Salah Kamar

Ronal memberikan kunci mobil miliknya pada Sky. "Bergegaslah pergi, Anne akan menikah dengan pria lain di luar negeri."

"Tidak mungkin, kamu tahu darimana?" tanya Sky tidak percaya. Anne tidak mungkin berani bertindak sejauh ini, apalagi bertepatan dengan hari pernikahannya.

"Jangan banyak tanya, yang jelas aku tahu tentangmu dan wanita bernama Anne. Pesawat mereka 40 menit dari sekarang." kata Ronal melihat jam ditangannya.

Mendengar itu Sky langsung menyambar kunci mobil Ronal. Dia berlari keluar meninggalkan tempat pernikahan. Pikirannya benar-benar kacau, baik karena ibunya maupun karena memikirkan Anne.

"Sial, aku kecolongan." batin Sky mengutuk dirinya sendiri.

"Sky, kamu mau kemana? Pernikahanmu belum terlaksana." Sania berteriak, mencoba menghentikan Sky yang tiba-tiba berlari pergi dari sini.

"Kak Sky, jangan kabur dari pernikahan kita." Lilia berniat mengejar Sky, namun dengan cepat Ronal menghentikannya.

"Lepaskan aku. Aku ingin mengejar Sky." Lilia mencoba melepaskan diri dari cengkraman tangan Ronal. Pria ini terlihat sangat menyeramkan sekali dalam pandangan Lilia.

"Tidak akan aku biarkan itu terjadi. Pernikahan mu dan Sky sudah batal, Lilia. Mana mungkin Sky mau menikahi wanita yang hamil entah anak siapa. Kamu pikir Sky apa? Pria yang bisa dimainkan dan diatur seenaknya?" bentak Ronal dengan nada tinggi.

"Ronal, lepaskan Lilia." Tante Sania berniat menarik Lilia padanya.

"Diam, berhenti disitu." Lagi-lagi Ronal membentak wanita itu. "Kali ini tidak ada ampun untuk kalian berdua. Aku tidak peduli meski tante ibu kandung Sky. Sekali salah tetap salah, tidak ada pengecualian apapun."

Ronal berbalik menatap Lilia. "Wanita ini adalah pelacur. Itu fakta." katanya membuat semua orang tercengang mendengarnya.

Tubuh Lilia mendadak panas dingin saat Ronal mengatakan dirinya. Dia menggeleng berniat menepis perkataan pria ini namun Ronal tidak mengizinkannya membantah sama sekali.

"Lilia Devinka, ayahmu seorang penjudi dan pengedar barang haram kan?" ujar Ronal sembari tertawa pelan. "Tante Sania, aku sempat tidak percaya jika tante bisa dengan mudah jatuh cinta dengan ayah Lilia yang pekerjanya seperti itu. Dari papa, seorang pengusaha turun tingkat ke seorang pengedar narkoba." ejek Ronal membuat Sania menundukkan kepala.

"Jika saja aku tidak menyelidiki latar belakang Lilia, mungkin fakta ini tidak akan terbongkar disini, ya."

Ronal tahu Sky benar-benar tidak mau menikah dengan Lilia. Alasannya yang paling kuat adalah karena Sky telah menghamili wanita lain bernama Anne. Ronal sudah tahu hal ini sejak lama, sejak Sky tiba-tiba menjalin kerjasama dengan Annelia Jelita Helton.

Ya, selama ini Ronal sering mengawasi adiknya dekat dengan wanita mana. Dia tidak mau Sky didekati wanita bermuka dua lagi seperti Sonya.

Tahu Sky begitu ingin menikahi Anne, Ronal berusaha mencari cara agar pernikahan Sky dan Lilia tidak terjadi. Niat awal, Ronal ingin mendatangkan Anne saat Sky menikah. Agar semua orang tahu jika Anne yang lebih berhak menjadi istri Sky. Tapi rencana itu langsung ia hapus. Anne, wanita itu tidak berminat menikah dengan adiknya. Bahkan sempat menutupi kehamilannya dari Sky.

Memang Anne wanita yang berbeda, tidak menuntut pertanggungjawaban sama sekali.

Ganti lagi rencana, Ronal berniat menjadikan Sonya umpan. Tapi setelah di pikir-pikir kembali itu tidak akan berhasil. Tante Sania pasti tetap akan memilih Lilia. Dan Sky, anak itu sangat menepati janjinya. Jelas rencana ini tidak akan berhasil.

Lalu opsi terakhir yaitu berniat membawa kabur Sky ditengah malam sebelum esok hari pernikahan. Mungkin hal ini akan membuat Tante Sania marah besar. Atau bahkan melanjutkan ancamannya untuk bunuh diri. Tapi Ronal menebak, Tante Sania tidak akan senekat itu untuk mengakhiri hidupnya.

Jadi tengah malam, Ronal sudah mengatur rencana dengan matang. Dirinya menyamar sebagai pihak keamanan hotel untuk menyelinap masuk kamar Sky dan membawanya pergi secara diam-diam.

Tepat pukul 1 dini hari, Ronal telah berganti pakaian sebagai petugas keamanan. Dengan santai berjalan di lorong tempat keluarganya menginap.

Suasana jelas sepi sekali, tidak ada siapapun disana. Ini yang Ronal suka, bisa bergerak tanpa ada yang curiga.

Namun belum sempat bergerak mendekati kamar Sky, sayup-sayup terdengar suara wanita marah. Karena penasaran, Ronal segera memeriksanya.

"Aku sudah menunggu lama sekali dan makanan baru datang. Hah, hotel macam apa ini? Tidak bagus dalam pelayanan tamu yang datang."

Mata Ronal langsung terfokus pada wajah wanita itu. "Lilia... Dia bisa bicara." batin Ronal tidak menyangka.

"Maaf nona, tadi aku ke kamar mandi sebentar karena mual. Aku sedang hamil muda jadi sedikit terganggu pekerjaannya." kata pelayan hotel dengan suara bergetar. "Tolong nona jangan laporkan aku ke manajer hotel. Nanti aku bisa di pecat. Aku benar-benar butuh pekerjaan ini."

"Memangnya aku peduli. Dasar wanita lemah. Aku juga kemarin pernah hamil, tapi tidak pernah mual di malam hari. Alasan saja."

Kembali Ronal terkejut dibuatnya. "Hamil? Lilia pernah hamil? kemarin?"

Mendengar ini di depan matanya sendiri, Ronal memutuskan untuk ganti rencana. "Sepertinya tidak harus membawa Sky kabur. Aku harus mencari bukti lebih dulu. Ku harap ini tidak terlambat."

Ronal bergegas ke ruang kemaman dimana monitor CCTV berasa. Hanya dengan menyuap petugas disana, dia berhasil mendapatkan salinan rekaman CCTV yang menunjukkan wajah Lilia sedang memarahi petugas hotel.

"Kamu membohongi kami semua, Lilia. Lihat saja besok, tidak akan aku biarkan kamu mengelaknya."

Setelah mendapat salinan rekaman CCTV. Ronal langsung pergi ke rumah lama Tante Sania dan Lilia. Hampir 3 jam perjalanan ia tempuh sendirian. Rasa lelah dan kantuk ia lawan demi nasib pernikahan Sky besok.

Sampai di alamat, Ronal kembali terheran-heran melihat kondisi lingkungan sekitar. Baru turun dari mobil saja ia langsung dihampiri segerombolan wanita dengan pakaian seksi. Sayangnya itu tidak menggoda iman Ronal sama sekali. Yang ada ia jijik melihatnya.

"Mas, mau bareng kita ga? Free minuman loh." tawar salah seorang wanita dengan nada menggoda.

"Tidak, aku datang kesini untuk mencari informasi. Jika kalian bisa membantuku maka masing-masing akan mendapatkan bayaran 5 juta." Ronal tidak kau basa basi, waktunya sudah tidak banyak lagi.

Mendengar itu, wanita-wanita ini tampak senang bukan main. Salah seorang diantara mereka segera maju.

"Tuan, informasi apa yang sedang anda cari?" tanyanya dengan nada lebih menghormati.

"Kalian tahu rumah Pak Daniel? Istrinya bernama Sania dan anaknya bernama Lilia? Lokasinya ada disini namun aku bingung mencarinya." kata Ronal membuat para wanita itu saling pandang.

"Ada apa?" tanya Ronal curiga. Sepertinya mereka tahu sesuatu tentang keluarga Tante Sania.

"Kami sarankan jangan mencari tentang mereka, tuan. Apalagi bertanya dengan orang disini. Malam ini anda beruntung bertemu kami, jika bertemu orang lain mungkin anda akan di minta uang habis-habisan." jawab wanita dengan baju berwarna merah menyala.

Mendengar jawaban itu, Ronal sedikit mulai paham. "Aku memiliki masalah dengan mereka. Sehingga butuh informasi detail tentang hidup ketiga orang itu."

"Tunggu sebentar." Pria itu kembali masuk mobil dan tidak lama keluar dengan membawa tasnya.

"Ini ada 8 juta. Sisanya akan aku berikan setelah kalian membantuku." katanya membuat 4 wanita ini tersenyum senang.

"Baik, ikut kami ke rumah Madam Gia." ajak mereka membuat Ronal mengangguk setuju.

Ronal tidak habis pikir kenapa bisa ada rumah mewah di tengah pemukiman kumuh seperti ini.

"Mami Gii.. ada tamu kaya dari kota ingin tahu informasi si tua bangka. Dia berani bayar mahal kita."

Ronal sedikit cemas menunggu wanita yang dipanggil mami oleh mereka. Pasti ini wanita tua dan suka menggoda pria sepertinya.

"Berapa banyak uang mu, tuan? Sampai berani datang ke rumah ku?"

Ronal terpaku sejenak. Seorang wanita muda dengan wajah cantik dan penampilan sopan keluar dari balik tirai. Hampir saja air liurnya menetes.

"Aku Madam Gia, dan anak asuhku memanggil diriku Mami Gi. Ada yang bisa di bantu?" ucapnya dengan suara lembut sekali.

Ronal segera tersadar, ingat tujuan awal dia kesini. Jangan gara-gara wanita cantik bisa melupakan niatnya.

"Aku butuh info tentang Daniel, Sania dan Lilia. Berapa yang kamu minta aku akan membayarnya."