COVER FROM PINTEREST
Cerita pernah dipublishkan di Wattpad dan republish serta kontrak dengan MangaTonn setelah melakukan beberapa revisi
Namanya Lolita, otaknya LOLA! Dia terlalu lamban dan tidak pantas jadi istriku. Seandainya bukan karena pernikahan bisnis. Aku tidak sudi menikahinya! Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku ke depannya harus tinggal satu atap dengan wanita ini! Dia hanya merepotkan hidupku saja dan sangat memalukan saat bersamanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzieraHill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11: Evil
***NOTED: Sebelumnya mau ngasih tahu IDIOT di sini sesuai dengan judul punyaku yang pakai bahasa inggris ya. Jadi jangan tanya\, kok LOLI-nya kayak gak idiot? hihiihihi. Idiot dalam bahasa inggris itu artinya orang bodoh. Di sini penulis menggambarkan LOLI sebagai sosok yang agak LOLA (loading lama) dan polos. Jadi jangan dipatokkan idiot yang kalian pikirkan^^ ***
SELAMAT MEMBACA^^
LOLITA POV
Aku terbangun ketika seseorang menyentuh wajahku lalu mencium bibirku dengan lembut. Aku segera membuka mataku dan melihat Axel yang akan meninggalkanku membuatku reflex menarik tangannya.
“Mau kemana?” tanyaku sedih. Aku takut Axel meninggalkanku.
Axel pun tersenyum seraya duduk di pinggir ranjang. Sementara aku bangkit dari baringanku. “Aku kan kemarin sudah bilang akan melakukan perjalanan bisnis ke sini. Jadi, tentu saja aku harus menemui rekan kerjaku,” kata Axel seraya mengusap lembut rambutku.
Aku pun mencemberutkan bibirku. “Lalu bagaimana dengan aku?”
“Mungkin akan sedikit lama. Jadi kau bisa kemana saja yang kau mau di dekat sini, tapi sore nanti kau harus kembali ke hotel. Aku akan menjemputmu dan mengajakmu ke pantai. Sudah lama aku tidak ke pantai, aku ingin membuang penatku di sana, bagaimana?”
Aku menganggukkanku dengan semangat. Aku juga ingin ke pantai, tapi aku tidak mau ke sana sendirian karena aku punya kenangan buruk di sana.
“Baiklah, ini uang untukmu jalan-jalan di daerah sini. Ingat ya! Jangan pergi terlalu jauh dan terus aktifkan HP-mu karena sesekali aku akan meneleponmu.”
Aku mengangguk lagi mengerti dan Axel beranjak dai pinggir ranjang. Dia kembali mencuri kecupan di bibir dan mengecup kepalaku sekilas. “Selamat bertemu nanti sore.” Katanya dengan senyuman yang semakin lama membuatku menyukainya.
Setelah kepergian Axel dari kamar hotel. Aku pun memegang dadaku sendiri. Apa ini yang Bi Tikah sebut cinta. Aku merasa sangat rindu padanya meski baru beberapa detik melihatnya dan aku merasa bahagia ketika dia bersikap manis padaku. Hatiku berdebar dan aku takut kehilangannya.
“Tidak! Axel kan sudah menjadi suamiku. Dia tidak akan meninggalkanku jika aku menurut padanya.”
Aku tersenyum kembali memegangi dadaku dan menjatuhkan tubuhku ke atas ranjang.
……………………………………………………………………
Aku menikmati makanan di hotel. Sejak kecil ayahku sering membawaku ke hotel seperti ini ketika dia melakukan bisnis. Bahkan sebelum ayah meninggal, seminggu sebelumnya aku sempat bersenang-senang ke Singapore bersama Ayah. Menyewa hotel mahal dan puas berjalan-jalan mengelilingi Singapore.
“Lolita,” tiba-tiba aku mendengar suara seseorang di hadapanku memanggilku.
Aku pun melihat wanita yang kemarin terus membuntuti aku dan Axel muncul di hadapanku. Aku pun membuang wajahku tak mau menatapnya. Sementara aku dengar dia tertawa.
“Apa?!” sergahku. Aku ingin kembali menjambak rambutnya seperti sebelumnya karena dia seperti terus cari perhatian pada suamiku. Aku sungguh tidak suka ketika Axel terus berbicara dengan Irene karena Axel seolah melupakanku yang berada di dekatnya.
“Kau mengacuhkanku, hah?!” tiba-tiba Irene menarik rambutku membuatku kesakitan.
Aku berteriak memegangi kepalaku. “Awww sakit!! Lepaskan!!” teriakku, tapi Irene tak peduli. Dia malah semakin menarik rambutku dan tertawa.
Semua orang pun nampak melihat ke arah kami membuatku sangat malu.
“Seperti ini kan kau menarik rambutku. Kau bisa merasakannya kan kalau ini sakit, wanita bodoh!” Katanya di telingaku. Aku pun berhenti berteriak dan memegangi kepalaku lalu memohon padanya.
“Tolong lepaskan rambutku,” kataku padanya tak kuat lagi merasakan sakitnya. Rasanya aku ingin menangis, tapi aku tidak boleh mempermalukan diriku sendiri.
Aku harus kuat! Aku harus membuktikan padanya kalau aku bukan wanita bodoh yang dia pikirkan. Irene semakin menarik rambutku keras hingga aku jatuh ke atas lantai dan dia melepaskannya dengan kasar hingga punggung dan kepalaku terkantuk oleh meja. Kini dia beralih menekan pipiku dengan satu tangannya dan satu tangan lainnya menekan bahuku hingga aku merasakan sakit di belakang punggungku yang tertekan oleh kaki meja.
“Ingat kata-kataku! Kau hanya wanita bodoh yang tak sepadan denganku dan Axel. Jika kau ingin tahu! Kakakmu saja sengaja menikahimu karena dia merasa muak melihatmu setiap hari. Jadi kau juga harus tahu bagaimana isi hati orang-orang yang hidup bersamamu. Kau bisa lihat cara Kakakmu menyingkarkanmu dalam hidupnya. Dia menjualmu pada Axel supaya dia tak melihatmu lagi. Cepat atau lambat, aku yakin Axel pun akan melakukan cara apapun untuk membuatmu hilang dari hidupnya,” katanya lalu meninggalkan diriku yang menahan untuk menangis.
Dia pikir aku sebodoh itu mempercayai kata-katanya. Mas Aldi tidak mungkin melakukan itu meskipun aku tahu dia tak menyukaiku. Aku yakin itu karena saat pertemuan kami dengan keluarga Axel. Dia menggenggam tanganku erat seolah meyakinkanku kalau semua akan baik-baik saja dan aku yakin Axel tak mungkin melakukan apa yang Irene katakan barusan.
…………………………………………………………………………
Aku memperhatikan HP-ku yang sejak tadi tak juga berdering. Padahal, Axel bilang dia akan menghubungiku. Aku pun kembali mematikan layar HP-ku dan berjalan ke arah balkon. Kenapa semua orang membenciku dan kenapa semua orang berusaha menyingkirkanku dari kehidupannya. Apa aku sungguh hanya sebagai benalu di kehidupan mereka? Tapi bukankah Ayah bilang Tuhan menciptakan manusia dengan bermacam-macam. Jadi, kenapa mereka berusaha menyingkirkan orang sepertiku? Mereka yang lebih sempurna dariku apa merasa lebih baik?
“Lolita,” kudengar suara Axel masuk ke dalam kamar.
Aku pun segera berlari menghampirinya. “Axel kau sudah pulang?” tanyaku.
Dia tersenyum padaku seraya melepaskan sepatunya. “Ternyata rapatnya lebih cepat. Jadi aku langsung pulang saja. Kau tidak jalan-jalan?” tanyanya padaku. Aku menggelengkan kepalaku karena memang setelah kejadian tidak menyenangkan tadi, aku langsung kembali ke kamar. Aku tidak mau bertemu dengan wanita itu lagi jika aku jalan-jalan keluar sendiri.
“Yasudah aku ganti baju dulu ya,” katanya seraya membuka jas kerjanya dan membuka kancing kemejanya.
Aku mengangguk, aku juga ingin bersiap-siap.
…………………………………………………………………
Aku kira jarak hotel ke pantai sangat jauh, tapi ternyata jaraknya cukup dekat hingga kami tak perlu menghabiskan banyak waktu di jalan. Aku segera berlari ke arah pantai yang cukup banyak orang-orang asing pada berdatangan.
“Lolita!! Jangan berlari seperti itu! Kau bisa jatuh!” Teriak Axel padaku. Aku pun membalikkan tubuhku dan melambaikan tanganku pada Axel yang tersenyum ke arahku.
“Axel!! Kejar aku!!” kataku seraya berjalan mundur. Axel lagi-lagi tersenyum, tapi dia berhenti sejenak untuk membuka sneaker-nya.
“Kau menantangiku ya!!” katanya dan aku tertawa melihat wajahnya yang seolah marah, tapi dia langsung berlari mengejarku ketika sepatunya berhasil dia lepas.
Aku pun segera berlari supaya dia tak berhasil menangkapku. Axel terus mengejarku ke sana kemari dan aku melemparnya dengan pasir pantai. Sementara dia berusaha menghindar dan berlari ke pinggir pantai menyipratkan air ke arahku. Aku pun melipat celanaku ikut menyusulnya ke pinggir pantai dan membalasnya dengan cipratan air. Axel terlihat tertawa puas sekali lalu berlari memelukku.
“Kau ketangkap!” katanya dan aku pun berusaha memberontak, tapi kekuatan Axel lebih kuat. Aku pun menyerah karena lelah. Akhirnya Axel mengangkat tubuhku dan kami keluar dari pinggir pantai.
Axel menurunkanku di atas pasir dan aku berbaring di sana seraya memandangi langit.
“Kau senang?” tanya Axel padaku seraya ikut berbaring di sampingku.
Aku pun menolehkan kepalaku ke arahnya. Aku mengangguk seraya tersenyum. “Aku sangat senang. Terima kasih sudah mengajakku ke bali,” kataku.
Dia pun mengubah posisinya menjadi miring ke arahku. Kepalanya pun dia sangga dengan satu tangannya. “Jadi tadi kamu kenapa gak jalan-jalan sendiri kalau memang senang aku ajak ke bali.”
Aku menggelengkan kepalaku. Aku tidak mau membahas hal tadi pada Axel karena aku merasa semakin seperti wanita bodoh.
“Tidak apa-apa,” kataku singkat.
Axel pun tak bersuara lagi, tapi dia terus menatapku. “Sepertinya ada sesuatu yang kau sembunyikan. Kau bicara tidak apa-apa, tapi wajahmu tidak mengatakan itu. Sebenarnya ada apa? Ceritakan saja padaku,” katanya, tapi aku kembali menggelengkan kepalaku lalu berusaha tersenyum padanya.
“Lolita hanya ingin jalan-jalan bersama Axel,” kataku mengubah posisiku menghadap Axel agar bisa memeluknya dengan manja dan aku dengar suara tawa Axel.
“Kau ini, membuatku khawatir saja. Aku kira ada apa,” kata Axel padaku dan aku pun melepaskan pelukanku sementara Axel menyingkirkan anak rambutku yang menutupi wajah.
“Tapi besok kita sudah harus pulang. Tidak apa-apa?” tanyanya dan aku mengangguk cepat. Lebih baik aku pulang daripada harus bertemu dengan wanita itu lagi.
“Iyah tidak apa-apa. Aku juga sudah rindu dengan Bi Tikah.”
Axel menepuk keningnya. “Oh ya, sebelum pulang besok, kita beli oleh-oleh untuk Bi Tikah dan Pak Jani yuk.”
Aku mengangguk lagi setuju, tapi tiba-tiba aku mendengar suara HP berdering.
“Ohh sebentar,” kata Axel seraya bangun dari baringannya dan mengambil HP-nya dari saku.
Aku pun ikut bangun dan memperhatikan Axel yang mengangkat teleponnya.
“Halo,” ucap Axel. “Maaf ini siapa?”
“……....”
“Iya betul sekali. Ada apa?”
“…………..”
.............................
THX FOR READING ^^
udh bbrpa kali ku baca msih ttp seru
btw ada yg tau judul novel
kalo gak salah namanya Amera
dia juga lola, menceritakan tentang anak perempuan suka sama most wanted di sekolah nya tapi otaknya agak lemot juga
kalo gak salah ibu nya jualan gorengan.
gitu deh
kalo ada yg tau tolong info in yah
benar yg di katakan oleh ibu nya axel seorang ibu yg baik akan selalu menyayangi dan mencintai anak nya seperti apa pun anak. .. bahkan meski bandel, ,, nakal, ,, dan sulit di atur pun karena rasa sayang ibu ke anak nya lebih dari apa pun. ..