Ini kisah Bryan ya...kawan anak dari Lexi :
selamat membaca yang nunggu-nunggu kisahnya Bryan akhirnya terbit juga terima kasih sudah mau mampir.
Nama Mu di hati ku tak Pernah Hilang oleh waktu meski kita saat ini sudah saling memiliki pendamping hidup,namun kehangatan sifat mu yang mengajari banyak pengalaman hidup tak pernah terlupa oleh ku Bryan.(Batin Andrea saat bertemu dengan mantan kekasihnya yang paling dia cintai selama ini).
"Akhirnya aku menemukan mu lagi setelah 15 tahun lamanya Andrea" gumam Bryan,saat tak sengaja berpapasan dengan Andrea di sebuah mini market.
Namun keduanya menggandeng seorang anak kecil.
Akan kah kisah cinta mereka berlanjut kembali,atau mereka lebih memilih menjalankan takdir yang mereka pilih saat ini.
ikuti terus yuk kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran
Malam hari.
Adji pulang ke rumahnya dengan perasaan yang campur aduk, gara-gara video kiriman yang dia lihat tadi siang di kantornya membuatnya bad mood saat sampai di rumah
Sena manghambur menyambut kedatangan ayahnya saat ayahnya muncul dari balik pintu.
Adji mengelus kepala putrinya itu dengan. lembut., kemudian dia bertanya.
"Apa hari ini mamah mu keluar rumah? " tanya Adji.
"Iya kerumah om Suge dan tadi juga Om Suge mampir kesini main sama aku dan kakak" jelas Sena polos.
Adji hanya tersenyum kecil pada anaknya kemudian dia pun berjalan ke arah kamarnya, di lihatnya istrinya sedang merapihkan kasur.
Adji menaruh tasnya di kursi yang ada di kamarnya tersebut.
Andrea yang baru menyadari suaminya sudah tiba di rumah akhirnya menegurnya.
"Mas... maaf aku nggak dengar kamu datang" ucap nya lembut.
Wajah Adji nampak suntuk.
Andrea mendekat pada suaminya dan bertanya. apa yang membuat nya suntuk seperti itu.
Adji menatap tajam kearah istrinya.
"Kau pergi dengan Suge hari ini? " tanya Adji dengan ketus.
"Iya... benar kau tahu dari mana? " tanya Andrea.
"Sejak kapan kau tidak pernah bilang pada ku kalau kau pergi keluar rumah? " Adji bernada dingin.
"Maaf tapi aku dan Suge kan hanya bersahabat mas bukan kah kau tahu itu? " Andrea tetap bernada lembut.
"Tapi dia tetap seorang laki-laki Rea... dan kamu itu wanita yang sudah menikah apa pantas kau berjalan dan berboncengan dengan laki-laki lain tanpa izin dari ku?sambil tertawa haha hihi di jalanan"omel Adji.
" Lalu apa kau juga pantas berjalan dengan wanita yang bukan istri mu hem? "Andrea lalu menunjukan sebuah gambar yang selama ini dia simpan di ponselnya.
Gambar suaminya sedang berjalan berdua dengan seorang wanita yang selalu sama.
" Dapat dari mana kau foto ini? "Adji terlihat panik.
" Aku dan Suge hanya berteman ya mas dia sudah seperti saudara bagi ku berbeda dengan mu, sekarang aku tanya siapa dia mas? "Andrea masih menahan emosinya.
" Mantan mu kan? mantan mu yang selalu kau ingat dan selalu kau telpon di luaran sana? "tuding Andrea.
Adji terdiam saat mendapatkan rentetan pertanyaan dari Andrea.
" Sekarang terserah pada mu mau kau teruskan atau tidak pernikahan ini, yang jelas aku sudah tidak percaya pada mu"ucap Andrea dingin.
"Andrea... kau ini bicara apa? " bentak Adji.
Andrea menatap tajam kearah suaminya terlihat kemarahan di mata tersebut.
"Aku tahu kita menikah karena terpakasa tapi harus kah kau se egois itu mas? " ucap Andrea lirih.
"Rea... maafkan aku tapi aku tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi dengannya" jelas Adji lembut.
"Terserah apa kata mu mas jujur aku sudah tidak percaya lagi pada mu" Andrea sudah kecewa pada suaminya karena merasa telah di bohongi berkali-kali.
"Rea... " Adji mengelus rambut istrinya yang terurai. tapi di tepis oleh Andrea karena dirinya benar-benar marah saat ini.
Andrea keluar dari kamarnya dan berjalan masuk kedalam kamar Farel.
"Mamah... tumben masuk kamar ku? " tanya Farel.
"Mamah tidur disini dulu ya sama Sena malam ini" ucap Andrea.
"Kenapa mah? "
"Nggak apa-apa cuma ayah mu lagi nggak bisa diganggu karena banyak kerjaan"
"Ooo begitu okelah, aku juga sudah menyelesaikan PR ku"
"Ya... tidurlah Sena juga tidur ya... sayang besok kan Sena sekolah pagi"ucapnya lembut.
Kedua anaknya pun mulai tertidur, begitu pun Andrea namun karena banyaknya fikiran hari ini membuatnya tidak bisa tertidur nyenyak.
Hingga tengah malam tiba dia pun keluar dari kamar anaknya dan mulai bekerja di tengah malam, namun saat dirinya melangkah ke ruang kerjanya sepasang tangan memeluk tubuhnya dari arah belakang dan sebuah kecupan mendarat di lehernya.
Andrea hanya terdiam saja tak merespon apa yang telah di lakukan suaminya.
"Maafkan aku Re... " bisiknya.
Andrea hanya menghela nafasnya saja.
"Bila kau masih mencintainya kembalilah padanya tapi lepaskan aku mas" ucap Andrea pelan.
"Tidak Re... tidak... aku tidak akan melepaskan wanita yang selalu ada disisi ku meski aku terjatuh dan terpuruk tapi tangan mu selalu terulur untuk membuat ku bangkit kembali tidak sayang please maaf kan aku" bisiknya memohon.
Andrea menitikan air matanya.
"Tapi bertahun-tahun mas kau membohongi ku... bertahun-tahun aku pun hanya diam saja, tapi aku rasa ini sudah keterlaluan mas, kau malah semakin dekat dengannya akhir-akhir ini"
Adji membalik badan Andrea di tatapnya wajah istrinya itu yang menemaninya selama belasan tahun ini, wajah yang memang sangat sendu dan dingin sejak mereka menikah.
Andrea memang tidak mencintai Adji seperti dia mencintai Bryan tapi dia berusaha membuang masa lalunya jauh-jauh ketika dia menikah, meski sulit dia melupakan Bryan tapi dia terus berusaha menjadi istri yang baik untuk Adji meski Adji pun tidak mencintainya sepenuh hatinya.
"Aku mau kerja dulu mas" Andrea mencoba menghindar.
"Re... " Adji masih berusaha membujuk istrinya.
"Mas tidurlah besok kamu kan bekerja, nanti. kesiangan lagi" ucap Andrea lembut.
Adji benar-benar seperti kehilangan pegangan saat ini saat tahu puncak kemarahan istrinya, sebab dia sangat tahu Andrea, bila masih mengeoceh mengomel seperti merecon Andrea masih bisa di bujuk lagi, tapi bila sudah diam itulah puncak kemarahan nya karena hatinya sudah lelah dan untuk memaafkan kesalahannya.
Andrea masuk ke ruang kerjanya dia menyalakan laptopnya dan mulai menulis cerita yang akan dia jadikan komik dengan Suge nantinya.
air mata yang keluar tadi pun sudah mengering hatinya sudah benar-benar membatu karena berbagai macam hal yang membuat hatinya sakit hingga akhirnya mati rasa.
Ke esokan harinya saat mengantar Sena kesekolah Andrea mendapat telpon dari sebuah perusahaan media yang ingin melakukan pertemuan khusus dan tertarik dengan karyanya.
"Halo... selamat pagi... " ucap seorang pria dari seberang telpon tersebut.
"Iya pagi... " jawab Andrea.
"Dengan Nona Andrea? " tanya sang penelpon.
"Ya... benar"
"Kami dari perusahaan X presedir kami ingin mengadakan pertemuan dengan anda sebab beliau tertarik dengan karya-karya anda"
Andrea menutup mulutnya karena terkejut dan senang karena ada yang menyukai karyanya sampai ingin bertemu dengannya, sesuatu hal yang sangat membahagiakan untuknya.
"Kapan anda ada waktu agar kami bisa mengatur waktu pertemuan anda dengan presedir" tanya orang tersebut.
"Waktu saya fleksibel pak kapan pun saya bisa" ucap Andrea dengan nada yang terdengar sangat senang.
Orang yang bersama sang penelpon pun terlihat senyum-senyum senang, bahkan sangat asisten yang sedang menelpon,baru kali ini melihat senyum kebahagiaan di wajah bos besar nya ini.
ada apa dengan Presedir... apa benar dia ngefans sama penulis ini sampai segitunya senyum-senyumnya.
Batin sang asisten.
"Baiklah nona Andrea besok siang bisa anda datang ke restoran C di jalan W karena presedir ingin menemui anda disana dan kalau bisa anda bawa novel-novel anda karena Presedir sangat tertarik dengan karya anda" ucap Milo.
"Oo baik Pak baik akan saya bawa beberapa karya saya dan semoga presedir anda menyukai karya saya ini" Andrea terdengar sangat senang.
"Baiklah Nona sampai bertemu besok di sana" ucap asisten Presedir.
Sambungan telepon pun berakhir dan saat itu juga kedua orang yang di lain tempat itu, terlihat tersenyum bahagia, dan tak sabar dengan hari esok meski dengan fikiran yang berbeda.
Bila fikiran Bryan itu senang karena bisa bertemu dan mengobrol dengan Andrea lagi, berbeda dengan Andrea yang senang karena akan bertemu dengan fansnya seseorang yang tidak biasa yang menyukai karyanya.
Bersambung.
SEBENARNYA HATIKU IKUT PERIH & MELO BACA NOVEL INI... MSKI ENDINGNYA HEPI, TPI RASA SESAK DIDADA TTP ADA..
SEMUA MMG SALAH LEXY...