NovelToon NovelToon
The Choice Queen

The Choice Queen

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Harem / Transmigrasi
Popularitas:851.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zhuzhu

Li Fengran tidak pernah menyangka jika setelah mati, dirinya akan pergi ke dunia lain dan menjadi peserta kompetisi pemilihan ratu. Untuk melarikan diri, dia mencoba yang terbaik untuk gagal, namun perbuatannya justru menarik perhatian Raja dan Ratu Donghao dan membuatnya terlempar ke sisi Raja Donghao.
Hidup sebagai pendamping di sisi Raja, Li Fengran berhadapan dengan tiga siluman rubah yang terus mengganggunya dan menghadapi konflik istana serta Empat Wilayah.
Akankah Li Fengran mampu bertahan di istana dan membuang niatnya untuk melarikan diri? Akankah ia mengabaikan kasih sayang Raja dan memilih mengamankan dirinya sendiri?

*Cover by Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TCQ 12: Penentuan Nasib

“Yang Mulia, hasil penilaian dari keseluruhan babak seleksi sudah keluar. Apakah Yang Mulia ingin melihatnya?” tanya Wang Bi.

Saat ini, Nangong Zirui sedang berada di Istana Qihua. Putaran keempat saat perburuan tadi, ia tidak menyaksikannya karena ada dokumen negara yang harus segera diperiksa.

Dia mendapat kabar kalau Ratu menambah satu babak untuk menentukan calon Ratu Donghao dan hasilnya sudah keluar.

“Tidak perlu. Aku sudah tahu siapa yang terpilih.”

Wang Bi kebingungan. Dari mana Rajanya bisa tahu? Dokumen resminya baru tiba di Istana Qihua sore tadi.

Sepanjang waktu ini pula, Rajanya tidak pernah keluar dari Istana Qihua. Wang Bi tidak berani mengintip dokumen hasil penilaian tersebut, ia hanya meletakkannya di meja bersama tumpukan dokumen kenegaraan lainnya.

“Mo Wei!”

Mo Wei melompat dari pintu depan dan tiba di hadapan Nangong Zirui.

“Ya, Yang Mulia. Apakah Yang Mulia memiliki perintah?”

“Hukum dua orang pria yang tadi memukul perut Li Fengran.”

“Ah?”

“Kenapa? Apa aku perlu mengulanginya?”

“Tidak, Yang Mulia. Perintah akan dilaksanakan.”

Mo Wei melompat lagi dan menghilang dalam sekejap. Nangong Zirui meletakkan dokumen laporan yang ia baca di atas dokumen resmi hasil seleksi.

Kedua tangannya menahan dagunya. Matanya menatap lurus ke depan, ke dalam kegelapan di atas kolam yang beberapa hari lalu esnya pecah.

Meskipun Li Fengran memiliki nilai yang tinggi, tapi dengan kemampuannya itu, dia tidak akan bertahan. Masih ada orang yang lebih unggul darinya.

Nangong Zirui, sebagai seorang raja yang sudah melihat banyak karakter dan pemikiran orang, sudah bisa menebak siapa yang akan menjadi ratunya nanti.

Wang Bi mulai mengerti situasi. Rajanya sedang berpikir panjang. Calon ratu sudah ditentukan, selanjutnya hanya tinggal menulis dekret resmi yang melegalkannya memasuki Istana Belakang.

Sisa tiga orang lainnya, nasibnya ditentukan sesuai kehendak Nangong Zirui, atau sesuai dengan kebutuhan istana.

“Yang Mulia, perlukah hamba mengambilkan teh dan camilan? Yang Mulia telah sibuk sejak tengah hari dan melewatkan makan malam.”

“Tidak perlu.”

Nangong Zirui menyandarkan kepalanya di kepala kursi. Wajahnya tampak lelah. Dokumen-dokumen laporan ini bukan hanya menguras energi dan pikirannya, tapi juga membuat hatinya semrawut. Masalah pemilihan ratu baru selesai, tapi rintangan yang sebetulnya baru akan datang setelah itu.

Empat Wilayah besar yang menjadi fondasi Donghao, saat ini sedang merenggang. Nangong Zirui mendapat laporan jika setiap wilayah sedang memperkuat armada militernya masing-masing dan hubungannya sedang memburuk.

Jika Istana Kerajaan tidak segera memperbaikinya, kehidupan rakyat yang menjadi korban akan menjadi sulit.

“Wang Bi, ambilkan kertasnya. Aku akan menuliskan dekret resmi untuk pengadilan esok hari.”

“Baik, Yang Mulia.”

***

Keesokan harinya ketika matahari sudah menghangatkan bumi dengan sinar paginya, Istana Kerajaan Donghao sudah sibuk.

Para menteri tinggi yang menjadi fondasi kekaisaran sudah tiba di ruang pengadilan, menunggu pengumuman resmi terkait keputusan akhir mengenai pemilihan Ratu Donghao masa depan.

Su Min, Fei Jia, Shen Lihua, dan Li Fengran juga sudah dipanggil untuk memasuki aula. Keempat wanita itu berdiri di depan altar singgasana raja, menunggu Nangong Zirui tiba.

Tidak lama kemudian, suara Wang Bi bergema memberitahukan kedatangan Nangong Zirui.

Semua orang serentak mengucapkan salam dan memberi hormat. Sosok Nangong Zirui terlihat lebih gagah saat dia mengenakan mahkota dan jubah resminya.

Apalagi setelah dia duduk di singgasana naganya. Nangong Zirui, seperti dewa agung yang turun dari langit ketujuh.

“Ternyata, beginilah aura seorang raja ketika berhadapan dengan abdi negaranya,” gumam Li Fengran.

Tidak dipungkiri, ia juga terkesima dengan aura Nangong Zirui. Garis keturunan keluarga kerajaan memang istimewa.

“Bacakan dekretnya!” titah Nangong Zirui.

Seorang kasim muda bimbingan Wang Bi maju ke dekat Wang Bi, di tangannya terdapat sebuah baki berisi beberapa gulungan dekret.

Jantung semua orang berdegup kencang saat tangan kasim pribadi raja mengambil satu gulungan dekret, merentangkannya dan mulai membacakannya.

“Shen Lihua, utusan dari Zichuan, berbakat, berbudi luhur, dan sangat beretika. Berdasarkan hasil penilaian dan seleksi melalui kompetisi dengan tiga utusan lain, dia mendapat nilai tertinggi.

Atas kehendak langit, Shen Lihua, putri dari Zichuan, ditetapkan sebagai calon Ratu Donghao dan memasuki istana.”

Mereka yang berasal dari Zichuan akhirnya bernapas lega dan bersorak. Seseorang dari Zichuan ternyata akan menjadi ratu, ini adalah suatu kebanggaan dan sejarah baru sejak dinasti ini berdiri ratusan tahun lalu. Shen Lihua dengan anggun menerima dekret tersebut dan berterima kasih.

Kemudian, dekret kedua dibacakan.

“Su Min dari Beichuan dan Fei Jia dari Nanchuan, berperangai baik dan cerdas. Atas berkah dan rahmat langit, Raja menetapkan keduanya sebagai Selir Su dan Selir Fei, dan memasuki istana setelah Shen Lihua.”

Shen Lihua, Fei Jia, dan Su Min bertanya-tanya mengapa Li Fengran tidak disebutkan dalam dekret. Atau apakah mungkin… dia memiliki dekretnya sendiri?

Wajah Li Fengran memucat dan berubah hijau.

Apa-apaan ini? Mengapa Fei Jia dan Su Min diangkat menjadi selir? Bukankah mereka mengatakan jika wanita yang tidak terpilih akan dipulangkan dan tidak boleh menikah? Mengapa tiba-tiba peraturannya berubah?

Celaka! Li Fengran benar-benar akan tertimpa kemalangan!

“Please, I don't want to be a concubine,” Li Fengran berdoa dalam hatinya.

Wang Bi mengambil gulungan dekret ketiga sekaligus dekret terakhir.

“Li Fengran dari Dongchuan, berbakat, cerdas, bermoral baik, dan sangat terampil. Atas petunjuk langit, dia diangkat sebagai….”

Seperti ada suara musik yang berbunyi ‘jeng-jeng-jeng’ berdengung di telinga Li Fengran. Semua menteri menunggu dengan tidak sabar, jantung mereka sama-sama berdegub kencang.

Menjadikan dua wanita yang kalah seleksi sebagai selir saja sudah sangat mengejutkan, sekarang mereka dibuat penasaran akan posisi apa yang akan diterima gadis dari Dongchuan ini.

“…. Pemangku Pedang dan akan menjadi pendamping Yang Mulia Raja.”

Duarrr! Suara petir menyambar di dalam hati Li Fengran.

Para menteri membelalakkan mata lebar-lebar. Reaksi terkejut mereka tidak membuat Nangong Zirui panik. Ia justru duduk dengan tenang di singgasananya, menyaksikan pertunjukan menarik yang ia buat sendiri skenarionya. Nangong Zirui juga melihat ekspresi wajah Li Fengran yang kaget dan memucat.

“Pemangku Pedang?” salah seorang menteri bertanya tidak yakin.

“Yang Mulia, apakah Yang Mulia benar-benar yakin atas keputusan tersebut?”

Reaksi para menteri sebetulnya sangat normal terjadi. Pasalnya, jabatan dan posisi Pemangku Pedang sangat berbeda dan sangat istimewa.

Posisi itu lebih tinggi dari pengawal pribadi, lebih tinggi dari posisi selir, dan terkadang disejajarkan dengan para menteri. Pemangku Pedang dijabat oleh wanita yang dipilih dan ditunjuk langsung oleh Raja Donghao.

Seorang Pemangku Pedang harus mahir beladiri karena setiap hari akan mendampingi Raja Donghao dalam menjalankan aktivitasnya. Ia juga seperti ajudan yang menjalankan perintah secara langsung.

Pemangku Pedang harus bisa mengayunkan pedangnya untuk menyingkirkan bahaya yang datang mengancam keselamatan Raja. Penerima posisi ini akan diberikan token khusus yang bisa membuatnya keluar masuk istana dan semua tempat tanpa terhalang.

Selain itu, Pemangku Pedang diberikan kewenangan menggerakkan pasukan saat kondisi mendesak. Bisa dibilang, Pemangku Pedang adalah pengawal wanita milik raja yang istimewa, sekaligus tangan dan kakinya. Posisi ini dalam sejarah Kerajaan Donghao, hanya pernah diisi oleh Ratu Pertama Kerajaan Donghao.

Pencapaian ini tentu saja lebih besar dari sekadar menjadi seorang ratu. Ratu hanya bertugas mengurus Istana Belakang dan sedikit membantu Raja dalam urusan kenegaraan. 

Sangat berbeda dengan Pemangku Pedang yang bisa terjun langsung dalam urusan negara atas perintah raja, selain itu juga setiap hari selalu berada di sisi raja dan diizinkan masuk ke dalam pengadilan.

Mengapa wanita dari Dongchuan ini sangat beruntung?

“Kenapa? Apakah aku perlu meminta persetujuan kalian untuk menujuk Pemangku Pedang-ku sendiri? Kalian tidak puas?”

Seketika, mulut para menteri berhasil dikunci rapat. Bagaimanapun, mereka tidak mungkin melawan Nangong Zirui, apalagi mempermasalahkan pengangkatan Pemangku Pedang.

Keputusan Nangong Zirui bersifat konkret, tidak bisa dibantah. Jika terus bicara, Nangong Zirui akan marah. Ketika dia marah, siapapun tidak ada yang bisa meredakannya.

“Kami tidak berani, Yang Mulia.”

Nangong Zirui bangkit dari singgasananya, menatap para menteri dan terakhir menatap empat wanita yang berdiri di depannya. “Wang Bi, persilakan Pemangku Pedang kembali ke Istana Qihua!”

“Baik, Yang Mulia.”

Kemudian, Nangong Zirui lekas meninggalkan aula pengadilan, meninggalkan para menteri, meninggalkan tiga wanita yang baru saja diangkat menjadi istrinya.

Wang Bi memapah Li Fengran, menyuruhnya ikut bersamanya. Saat itu, tatapan mata Li Fengran masih kosong.

“Nona Li, kelak kamu adalah orang milik Yang Mulia,” ucap kasim itu. Li Fengran menoleh padanya.

“Kasim Wang, berapa gaji yang diterima seorang Pemangku Pedang?”

Kasim Wang menatap dengan bingung.

1
Eda Eda
👍
Endang Nurhayati
😂😂😂 keberuntungan yang memihak, cuma tidur dapat burung Phoenix
isgiyarsi isgi
Luar biasa
Vani_27
lahh cewek anehh, terlalu memaksakan diri, karakter pemangku pedang ini kesen nya gmna yahh memaksaa 🤣🤣🤣
segala apk
Luar biasa
Jeffie Firmansyah
terhanyut dalam cerita sehingga membuat kesedihan dalam dada😭
Jeffie Firmansyah
sumpah ngakak abis seruuu Thor 💪
afifah aefa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Noni Diani
Luar biasa
Yanti Suryantini
Biasa
Yanti Suryantini
Buruk
Ayu Dani
berat
Bzaa
semangat terus ya kak
Bzaa
kerennn dan penuh dengan akal..
Bzaa
raja benar-benar kuat, saLuttt
Bzaa
raja bener2 peka dan pengertian 😄
Bzaa
kerennnn
Bzaa
jgn2 tangan raja yg di gigit nya😁
Bzaa
pengawal mo, ketempuhan😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!