Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.
Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.
Follow Ig saya : Ainuncefenis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 Teguran Dari Haris
"Terima kasih Dokter Bayu!" ucap Haris yang baru saja menelpon yang sedang berada di ruang tamu bersama dengan Nindy, Heri, Tami, dan Nara.
Heri terlihat begitu panik yang sejak tadi kedua tangannya yang saling mengatup satu sama lain dengan memencet jari-jarinya, bahkan tanpa keringat di dahinya.
Haris menutup telpon tersebut dengan menghela nafas.
"Ada apa. Mas?" tanya Tami. Pandangan Haris langsung melihat ke arah Heri.
"Kamu benar-benar sangat ceroboh Heri. Hampir saja Anara kehilangan nyawa akibat ulah kamu," ucap Haris.
"Saya benar-benar minta maaf Om. Saya tadi sangat panik, jadi saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan," ucap Heri.
Sebelumnya dia memang sudah menceritakan kepada Haris apa yang terjadi sebelum Haris mendapat laporan dari rumah sakit. Heri melakukan semua itu agar namanya tetap baik di depan Haris.
"Tapi saya hampir saja kehilangan putri saya karena kamu, kamu tidak seharusnya melakukan hal itu!" tegas Haris.
"Maafkan saya Om. Saya juga tidak mungkin menyakiti Anara. Anara juga tahu bahwa saya adalah orang yang paling mencintai dia," ucap Heri
"Lebay!" celetuk Nara yang membuat semua orang langsung melihat Nara.
"Om itu lebay sekali mengatakan mencintai Putri Om Haris. Kalau mencintai tidak mungkin menyakiti," ucap Nara.
"Kamu masih kecil dan jangan ikut-ikutan!" tegur Tami.
"Tetapi Nara tiba-tiba saja mual mendengar perkataan Om jahat ini," jawab Nara dengan mengerutkan dahinya yang memperlihatkan sangat tidak menyukai Heri.
"Sembarangan kamu ganti nama orang dengan jahat," sahut Nindy kesal.
"Cieee, Tante sedang membela pacarnya," goda Nara dengan menunjuk Nindy yang membuat Nindy seketika kaget saat anak kecil itu tampak tertawa-tawa.
"Kau mengatakan apa?" tanya Nindy kepanikan jika Haris terpancing dengan perkataan Nara.
"Cie-cie, cie, wajahnya memerah," Nara benar-benar menggoda Nindy habis-habisan yang sengaja melakukan hal itu.
"Sudah cukup-cukup!" sahut Haris.
Nindy mengepal tangan yang rasanya ingin memberi pelajaran kepada anak kecil yang berani kepadanya.
"Heri saya benar-benar sangat menjaga putri saya dengan baik. Untuk sementara ini kamu jangan memasuki ruangan Anara dulu. Karena saya tidak ingin terjadi sesuatu pada Anara!" tegas Haris yang membuat Heri kaget mendengarnya.
"Apa ini tidak berlebihan, Pa?" tanya Tami.
"Ini demi keselamatan Anara. Saya tidak menginginkan orang-orang yang berada di sekitarnya justru membuatnya tidak nyaman dan membuat kondisinya semakin buruk, saya tidak mau orang-orang ceroboh berada di sekitarnya. Saya tahu kamu mencintai Anara, tetapi saya meminta agar kamu memahami kondisi ini," ucap Haris.
"Baiklah, Om! mungkin ini menjadi hal yang paling berat bagi saya, tetapi ini adalah resiko saya. Saya pasti sangat merindukan Anara jika tidak diizinkan untuk melihatnya. Tetapi saya bisa memberikan doa dari jauh. Saya sangat menunggu Anara bangun kembali," ucap Heri yang kembali bersandiwara yang seolah menjadi pria yang menyesali segala perbuatannya dan menerima dengan ikhlas atas pembatasan yang diberikan Haris.
"Kau tidak menginginkanku untuk hidup kembali, justru kau menginginkanku mati. Aku tidak akan pergi jika kau belum menerima akibat dari perbuatanmu," batin Nara.
"Saya berharap kamu bisa menerima semua ini!" ucap Haris.
"Ayo Nara!" ajak Haris yang membuat Nara menganggukkan kepala dan berdiri dari tempat duduknya.
"Ada saja yang kamu lakukan, kemarin kamu memberikan dokumen yang salah dan alhasil kamu mendapat teguran dari Perusahaan dan anak perusahaan tidak jadi dikelola dan atas nama kamu. Sekarang membuat ulah lagi!" ucap Tami marah pada Heri.
"Saya benar-benar minta maaf Tante," ucap Heri.
Tami tidak mengatakan apapun dan langsung pergi meninggalkan Hari dan juga Nindy.
"Kenapa kamu bisa sampai ketahuan coba?" tanya Nindy kesal yang pasti menyalahkan Heri.
"Ini semua gara-gara Dokter itu. Aku yakin dia pasti mengarang cerita yang membuat Om Haris ragu padaku," ucap Heri.
"Sudahlah! Aku sekarang sudah tidak tahu lagi harus berbicara apa dengan kamu dan kamu kalau sudah salah ya maka salah dan jangan menyalahkan orang lain, makanya lain kali hati-hati dan berpikir dulu sebelum bertindak!" tegas Nindy semakin emosi dan berdiri dari tempat duduknya yang juga meninggalkan Heri.
"Apa-apaan semua orang! kenapa aku yang justru disalahkan. Kalian yang menginginkan wanita itu untuk secepatnya dikirim ke neraka dan ketika aku melakukan hal itu, kalian malah mengatakan aku tidak hati-hati dan berpikir sebelum bertindak. Kenapa bukan kalian saja yang melakukannya," ucap Heri dengan mulutnya yang tidak berhenti merocos yang lama-lama juga kesel dengan dirinya yang terus disalahkan.
******
"Bagaimana Nara apa dada kamu masih sakit?" tanya Haris yang berada di kamar bersama dengan Nara.
"Sudah tidak, Om," jawab Nara.
Akibat perbuatan Heri, Nara memang sempat merasakan sesak nafas yang mungkin saja ini karena pengaruh tubuhnya yang dikerjai oleh Heri.
"Besok kita ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kamu. Om khawatir ada hal yang serius," ucap Haris yang membuat Nara menganggukkan kepala.
"Om, jangan hanya memikirkan Nara saja. Om juga harus memikirkan kesehatan Om," ucap Nara yang membuat Haris menganggukkan kepala dengan tersenyum.
"Semenjak Putri Om koma di rumah sakit, jujur saja, Om sudah tidak memiliki semangat apapun lagi. Om hanya ingin menemani dia dan ketika Tuhan mengambil nyawa Om ketika dia pergi. Itu merupakan hal yang terindah bagi Om," ucap Haris yang membuat Nara sedih mendengarnya dan dari mata pria itu memang tampak terlihat ada rasa putus asa.
"Maafkan Nara, Pah! Tapi Papa harus sabar sebentar lagi. Orang-orang di sini benar-benar sangat jahat. Jika Papa pergi bersama dengan Nara. Mereka akan menang dengan semua yang mereka inginkan," batin Nara.
"Tetapi semenjak kamu hadir, Om merasa memiliki semangat. Om melihat diri kamu seperti ada Putri Om," ucap Haris.
"Nara memang berada di tubuh ini untuk bisa menjaga Papa," batin Nara.
"Nara kamu jangan pernah pergi dari rumah ini ya, kalau kamu tidak menyukai sesuatu, kamu bisa katakan kepada Om," ucap Haris.
"Nara tidak akan pernah pergi dari rumah ini dan juga tidak akan meninggalkan Om. Nara sangat senang sekali berada di rumah ini. Om harus tetap sehat dan percayalah putri Om pasti akan sembuh," ucap Nara yang membuat Haris menganggukkan kepala dan langsung memeluk Nara.
Nara kalau sudah dipeluk Haris pasti akan sangat sedih, Tetapi dia juga sangat merindukan masa-masa seperti itu, bagaimana dirinya yang begitu manja kepada Haris meski usianya sudah 25 tahun.
****
"Apa lagi yang harus kita lakukan sekarang. Ma?" tanya Nindy yang berada di kamar Tami.
"Mama juga sudah kehabisan ide. Heri bahkan berturut-turut membuat kesalahan," sahut Tami
"Belum lagi semenjak kehadiran anak kecil itu yang membuatku semakin kesal dan lebih parahnya lagi Papa terus saja membelanya. Seperti tadi dia semena-mena mengeluarkan kata-kata seperti itu dan bagaimana jika Papa mencurigai hubungan kami," ucap Nindy kesal.
"Kita jangan menganggap anak kecil itu sepele. Dia itu sangat dekat dengan Haris dan lama-lama dia bisa menjadi petaka besar untuk kita dan untuk sementara sebaiknya kamu sedikit menjauh dari Heri, Haris tidak mencurigai apapun," ucap Tami memberikan saran.
"Aku juga kepikiran dengan hal itu," sahut Nindy setuju!"
Bersambung....
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....
Semoga sukses kakk othor❤️
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.