Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Di sebuah Apartemen, Seorang pria duduk di bibir ranjang. di genggamannya ada selembar foto wanita cantik yang tersenyum ke arahnya, Pria itu mengusap lembut wajah di dalam foto itu.
"Kenapa kau meninggalkanku? kau tau, aku mencari mu selama bertahun-tahun. Tapi apa? kau malah bersanding dengan orang lain sayang." gumamnya lirih.
"Bagaimana caraku untuk menghapus semua perasaanku yang menumpuk hanya untukmu, meskipun kau telah bersama orang lain, tapi hati ini tak sedikitpun berubah"
perlahan air mata jatuh di pelupuk matanya, bayangan kenangan masa lalu bak sinetron yang berputar di kepalanya. Seketika bayangannya buyar mendengar suara ketukan pintu dari arah luar, pria itu menghapus air matanya dan dia berjalan membuka pintu kamarnya muncul seorang asisten kepercayaannya.
" Ada apa?" tanyanya dingin
"Tuan, saya sudah menemukan dimana wanita yang Anda cari." jawab asisten pria itu.
"Dia bekerja di salah satu Stasiun TV ternama Tuan"
"Apakah kau sudah memastikannya dengan benar?" Ucapnya memastikan laporan dari asistennya.
"Sudah Tuan, Bahkan saya sendiri yang sudah memantaunya selama 3 hari"
"Baiklah, kerja bagus. Kau awasi pria itu dan juga Anaknya, kita tidak perlu menjatuhkan perusahaanya Karena mengingat dia adalah orang yang sangat genius dan memiliki banyak koneksi sangat mudah baginya mendapatkan orang yang telah berani bermain dengannya. Setelah aku memegang kendali perusahaan orang tuaku, kita akan menjalankan rencana yang telah kita susun. Kita tidak boleh gegabah, harus bermain cantik. Meskipun dia sosok yang ramah tapi dia memiliki sisi yang kejam tak banyak yang tahu, aku cukup mengenalnya. kita jadikan anaknya sebagai alat untuk menghancurkan dia, Aku ingin dia bersujud di kakiku. Dan, mengembalikan Wanitaku." Pria itu menyeringai, Ambisi menghancurkan keluarga seseorang yang mengambil wanitanya.
assisten pria itu menganggukkan kepalanya mengerti, kemudian dia pamit keluar dari ruangan Tuannya.
'sayang, tunggu aku. kita akan kembali bersama, untuk lelaki itu aku akan menghancurkannya tanpa kau ketahui'
batin pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mama Ayu dan yang lainnya sudah sampai di rumah Karin. Rumah sederhana dengan cat yang sudah pudar, beberapa pohon berjejer di samping rumahnya itu.
Tok.. Tok.. Tok
Mama ayu mengetuk pintu. Kiki yang baru pulang dari sekolahnya mendengar suara ketukan pintu, dia membuka pintunya.
"Maaf cari siapa ya?" tanya Kiki Menatap wanita paruh baya di depannya.
"Apa benar ini rumahnya Karin?" ucap Mama Ayu memastikan.
"Iya benar, saya adiknya teh Karin." jawab Kiki.
"Boleh Kami masuk?" Mama Ayu meminta izin
"Oh ya ,silahkan. Duduk dulu, sebentar saya panggilkan teh Karin nya dulu"
Mama Ayu masuk dan menginstruksikan Si Kembar dan suaminya agar ikut masuk. sedangkan Kiki pergi menyusul Kakaknya yang sedang berada di kamar, Mereka duduk di kursi kayu yang berada di ruang tengah. Mama Ayu dan Papa William mengedarkan pandangannya menelisik seluruh ruangan, walaupun rumah sederhana tidak kecil dan tidak besar, tapi rumah itu bersih membuat orang betah berada di dalamnya.
Kiki yang tadinya menyusul Karin akhirnya keluar dari salah satu ruangan, dengan memapah Karin, Kiki membawa Kakaknya ke ruangan dimana ada tamu di sana. Karin menatap bingung dua orang tua paruh baya yang menatap kearahnya, sedangkan untuk dua anak kecil yang dia kenali juga turut serta datang ke rumahnya.
'Siapa mereka? aku belum pernah melihatnya?' ucap batin Karin
"Teh ini tamu yang mencari Teteh, Teh Karin duduk dulu Kiki mau buatin minum dulu buat tamunya ya Teh." ucap Kiki dengan mendudukkan Karin.
Karin hanya menganggukkan kepalanya.
Si Kembar langsung menghampiri Karin yang duduk di sebrang Mama Ayu, Karena Papa William duduk di kursi tunggal.
"Aunty, kita kangen Aunty. Apa kaki Aunty masih sakit?" tanya Kenzi.
"Tidak sayang, sakitnya hanya tinggal sedikit lagi kok." Ucap Karin tersenyum
"Aunty, Nanti Kenzo mau ikut merawat Aunty sampai sembuh." Ujar Kenzo dengan tulus
"Kenzi juga" sahut Kenzi.
Karin yang mendengarnya hanya mengulas senyum menanggapi ucapan kedua anak itu.
Mama Ayu dan Papa William heran, sejak kapan Cucunya mau dekat dengan orang lain. Tapi melihat interaksi tiga orang tersebut menyunggingkan senyumnya.
"emm.. Boleh saya bertanya?" Ucap Mama Ayu
"silahkan Bu" jawab Karin ramah.
"Apa benar kamu yang bernama Karin? yang menolong Cucu saya kemarin?" tanya Mama Ayu.
"Iya benar Nyonya, jadi mereka Cucu ibu? maaf jika saya tidak sopan. Ada perlu apa ya, Nyonya dan juga Tuan datang kemari?" ucap Karin.
Papa William yang tadinya diam kali ini dia yang angkat bicara.
"Begini Nak Karin. mohon maaf sebelumnya jika kedatangan kami mengganggu istirahatmu, selain untuk mengucapkan terimakasih kasih atas kebaikan nak Karin, Si Kembar juga ingin bertemu dengan Nak Karin" jelas Papa William tersenyum.
"Jangan berterima kasih Tuan, Nyonya. sebagai manusia sudah sepatutnya kita tolong menolong, saya juga ikhlas menolong Si Kembar" jawab Karin tulus.
Kiki yang datang membawa nampan berisi teh manis menghampiri para tamu, menata semua minuman di meja dan mempersilahkan tamu untuk minum. Si Kembar yang bahagia bisa bertemu dengan Karin, keduanya berceloteh dan sesekali bercanda dengan Karin. Tak sampai disitu, Si Kembar mengajak Karin bernyanyi dan meminta Karin untuk bercerita. Karin dengan senang hati menuruti semua keinginan Si kembar, dengan adanya dua anak itu membuat dirinya yang tadinya bosan menjadi terhibur. ketiganya larut dalam kebersamaan itu, sampai melupakan tiga orang lainnya yang sedang memperhatikan interaksi mereka. Mama Ayu tak ingin kehilangan momen langka si kembar, Dia membuka hp nya lalu merekam semua Aktivitas Si Kembar dan Karin dari awal.
"Sayang sudah dulu ya! Kasian Aunty nya kan harus istirahat biar cepat sembuh" ucap Papa William
"Ih, Opa jangan ganggu dulu. sebentar lagi ya, kita masih kangen sama Aunty" Ucap Kenzo cemberut.
"Iya Opa, Kita kan belum mendengar Aunty Bercerita" Ucap Kenzi menimpali.
"Sudah, tidak apa-apa Tuan. Lagian saya juga bosan seharian di rumah, dengan adanya si kembar saya merasa terhibur. Jika di izinkan bolehkah saya ditemani mereka sebentar lagi?" pinta Karin.
Mama Ayu mengisyaratkan pada Papa William untuk membiarkan mereka menghabiskan waktunya sebentar.
"Ya sudah, kalau Nak Karin tidak keberatan. saya tidak enak saja , karena kondisimu belum pulih sepenuhnya" jawab Papa William
"Terima kasih, tidak perlu khawatir saya tidak apa-apa Tuan"
Mama Ayu mengisyaratkan pada Papa William untuk membiarkan mereka menghabiskan waktunya sebentar. Si Kembar duduk di kedua belah sisi Karin, keduanya fokus mendengarkan Karin yang menceritakan dongeng tentang Si Kancil. Karin mengusap dua kepala Si Kembar layaknya seorang ibu yang sedang menceritakan dongeng pengantar tidur untuk anaknya, sehingga perlahan mata kedua anak itu tertutup. Mama Ayu dan Papa William hatinya menghangat menyaksikan interaksi Cucunya itu, tanpa sadar air mata keduanya hampir menetes karena rasa haru, mereka langsung mengusap kedua matanya dan menatap satu sama lain lalu tersenyum.