 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!