Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26.Menyelamatkan.
Udara di kamar Tuan Besar Zhao terasa pengap, meski jendela kayu sedikit terbuka membiarkan angin sore masuk. Aroma obat-obatan herbal memenuhi ruangan, bercampur bau dupa yang menyala di sudut. Tirai sutra hijau menggantung, menciptakan kesan redup dan sunyi.
Zi ning duduk di tepi ranjang besar, memeriksa nadi Tuan Zhao yang terbaring lemah. Tangannya ringan, matanya tajam mengamati setiap perubahan detak dan warna kulit sang ayah. Yue berdiri di samping, memegang kotak kecil berisi ramuan yang mereka bawa dari perjalanan.
Zi ning memeriksa denyut nadi ayahnya yang sedang tertidur setelah mereka berdua berbincang cukup lama, raut wajah Zi ning berubah seolah-olah merasakan ada yang aneh dari kondisi ayahnya.
$Ayah Li mei ini sepertinya mengalami keracunan, sebaiknya aku periksa lebih jauh, pikir Li hua.
"Yue, bawakan jarum akupuntur ku. "
"Baik nona. "
Shen li lalu berjalan mendekat kearah Zi ning, dengan pelan ia bertanya keadaan ayahnya.
"Apa yang terjadi?, apa ayah baik-baik saja?. "
"Kakak gak usah cemas, semuanya akan baik-baik saja aku cuma melakukan perawatan kepada ayah. "
Yue lalu datang membawa peralatan yang disuruh Zi ning, dengan hati-hati Zi ning menancapkan jarum yang ia punya kedalam titik tubuh tuan Zhao untuk mengeluarkan darah kotor dari tubuhnya.
Setelah beberapa menit, tuan Zhao terbangun dan dia memuntahkan darah hitam dari mulut nya, setelah itu ia kembali beristirahat.
Wajah tuan Zhao sedikit membaik daripada sebelum nya, Shen li mengusap darah yang ada di mulut ayahnya.
Zi ning lalu membuka jendela yang tertutup agar cahaya sinar matahari pagi masuk, dan sirkulasi udara tidak pengap.
"Saat pagi biarkan udara pagi masuk kedalam kamar ayah, karena ini baik untuk kesehatan ayah. "
Lalu Zi ning duduk di kursi kerja ayahnya dan menuliskan resep untuk penyakit ayah Li mei, dan memberikan surat itu kepada Shen li.
"Berikan obat ini untuk pemulihan ayah, kakak jangan khawatir ayah sudah mengeluarkan sebagian racun dalam tubuhnya. Jika aku terus melakukan perawatan lagi, beberapa hari tubuhnya akan kembali segar. "
Lalu segera Shen li memanggil pelayan setia nya, untuk segera membeli obat yang ada di surat yang diberikan Zi ning.
Lalu Zi ning membuang dupa yang ada di kamar tuan Zhao, "siapa yang memasang dupa ini? "
"Itu perintah dari nyonya besar" Jawab Shen li. "Memangnya ada apa dengan dupa ini? " Tanya Shen li.
"Dupa ini memang baik untuk kesehatan, tapi jika terus di nyalakan di tempat tertutup bisa menyebabkan keracunan jangka panjang. "
Langsung saja Shen li dengan tegas menyuruh semua dupa di kamar ayahnya di buang, setelah pelayan menyingkirkan dupa itu.
Mereka bertiga terus berada di kamar tuan Zhao, dan Shen li yang berada disana dengan diam-diam menginterogasi para pelayan yang memasang dupa di kamar ayahnya.
Hanya Yue yang keluar masuk membawakan obat untuk tuan Zhao, Yue melihat wajah tuannya yang kecapean mulai mendekati Zi ning yang masih memeriksa denyut nadi tuan Zhao.
"Nona, sebaiknya anda istirahat dulu!. "
"Tidak apa-apa Yue, sedikit lagi kondisi tuan Zhao membaik. "
Mereka berbicara dengan suara yang amat pelan, dan sekali-kali melihat Shen li menanyai para pelayan itu.
"Nona, sepertinya tuan muda Zhao orang yang baik. Dia memang saudara kandung nona Li mei, mereka berdua sama-sama baik. "
"Hati-hati dengan ucapan mu, bagaimana jika ada yang dengar?. Kita disini untuk membantu kakak Li mei dan ayahnya dan berutang budi pada Li mei. "
"Maaf nona, saya salah!. "
Shen li akhirnya menangkap pelayan orang yang telah menaruh dupa, dan dari mulutnya dia diperintahkan oleh nyonya besar.
"Maafkan saya tuan muda, kata nyonya besar itu hanya penenang biasa agar tuan besar cepat pulih. "
Shen li pun menyuruh pelayan kepercayaan nya membawanya pergi, dan mengusirnya dari rumah mereka.
Shen li yang selesai segera menghampiri Zi ning dan Yue, dengan wajah yang menahan rasa marah tidak bisa di tutupi dari penglihatan Zi ning.
"Bagaimana ayahku?. "
"Kakak tidak usah khawatir, ayah sudah membaik dan tadi ia sudah meminum obat penawarnya. "
"Syukurlah!, aku sudah kehilangan adikku sekarang aku tidak mau kehilangan ayahku. "
Zi ning melihat Shen li bersedih, ia pun tidak tega. Dan tiba-tiba saja Zi ning memeluk Shen li, membuat Shen li terkejut.
Dengan lembut Zi ning menepuk pundaknya, "jangan sedih!, kakak masih punya kami dan aku tidak akan biarkan orang jahat itu melukai keluarga Li mei."
"Terimakasih." Jawabnya dengan lembut.
Seolah-olah rasa cemas dihati Shen li terangkat, dengan yang dilakukan Zi ning.
Yue yang tidak berani menganggu kedekatan mereka, lalu memalingkan pandangannya pada tuan Zhao.
Yue melihat reaksi kalau tuan Zhao tersadar, "Nona, sepertinya tuan tersadar. "
Segera Zi ning melepaskan pelukan dan pergi kearah tuan Zhao, dengan disusul oleh Shen li di belakangnya.
Zi ning memeriksa keadaan tuan Zhao, ia tersenyum kepada Shen li. "Akhirnya tuan Zhao terlepas dari bahaya!. "
Shen li dengan bahagia mendekati ayahnya, dan Zi ning memundurkan langkah kakinya agar Shen li bisa mendekati ayahnya.
Malam mulai turun di kediaman keluarga Zhao. Kamar yang disediakan untuk Zi ning dan Yue cukup luas, dindingnya berlapis kayu wangi cendana, dengan lentera minyak yang menggantung di sudut, memancarkan cahaya temaram. Dari luar, terdengar samar suara serangga malam dan tiupan angin yang membawa aroma bunga dari halaman belakang.
Zi ning duduk di dekat jendela, menatap langit malam yang tertutup awan tipis. Jemarinya memainkan kalung giok kecil yang tergantung di lehernya pemberian Li mei, sahabat yang kini jauh. Sementara itu, Yue sibuk merapikan kotak ramuan dan jarum-jarum akupuntur mereka.
“Sepertinya Nyonya Besar tidak akan berhenti begitu saja,” ujar Yue pelan, memecah keheningan. “Kalau benar dia yang menyuruh meletakkan dupa itu… apa mungkin ada rencana lain yang lebih berbahaya?”
Zi ning tidak langsung menjawab. Ia menutup mata sejenak, mendengarkan suara angin di luar. “Aku juga merasakannya. Dupa itu hanya permulaan. Sepertinya ada sesuatu yang lebih besar yang dia rencanakan, entah untuk menguasai harta keluarga Zhao… atau sesuatu yang lain.”
Yue berhenti membereskan barang-barangnya, menatap Zi ning dengan cemas. “Kalau begitu, apa kita akan memberitahu Tuan Muda Shen li sekarang? Atau menunggu bukti yang lebih jelas?”
Zi ning membuka matanya, sorotnya tajam. “Belum. Kakak Shen li sedang emosional. Kalau kita memberitahunya sekarang tanpa bukti, Nyonya Besar bisa berbalik memutarbalikkan keadaan. Kita butuh bukti kuat.”
Yue menunduk. “Jadi… apa yang akan kita lakukan, Nona?”
Zi ning berdiri, menutup jendela perlahan agar suara mereka tidak terdengar keluar. Suaranya menjadi lebih pelan, penuh kehati-hatian.
“Kita akan mengawasi gerak-gerik para pelayan yang dekat dengan Nyonya Besar. Besok, saat aku memeriksa Tuan Zhao lagi, kau cari tahu siapa saja yang keluar-masuk kediaman ini pada malam hari. Jangan sampai ada yang curiga.”
Yue mengangguk pelan, meski raut wajahnya tampak khawatir. “Baik, Nona. Tapi hati-hati… aku takut Nyonya Besar akan bertindak lebih kejam jika tahu kita ikut campur.”
Zi ning menatap Yue, senyumnya tipis namun tegas. “Aku tidak akan membiarkan keluarga Li mei terluka lagi. Jika Nyonya Besar memang berniat jahat, aku sendiri yang akan menyingkirkannya.”
Suasana hening kembali menyelimuti kamar. Hanya suara detik jam air dan tiupan angin dari luar yang terdengar. Perlahan, Yue mematikan lentera, menyisakan cahaya bulan yang menembus celah jendela. Tapi di mata Zi ning, malam ini bukan waktu untuk tidur nyenyak ia tahu, badai yang lebih besar mungkin akan segera datang.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡