PERNIKAHAN PALSU IVANA

Seminggu telah berlalu.

Artinya sudah tujuh hari Ivana berada di perkebunan Nasviell. Sejak dua hari yang lalu ia sudah bisa tidur dengan nyaman di hacienda. Tukang bangunan sudah menyelesaikan bagian-bagian terpenting hacienda, terutama bagian dalam. Meskipun belum finishing hingga seratus persen. Tapi setidaknya kamar yang di pilih Ivana sudah selesai sesuai harapan. Sebagian furniture yang di inginkannya pun sudah tiba.

Hacienda tidak terlalu besar, sehingga memudahkan tukang menyelesaikan bagian dalam bangunan itu yang sudah berganti warna peach blossom, warna kesukaan Ivana.

Di hacienda, Ivana telah memiliki tiga orang pelayan yang di rekomendasi kan Lupe. Iv menyukai cara kerja mereka dan langsung mempekerjakannya. Ivana pun sudah mempekerjakan keamanan di Nasviell yang bertugas menjaga lingkungan perkebunan tersebut.

"Héctor, apakah memang seperti ini cara menanam agave? Untuk yang pertama kali aku melihat cara penanamannya", ucap Ivana sambil berjongkok memerhatikan Héctor dan para jimador sebutan untuk petani agave yang bekerja di perkebunan nya sejak seminggu yang lalu.

"Iya nona. Bibit agave-agave ini yang terbaik. Saya membelinya langsung di tempatnya. Ketika Nasviell sudah berkembang beberapa waktu ke depan, aku yakin perkebunan nona bisa mengembangbiakkan bibit-bibit terbaik secara mandiri", jawab Héctor sangat meyakinkan.

Ivana menganggukkan kepalanya. "Aku sudah tidak sabar menunggu saat itu. Beberapa hari ke depan aku akan mendatangkan ahlinya. Insinyur pertanian yang bertugas menjaga kelembaban tanah agar hasil agave-agave ini menjadi berkualitas".

"Iya nona. Itu sangat di butuhkan. Untuk mendapatkan hasil yang baik, tentu harus di rawat sejak dini".

"Untuk pembuatan Tequila, kita membutuhkan jantung agave terbaik. Itulah yang harus jimador perhatikan. Saat sudah siap panen nanti daunnya akan dilepas, jantung agave yang sudah matang bisa memiliki berat antara 40-100 kilogram. Jantung itulah yang akan di produksi menjadi tequila", ucap Héctor yang sudah sangat berpengalaman di pembuatan tequila. Bahkan laki-laki itu jago dalam meracik minuman.

Ivana mendengarkan dengan fokus penjelasan Héctor. "Hm...tapi, bagaimana caranya kita bisa memproduksi tequila sendiri jika Nasviell belum memiliki pabrik?", Tanya Ivana sambil berpikir. Sedangkan lahan Nasviell tidak terlalu luas. Jujur masalah ini cukup menyita pikiran gadis itu beberapa hari ini.

"Terpaksa kita hanya menjual mentahnya saja nona. Atau membuatnya secara tradisional. Tapi tentu saja memakan waktu yang lama", jawab Héctor. "Ada baiknya mulai dari sekarang nona melakukan kerja sama dengan pabrik pembuatan tequila ataupun perkebunan lain agar mau membeli hasil perkebunan nona jika saatnya sudah panen nanti".

Ivana terdiam. Jujur saja ia belum terpikirkan masalah itu. "Ternyata sulit juga menjadi petani", batin Ivana.

"Apa kau punya rekomendasi, perkebunan mana yang bisa aku ajak kerjasama?"

Héctor menghentikan pekerjaannya. Menancapkan sekop kedalam tanah. Laki-laki itu mengusap peluh yang membasahi wajahnya. "Untuk saat ini perkebunan Almirón masih yang terbaik, nona. Tidak ada yang bisa mengalahkannya. Aku tidak bisa pungkiri itu", jawab Héctor.

"What?"

Ivana melebarkan kedua matanya. "Di antara banyaknya perkebunan agave di Jalisco, apa hanya perkebunan itu yang terbaik Héctor?"

"Iya nona. Perkebunan terbaik saat ini masih milik Almirón. Mereka memiliki perkebunan terbesar, juga memiliki pabrik tercanggih. Rata-rata perkebunan yang belum bisa memproduksi sendiri tequila akan menjual hasil perkebunan mereka pada tuan Jose. Harus di akui Almirón satu-satunya perkebunan terlengkap. Mereka mampu menanam sendiri dan memproduksi sendiri hasil perkebunan mereka. Tequila mereka juga sudah memiliki pelanggan dari negara lain. Setiap tahunnya bisa di bayangkan berapa pemasukan yang mereka hasilkan", ucap Héctor mengalihkan perhatiannya pada lahan perkebunan Almirón.

Ivana pun mengikuti pandangan Héctor. Yah tidak bisa di pungkiri perkebunan itu memang begitu maju. Aktivitas jimador terlihat begitu sibuk. Bahkan selama Ivana di sini, ia tak henti melihat para jimador Almirón panen agave-agave mereka.

"Aku akan memikirkan saran mu, Héctor. Sekarang aku ingin berkeliling. Dari kemarin aku belum melihat lahan yang di sebelah sana", ujar Ivana menunjuk lahan yang berbatasan langsung dengan perkebunan Almirón.

"Iya nona", jawab Héctor sambil melepaskan topinya ketika Ivana melompat ke atas punggung kuda.

Ivana menarik kekang kudanya. Perlahan kuda berwarna coklat itu menyusuri jalanan perkebunan Nasviell yang sebagian sudah di tanami. "Kita ke sana, Rocky", tunjuk gadis itu sambil mengusap lembut punggung kudanya. Ivana terlihat laksana Dewi dari kayangan yang tersesat di tengah lahan yang tandus.

"Wait Rocky!"

Rocky menghentikan langkahnya. Mengerti apa yang di inginkan Ivana.

"Oh my god, tempat apa itu... indah sekali", gumam Ivana pelan.

Seakan mengerti apa yang di bicarakan majikannya, kuda itu melangkahkan kakinya ketempat yang di tunjuk Ivana.

"Hmm...apa tempat ini termasuk Nasviell juga?", Ucap Ivana bertanya-tanya pada dirinya sendiri. sambil menatap sekeliling.

Suasananya berbeda. Sama sekali tidak gersang. Pohon-pohon besar dengan daun lebat membuat tempat itu begitu sejuk.

Hazel Ivana tak berkedip. Takjub. Itulah gambaran perasaannya saat ini. Ketika semakin ke dalam melihat Hamparan danau berair jernih membentang di hadapannya.

"Oh...indah sekali tempat ini". Ivana melompat turun dari punggung Rocky. Gadis itu bahkan lupa mengikat tali kekang kudanya. Ia tak sabaran ingin ke danau yang letaknya sedikit menjorok kebawah. Perlahan Ivana menuruni tebing dengan hati-hati sementara tangannya berpegangan pada tanaman yang tumbuh di sekitarnya.

Sayup-sayup terdengar cipratan air. Ivana mengalihkan perhatiannya ke sumber suara. Keduanya matanya membulat sempurna, melihat seseorang sedang berenang di danau itu.Sekilas terlihat punggung lebar sedang berenang di danau.

Namun sekarang posisi Ivana sedang tidak aman, berada di atas tanjakan yang cukup terjal. Hingga sulit untuk mundur mengurungkan niat awal nya. Kaki itu menginjak ranting yang kering.

"Crekkk..."

"Owh.."

Ivana berteriak. Bertepatan saat pria yang sedang berenang itu menolehkan kepalanya dan menatap tajam Ivana yang tubuhnya merosot ke bawah.

"Oh my God..."

Teriak Ivana sambil memejamkan matanya tubuhnya terhempas ke tanah yang berkerikil tajam.

"Ahh... S-akit".

Suara meringis kesakitan keluar dari mulut gadis itu.

"Heiii... siapa kau? Kau mengintip ku?!"

...***...

*Jimador sebutan untuk petani agave ya. Agave sendiri bahan dasar untuk pembuatan Tequila*