Apa jadi nya jika seorang polisi yang sedang bertugas melindungi saksi sebuah kasus pembunuhan di paksa menikahi saksi yang di lindungi karena sebuah kesalahan pahaman di kamar sebuah hotel? dan atas nama profesionalitas terpaksa menyetujui pernikahan tersebut? saksi kan kisah penuh taburan komedi ini bersama kak Upe🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#12
Paling tidak itu lah yang si pengawal pribadi pikirkan hingga detik- detik pelaksanaan aksi mereka.
Singkat cerita waktu untuk beraksi pun tiba. Waktu itu sang legislator diundang ke acara pengumpulan dana suntuk sebuah rumah sakit mata yang pasti nya akan membuat sang legislator tidak bisa pulang ke rumah nya sebab acara akan berlangsung hingga malam.
Hal ini pasti nya akan menahannya di kota hingga larut malam dan seperti biasa Domenico meminta pengawal pribadi nya menyiapkan hotel dan pendamping untuk malam itu.
Dan seperti biasa nya, si pengawal pribadi pun segera melaksanakannya. Mereka akan menginap di sebuah hotel di mana Domenico sering berkunjung sehingga si pengawal pribadi mengenal seluk beluk hotel itu dengan cukup baik termasuk di mana hotel menyembunyikan kamera-kamera mereka.
Angelia Rose memesan kamar 16038 , kamar yang pernah dibuatnya menginap sebelumnya. Mengingat lokasinya, kamar itu sangat cocok dengan rencana mereka. Kamar itu terletak di sudut dan tepat di seberang koridor dari tangga darurat, memberikan kemungkinan bagi si pengawal pribadi untuk tidak terlihat saat menyelinap masuk dan keluar dari kamera yang terpasang di lorong di lantai itu.
Saat malam tiba, semuanya berlangsung dengan sangat lancar. Domenico segera menuju ke hotel setelah acara penggalangan dana itu dan setelah menelepon istrinya untuk mengucapkan selamat malam. Setelah mengantar sang bos, si pengawal pribadi nya cepat - cepat memakai sarung tangan yang telah dia persiap kan.
Ia segera mencari tangga darurat yang akan membawanya ke kamar Angelia Rose, dan cepat-cepat naik ke lantai tiga belas. Ia menghitung segala sesuatunya menit demi menit saat berjalan menuju ke kamar Angelia Rose yang tentu nya sedang menunggu nya di dalam ruangan.
Wanita itu membawa sebuah kamera video kecil yang baru saja dibelinya, seperti yang diperintahkan oleh di pengawal pribadi. Kamera itu ia beli dari sebuah toko mata-mata di Millan.
Si pengawal pribadi menyetel kamera itu, lalu melakukan briefing terakhir dengan Angelia Rose sebelum aksi di lakukan. Kemudian ia menyembunyikan kamera itu di belakang TV yang kebetulan posisi nya menguntung kan diletakkan tepat di depan tempat tidur berukuran king itu.
Tapi seperti nya ada sesuatu yang mengganggu di mata Angelia Rose.
"Kenapa kau menggunakan sarung tangan?" tanya Angelia Rose, menatap kedua tangan si pengawal pribadi yang terbungkus sarung tangan kulit hitam sementara ia bekerja.
Si pengawal pribadi melihat ke belakang sambil mempertimbangkan jawaban yang akan ia berikan.
"Hanya untuk berhati-hati," katanya tenang sementara membuka pintu sedikit lebih lebar dan memeriksa untuk memastikan kamera itu tidak terlihat.
"Hanya untuk berhati-hati? Maksud mu bagaimana?" tanya Angelia Rose lagi. Dan saat Mark berpaling, ia melihat wanita itu melipat kedua tangannya di depan dada.
Kedua mata wanita itu menyipit curiga. "Maksudmu, hanya untuk berhati-hati, seperti misalnya, jika Domenico tidak terjebak, dan ia menyerahkanku pada polisi, tidak ada bukti bahwa kau ikut terlibat? Berhati-hati semacam itukah yang kau bicarakan?" tembak nya membuat si pengawal pribadi terdiam.
Wanita itu mungkin bukan wanita panggilan tercantik yang pernah ia lihat, tapi yang pasti ia juga bukan yang terbodoh.
Sayangnya untuk saat itu, ia tidak punya banyak waktu untuk memberikan penjelaskan yang komplit dan mendetail. Dia hanya bisa mengatakan apa yang terlintas di kepala nya.
"Kita akan memeras seorang legislator besar, Angelia Rose!!. Jadi aku tentu nya harus berhati-hati. Dan kau pun juga seharusnya demikian. Tapi bukan menjadi sebuah rahasia bagi Domenico bahwa kau terlibat. Dalam rencana kita kau adalah aktor utama nya, sedangkan aku sutradara dan teknisi di balik layar. Kita sudah pada job des kita masing- masing. Ingat kan?"
"Lucu sekali, saat kau mengatakannya, kedengarannya seperti akulah satu-satunya orang yang akan menikmati uang itu," kata Angelia Rose.
"Belum lagii hal tersebut otomatis akan menjadi tanggungan ku seorang!!" sengit Angelia Rose.
" Wanita ******!!" umpat si pengawal pribadi dalam hati. Ia seharusnya tahu bahwa wanita itu akan mulai membuat masalah di detik-detik terakhir.
Si pengawal pribadi tahu bahwa hal yang terbaik yang harus dia lakukan saat ini adalah menenangkan wanita ja*lang ini.
Ia pun memegang bahu wanita itu. Sebenarnya ia tergoda untuk mengguncangkannya keras-keras tapi di tahan nya. "Ini adalah rencana mu, Angelia Rose!! Dan ini adalah rencana yang bagus. Tenang sajalah, dan ayo kita lakukan ini." Tekan nya dengan tetap menyemangati partner ini crime nya itu.
Butuh beberapa saat sebelum Angelia Rose mengangguk. "Kau benar." Ia menghela napas. "Maafkan aku. Kupikir aku mulai gugup karena semuanya ini." lanjut nya setelah sedikit bisa menguasai diri nya.
"Jangan gugup, oke?" kata Mark padanya.
"Yang perlu kau lakukan hanyalah menghidupkan kamera itu saat kau mendengar Domenico mengetuk pintu. Pastikan kau memposisikan pintu tepat seperti yang sekarang ini, lalu matikan kamera saat ia pergi. Yang lainnya sama sekali tidak berbeda dari tugas yang lalu. Aku akan mengawasi dari dalam mobilku di tepi jalan di bawah. Mati dan nyalakan lampu di dekat jendela tiga kali jadi aku tahu kapan kau sudah selesai. Aku akan naik, memeriksa kaset itu untuk memastikan semuanya baik-baik saja, lalu kau pergi seperti yang kau lakukan di malam-malam sebelumnya." si pengawal pribadi menjelaskan ulang semua yang harus Angelia Rose lakukan.
"Terima kasih, Bos. Apa ada hal yang lain yang harus aku ingat?"
"Ya. Buatlah itu tampak panas dan bergairah!! biar rekaman itu kelihatan bagus."
ditunggu lanjutannya kak... pokonya ga peduli ampe ribuan bab pasti aq tunggu...
fighting kak upe...
penisirin niyyyy...