Seorang gadis berusia 20 tahun, yang bekerja sebagai pelayan di sebuah Mension mewah milik keluarga Angkasa.
Suatu hari, gadis bernama Dara itu, tak sengaja di nodai oleh putra satu-satu tuan Angkasa, yang menyebabkan ia hamil.
Karena kehamilannya, ia terpaksa di nikah sirihkan oleh laki-laki yang telah menodainya.
Ayo ikuti kisahnya, apakah Dara mampu bertahan dalam rumah tangga menjadi istri sirih sekaligus istri simpanan? Apakah dia bisa melalui ujian rumah tangga yang di penuhi banyaknya rintangan? Ataukah ia akan memilih pergi saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena Make-up
Malam ini di sebuah hotel mewah. Adam dan Anim sedang melangsungkan upacara persandinganya. Ramai rekan-rekan bisnis tuan Angkasa yang menghadiri upacara pernikahan putra tunggal tuan Angkasa.
"Selamat bro," kata teman Adam yang bernama Nabhan.
"Terima kasih," menyambut tangan Nabhan. Nabhan tersenyum pada kedua pengantin itu.
"Berarti udah mau tutup Bar ini? Kan sudah menikah," Ejek Nabhan pada Adam.
"Bener Nab, hahaha" Sahut Alif teman mereka juga.
"Ya enggaklah, masak karena menikah Barku mau di tutup," jawab Adam membuat Nabhan dan Alif tertawa sumbang.
Tiba-tiba lewat seorang gadis yang sangat cantik di depan mereka.
"Wow ... Aku sepertinya melihat calon ibu dari anak-anakku," kata Nabhan dengan bola mata berbinar-binar melihat gadis itu.
Tak beda jauh dengan Alif yang sama seperti Nabhan. "Oh, bidadariku ... Ternyata tulang rusukku berada di sini .." Alif bahkan sampai ileran melihat wanita itu.
"Eh, iler lu udah jatuh," kata Adam menggeleng dan melihat ke arah gadis yang menarik perhatian teman-temannya.
Ternyata dia adalah Dara. Kurang ajar! Ternyata mereka berdua sedang membicarakan isteriku, ck. Batin Adam Kesal dalam hati saat melihat Dara yang sangat cantik, padahal dia hanya memakai pakaian yang tampak sederhana. Tapi entah mengapa malam ini dia terlihat sangat cantik dengan make-up tipis yang di poleskan ke wajah cantiknya.
Sebenarnya Dara tak ingin menghadiri upacara pernikahan Adam, tapi nyonya Yunda menyuruh Dara ikut, karena Yunda menyuruh Dara untuk menjaga anak kecil yang berusia 5 tahun, anak temannya.
Adam menyapu wajah Alif dan Nabhan dengan tapak tangannya, agar mereka berdua mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Dara, ada perasaan tak rela dalam hatinya saat mendengar pujian yang keluar dari mulut teman-temanya.
"Apaan sih Dam! Ganggu saja!" Nabhan kesal padanya.
"Kalian berdua itu sudah rabun, emang wanita itu cantik dari mana? Aku tidak melihat wanita itu cantik, aneh kalian berdua," ujar Adam sengaja menjelek-jelekkan Dara.
"Mata lu itu kali yang sudah rabun," sahut Alif.
"Bener, masak wanita secantik itu di kata jelek, nggak jelas," Nabhan.
Mendengar ucapan mereka. Hatinya malah semangkin memanas. Sedangkan Anim memilih duduk diam, tak terlalu memperhatikan pembahasan mereka bertiga.
,,,
Dara berjalan ingin ketoilet, Melihat itu, Adam malah menyusul di punggung Dara, ia juga sudah pamit pada Anim, beralasan jika ia mau ke toilet sebentar.
Dara masuk ke dalam toilet, saat ingin menutup pintu, tiba-tiba seseorang mendorong pintu tersebut dari luar.
Dara ingin berteriak, tapi mulutnya di bekap oleh tangan lebar Adam.
Hanya bola mata gadis itu yang tampak berkedip-kedip. Adam masuk ke dalam toilet dan mengunci pintu.
Dara mendorong tangan Adam. "Kenapa anda kemari tuan? Bagaimana jika ada yang melihat kita," kata Dara.
"Ck! Kenapa kau datang keacara ini!" Ketus Adam tapi mengecilkan nada bicaranya.
"Saya kemari bersama nyonya, nyonya Yunda memintaku untuk menjaga anak temannya," jawab Dara.
"Itu bukan urusanku! kau bisa datang jika kau mau, tapi jangan memakai make-up seperti ini, kau terlihat bertambah jelek!" Kata Adam mengusap wajah Dara untuk menghilangkan make-up tipis di wajah gadis itu.
"Apa yang salah, kenapa anda semena-mena tuan!" Mendorong tangan Adam.
"Kau mau melawanku hah!" sentak Adam.
"Lebih baik tuan keluar saja dari sini," Dara mendorong tubuh Adam memaksanya keluar dari dalam toilet itu.
Tak sengaja kaki Dara terpeleset. "Arkhh,"
Adam langsung menahan tubuh Dara dengan secepat kilat. Tapi malah mereka terjatuh bersama dengan keadaan Dara yang berada di atas tubuh Adam.
"Arkh, Kepalaku ..." Adam meringis saat kepalanya terbentur di closet.