NovelToon NovelToon
CINTA Dan BENCI

CINTA Dan BENCI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Srii Ulinna Sembiringg

Menikah adalah keinginan semua orang, Tentu begitupun dengan Raisa Dirani, apalagi menikahi orang yang sangat ia cintai sejak dulu, akan tetapi pernikahan jauh dari yang ia bayangkan, suaminya yang ia pikir menikahi nya dengan cinta ternyata menancapkan luka dalam untuknya.
Akankah dia bertahan untuk rumah tangga nya?
simak kisah nya dalam

CINTA dan BENCI

Kisah ini di terbitkan atasa izin Noveltoon MaNisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili noveltoon itu sendiri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srii Ulinna Sembiringg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.10 Ragu

Raisa mengompres dahi Marcel dengan air es, agar panas nya cepat turun, sementara Marcel tampak memejamkan matanya tapi tangannya menggenggam erat tangan Raisa sehingga Raisa merasa kesusahan mengurus Marcel.

Raisa mendesah pelan melihat tingkah laku Marcel, ia seperti bukan Marcel yang selama ini ia kenal, Marcel yang dulu bahkan tak pernah menampakkan sosok manjanya kepada siapapun, tapi ini, ahhh entahlah Raisa bingung sekarang.

beberapa jam berlalu Marcel terbangun, ia membuka matanya perlahan, kepala nya masih berdenyut walaupun tak separah tadi. Ia memindai sekeliling, ia awalnya bingung, tapi akhirnya ia sadar ia berada dirumah istrinya sekarang. Atau ini kamarnya??

Marcel bangkit ia tak mendapati istrinya dikamar, ia melihat bingkai Poto dinakas kecil samping ranjang tersebut, Poto Raisa bersama kedua orang tua kandungnya- ah tidak mereka orang tua angkat Raisa, tapi seperti orang tua nya sendiri.

Dipoto itu Raisa tampak mengenakan baju sekolah menengah pertama bersama ayah dan ibunya, ia tampak cantik dengan senyum mengembang di bibirnya, bahkan Marcel belum pernah melihat senyum lepas itu sebelum nya.

Marcel menatap sekeliling, kamar yang bahkan lebih kecil dari walk in closet di kamarnya, ranjang sempit dan 1 buah lemari pakaian kecil, akan tetapi kamar ini tampak nyaman, dan bersih walaupun sangat sempit bagi Marcel.

Marcel mendesah, jantung nyeri melihat istrinya hidup dengan kesederhanaan didesa, sedang kan Marcel hidup dengan penuh kekayaan dikota, jangan rumah seperti ini desa nya saja bisa ia beli.

"Cklek!!" Pintu kamar terbuka, terlihat istrinya sudah lebih segar, seperti nya ia baru saja mandi.

"Kamu sudah bangun?" Tanya Raisa melihat marcel duduk melamun diatas ranjang sempitnya sembari meletakkan punggung tangannya di kening marcel.

"Sudah tidak- akhh." Raisa terkejut karna Marcel menarik tubuhnya kemudian memeluk pinggangnya.

Raisa yang jantung berdetak dengan perlakuan tiba tiba Marcel terkejut.

Sementara Marcel memeluk pinggang istrinya yang begitu ia rindukan, menghirup aroma yang sudah lama ia rindukan.

"izinkan aku memeluk mu sebentar saja ya, aku begitu merindukanmu." ucap Marcel.

Raisa diam tak juga membalas pelukannya Marcel.

"biasanya jika dirumah aku hanya memeluk baju mu yang tertinggal sperti nyantai sengaja kau tinggalkan, aku memeluk itu biasa nya jika tidur. Jika tidak aku takkan bisa tidur." Ucap Marcel masih tetap memeluk Raisa.

"Jangan bohong!! Aku bahkan tak meninggalkan satu baju pun dirumah itu!! Raisa kembali sinis," ia merasa Marcel banyak berbohong demi mendapatkan hatinya.

"Aku tak bohong sayang..."

"Blusssh.." Raisa merasa pipinya memerah mendengar ucapan Marcel.

"Ada baju kamu yang tertinggal, dress warna biru yang sering kau kenakan, baju itu tertinggal dirumah, apa kau tak ingat??" Tanya Marcel sembari mendongakkan wajahnya menatap istrinya

Raisa yang ditatap memalingkan wajahnya. Ia ingatk sekarang, baju favorit nya yang ia cari cari waktu itu ternyata benar tertinggal dirumah.

"Yakan!! Benar kan aku gak bohongg?" Tanya Marcel lagi.

Raisa yang salah tingkah melepaskan pelukan Marcel lalu mundur kebelakang.

"Sudah lah tak perlu dibahas!" Raisa kemudian pergi meninggalkan Marcel didalam kamar.

Marcel yang tau istrinya sedang salah tingkah, terkekeh ia lucu melihat pipi tomat istrinya.

Marcel bangkit ingin mengambil ponsel di saku jaketnya tapi ia tak melihat jaket nya dimana.

"Sayanggg.." Marcel keluar dari kamar

"Kam-'

"Bisa tidak jangan panggil sayang!!! Aku tak biasa dengan panggilan itu!" Potong Raisa, ia tak tahan mendengar panggilan marcel kepadanya, pipinya selalu memerah mendengar nya, tak mau marcel malah besar kepala melihat ia salah tingkah.

Marcel tersenyum lalu berkata "kamu harus terbiasa, karna mulai sekarang aku akan terus memanggil kamu seperti itu."

Raisa mendelik menatap Marcel.

Marcel terkekeh, "jangan marah terus dongg.. Kamu tambah cantik kalo marah." Marcel menoel hidung mancung Raisa

Raisa yang diperlakukan sperti itu semakin salah tingkah.

"Terserah kamu saja lah!! Capek ngomong sama kamu!" Raisa kembali melanjutkan mencuci piringnya yang tertunda gara gara mendengar ucapan Marcel.

"Emmm lihat jaket ku dimana?" tanya Marcel sembari menahan tawanya melihat tingkah laku isteri nya.

Raisa membasuh tangannya lalu pergi ke kamar mengambil jaket Marcel yang ia gantungkan dibalik pintu.

Raisa menyerah kan jaket tersebut ke Marcel. Marcel menerima jaket tersebut sambil terus tersenyum.

Raisa yang melihat senyum aneh Marcel semakin kesal saja. Marcel tampak menghubungi seseorang.

"Hallo..."

"Bawakan pakaian ku kerumah kemarin!"

"Tut!!!"

Berbanding terbalik saat berbicara dengan Raisa, Marcel tampak lebih dingin dan angkuh saat berbicara dengan orang lain.

Raisa bisa menebak pasti orang yang di sebrang telpon tersebut adalah Dion.

Dan benar saja, tak lama kemudian Dion datang membawa beberapa pakaian marcel.

"ini tuan, pakaian anda." Marcel menerima pakaian tersebut.

Dion yang melihat Raisa langsung membungkukkan badannya.

Ia sejujur nya senang akhirnya nyonya nya menerima kembali tuannya yang sudah seperti kehilangan arah.

"Hallo nyonya.. Senang bertemu nyonya kembali," ucap Dion kepada Raisa.

Raisa tersenyum, bagaiman pun dahulu Dion adalah orang yang hangat kepadanya walaupun berbeda dengan tuannya.

"Aku sudah menyuruh seseorang menjemput mu. Dia akan sampai besok, kembali lah ke hotel, besok kau bisa pulang, dan sementara kau harus mengganti kan aku karna paman sedang berada di luar negri, aku akan pulang beberapa hari lagi."

ucap Marcel kembali menjadi Marcel yang dulu, dingin tak tersentuh.

Raisa yang mendengar penuturan Marcel melotot. Tapi tak mampu membuka mulutnya karna masih ada Dion disini.

"Baik tuan, semoga hari anda menyenangkan, saya permisi dulu." dion membungkukkan badannya hormat kepada tuan dan nyonya nya.

Tanpa di ketahui disebrang rumah Raisa, Diah menatap terkagum kagum memandang pemandangan indah didepannya.

bagaiman tidak, ia menatap kagum kepada dua orang pria tampan didepan rumah temanya Rani. Baru saja ia terkagum kagum dengan suami sahabatnya kini ia kembali dibuat kagum oleh seseorang yang membungkuk berulang kami kepada Rani dan suaminya.

Ia kemudian penasaran siapa sebenarnya suami Rani, kepada seolah ia raja tak terkalahkan yang harus dipuja puja, ahh entahlah diah pusing memikirkannya, sudah pusing memikirkan pria tampan, malah semakin pusing melihat kejadian didepan matanya.

ia memutuskan kembali masuk kedalam rumahnya.

"Kenapa kamu mengatakan akan kembali beberapa hari lagi mas?? Memangnya aku mengijinkan kan mu tinggal disini??" Tanya Raisa dengan nada ketus, ia kesal dengan Marcel yang menurutnya berbuat sesuka hati dirumahnya.

Marcel menatap raisa yang tampaknya masih ragu padanya, buktinya ia marah saat mengatakan akan tinggal beberapa hari disini.

"Kamu gak suka aku tinggal disini ya?" Tanya Marcel lembut,

Membuat Raisa merasa tak enak hati telah marah marah padanya barusan.

"emmm... Maksudku kamu bahkan engga bertanya dulu padaku sebelumnya." Raisa lebih memelankan suara nya.

"Aku kira kamu tak keberatan dengan aku Disni, jika aku berada dirumah ini aku merasa lebih dekat denganmu sayang... Sehingga aku tak kepikiran nantinya. Tapi ternyata ia juga ya, selama ini juga kamu sendirian, maaf yaa.. Membuat kamu tak nyaman, kalau begitu aku pindah ke penginapan saja, besok aku kembali lagi kesini." Ucap Marcel tersenyum sembari mengelus rambut Raisa dengan sayang.

Raisa yang mendengar penuturan Marcel menjadi semakin bersalah, biasanya dulu jika Raisa keberatan dengan sesuatu, Marcel takkan pernah menggubris nya, tapi hari ini ia bahkan mengalah tanpa meminta persetujuan sekali lagi padanya.

Marcel tampak bangkit ingin mengambil tas ransel yang diberikan Dion padanya.

"Mmm-mass..." Panggil Raisa,

"Iya??" Marcel menghentikan kegiatan nya.

"Yasudah kamu tak perlu kembali ke hotel, tinggal lah disini."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Neysa
lanjut Thor🙏🙏🙏
Yaky De la rosa
Ada apa thor, kok lama update updatenya? Aku berharap cerita ini tidak berhenti di tengah jalan.
MaNisa: sabar ya.. author pasti teruskan...
total 1 replies
wtf_pj
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!