Berlinang air mata dan hanya bisa memeluk kedua lututnya dalam jeruji besi, Cassandra tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Semua bukti mengarah kepadanya, bahkan semua orang pada menuduhnya jika dialah orang dibalik pembunuhan yang dialami Amelia.
Ketakutan, hinaan rasanya sangat sulit untuk ia hilangkan dalam pikirannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, semua bukti mengarah kepadaku. Dan siapa seseorang yang tega telah menjebak ku dengan cara seperti ini. Tidak ada seseorang lagi yang mampu bisa mempercayai ku, kak Erlangga, kak Verrel aku butuh kalian.
Buliran demi bukan perlahan-lahan mulai menjatuhi pipi manisnya. Memeluk kedua lututnya dan menundukkan kepalanya tak lama langkah seseorang menghampirinya dan membukakan borgol yang tertertancap pada jeruji besi tahanan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah Richard
Sesampainya Amel ditempa yang ingin ia tuju yaitu di kediamannya sendiri wajah takut tidak bisa ia hindari lagi. Wajah takut tak bisa ia sembunyikan lagi, sekujur tubuhnya yang menjadi gemetar. Bahkan tatapan mata yang tak berani memandangnya.
Berhadapan langsung dengan kakak kandungnya yang tak lain adalah Richard kakak kandungnya sendiri.
Duduk diatas sofa dengan tatapan tajam yang ia keluarkan membuat siapa pun orang yang menatapnya akan memutuskan untuk mempermainkannya.
"Kenapa kamu tidak berani menatapku? Apa kamu takut kalau kakak akan marah sama kamu? Sudahlah kita lupakan soal itu yang terpenting sekarang kamu katakan pada kakak siapa orang yang sudah melakukan semua ini sama mu, ayo cepat katakan?"
Bulu kuduk yang seketika berdiri. Rasa takut yang sedari ia tahan kini akhirnya rasa takut itu bercampur tegang setelah apa yang ia takutkan akan ia hadapi saat ini.
Terdiam, hanya menundukkan kepalanya sembari air mata yang tak henti-hentinya menetes membuat Richard kehabisan kesabarannya. Dengan membanting sebuah barang yang berada tak jauh dari pandangannya membuat Amel akhirnya buka suara.
"Sudah aku katakan siapa orang yang sudah menghamili kamu apa kamu tidak punya kuping!" bentaknya dengan membanting salah satu benda.
"Maafkan aku kak, maafkan aku. Aku berani bersumpah kalau bukan aku yang menginginkan semua ini, maafkan aku. Aku tidak tahu apa setelah aku mengatakan ini kakak akan percaya padaku, tapi aku berani bersumpah bukan aku yang menginginkan semua ini bukan aku! Jika kakak ingin marah, marah lah pada seseorang yang bernama Erlangga, seseorang yang dimana dulunya sudah menjadi teman dekat kakak. Dialah orang sudah menghancurkan hidupku, dialah orangnya!"
"Apa maksud kamu berkata seperti itu. Dan apa maksud kamu berkata kalau dialah orang sudah melakukan tindakan keji ini sama kamu? Cepat katakan!"
"Dia menculik ku akibat diriku yang pernah menolak cintanya pada beberapa tahun yang lalu, ia akhirnya tega melakukan semua ini sama aku, maafkan aku! Maafkan aku!"
"Dasar bedebah apa ia sadar akan tindakan yang ia lakukan ini. Apa dia ingin cari mati kepadaku!"
"Jika Kakak tidak percaya jika ia benar-benar orangnya, kakak lihatlah apa kepala Erlangga terluka. Karena pada saat dia hendak akan melakukan tindakan kejam ini, aku sempat berusaha memberontak dan memukulnya dengan botol beling, jadi jika ia memiliki bekas luka terserah kakak kalau kakak mau membunuhnya."
Seluruh bodyguard berkeringat dingin melihat tatapan Tuannya. Sekali gebrakan nyatanya mampu membangkitkan rasa takut semua orang yang berada disekelilingnya.
"Bodyguard cepat siapkan senjataku karena kita akan menemui mangsa baru cepat ambilkan!"perintahnya dengan membentak.
"Ba...baik Tuan ini,"balasnya dengan mengulurkan benda tajam tersebut.
"Sekarang kalian ikut aku. Karena ada mangsa baru yang siap untuk kita lenyapkan."
"Baik Tuan."
"Lihat saja apa yang aku lakukan padamu Erlangga tunggulah pembalasanku! Kamu sudah berani mencari masalah denganku, jadi itu artinya kamu sudah membangunkan singa yang sedang tertidur jadi tunggulah kehadiranku!"
Menatap tajam salah satu kediaman yang sangat besar lan megah, seseorang yang tak lain adalah Richard, dirinya kemudian menembakkan beberapa tembakan yang tepat mengenai beberapa jendela kaca dari kediaman Erlangga sendiri. Dan hanya menyisakan akan pecahan beling yang amat sangatlah banyak.
Kaca yang hancur lebur akibat terkena tembakan membuat Erlangga
beserta saudaranya yang berada didalam Rumah pun seketika keluar.
BERSAMBUNG
sukses
semangat
mksh