Putri Beracun Sang Pangeran Iblis

"Ahhhh!!!" Pekikan yang melengking lolos dari tenggorokan Pangeran Rui, wajahnya merah padam dan keningnya berkerut dalam. "Qianfan, masuklah!"

Qianfan yang berjaga di luar pintu segera memasuki kamar Pangeran Rui, dia sangat terkejut saat melihat sang majikan meringkuk seperti tengah menahan sakit. "Yang Mulia, ada apa?"

"Ada binatang yang menggigitku." Pangeran Rui menggenggam erat 'burungnya', berharap tindakannya itu bisa mengurangi rasa sakit yang menyengat.

Namun, dia sama sekali tidak merasa lebih baik dan rasa sakit justru semakin menghantam hingga keringat dingin mengucur deras di sekujur tubuhnya.

"Binatang apa? Di mana binatang itu?" Qiangfan panik dan segera mencari keberadaan binatang yang dimaksud Pangeran Rui, sampai lupa untuk mendahulukan kondisi sang pangeran.

"Untuk apa kau cari binatang sialan itu?!" Pangeran Rui tidak tahan dan meraung marah. "Cepat, panggil Dokter Kekaisaran!"

Di saat genting seperti ini, untuk apa mencari binatang yang telah menggigitnya?

Kalau pun ada, tidak mungkin ditemukan dengan mudah dan tidak ada manfaatnya juga.

"Baik, Yang Mulia." Qiangfan segera menghilang dari pandangan Pangeran Rui hanya untuk mengundang tabib istana, dia kembali sebelum sebatang dupa habis terbakar.

Namun, itu cukup membuat Pangeran Rui menderita karena sakit yang tak tertahankan.

Pangeran Rui tidak tahu apa yang terjadi, dia hanya ingat terakhir kali dirinya ingin menodai Jinyue.

Namun, tengkuknya tiba-tiba sakit karena dipukuli dengan keras hingga membuat kesadarannya lenyap dalam sekejap.

Dia terbangun hanya karena merasakan sakit yang menyengat, seolah-olah binatang buas telah menggigit area pribadinya dengan kejam.

"Tabib, tolong periksa kondisi Yang Mulia." Qiangfan menuntun Tabib Li mendekati tempat tidur Pangeran Rui, dia semakin terkejut melihat kondisi sang pangeran.

Saat ditinggalkan, Pangeran Rui masih bisa dikatakan baik-baik saja meski wajahnya tampak merah padam.

Sekarang sang pangeran tidak hanya pucat, otot-ototnya menegang, bahkan dia mulai kejang-kejang.

Tabib Li juga terkejut dan tidak berani bertele-tele, dia segera memeriksa keadaan Pangeran Rui yang menjadi penentu hidup dan matinya.

Setelah selesai mendiagnosa nadi Pangeran Rui, jantung Tabib Li berdebar semakin kencang.

Dia menyiapkan ramuan obat, lalu menyerahkannya kepada Qiangfan.

Tidak butuh waktu lama, pelayan wanita yang diperintah oleh Qiangfan untuk merebus obat, kembali memasuki kamar Pangeran Rui dengan membawa sebuah nampan berisi semangkuk cairan berwarna gelap.

Qiangfan segera memberikan obat yang membuat kondisi Pangeran Rui perlahan membaik, wajahnya tidak begitu pucat dan dia tidak terlihat begitu kesakitan seperti sebelumnya.

"Apa yang terjadi padaku?" tanya Pangeran Rui dengan dingin dan tatapan setajam belati yang siap mengoyak tubuh siapa pun.

"Yang Mulia, Anda telah digigit kalajengking dan racunnya sudah menyebar." Tabib Li menyapu keringat dingin yang membasahi dahinya sambil berusaha keras menahan gelisah di hatinya. "Saya telah memberikan ramuan untuk mengurangi nyeri dan menghentikan penyebaran racun."

"Bagaimana bisa ada kalajengking di kamarku?!" Pangeran Rui menatap Qiangfan dengan tajam seolah-olah adanya kalajengking di kamarnya adalah kesalahan sang pengawal.

Padahal, itu adalah perbuatan Pangeran Runan yang meminta bawahannya untuk menaburkan Serbuk Jinghua—sari bunga yang mampu mengundang kehadiran kalajengking—di dekat celana dalam Pangeran Rui.

Tabib Li menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia jelas tidak tahu ada yang aneh dengan kedatangan kalajengking di kamar Pangeran Rui.

Itu karena, Serbuk Jinghua tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berjejak setelah didatangi 'tamunya'.

"Yang Mulia, saya akan menyelidikinya." Qiangfan dengan tahu diri beranjak keluar dari kamar Pangeran Rui, meninggalkan Tabib Li dan sang pangeran hanya berdua.

"Yang Mulia, harap Anda tidak melakukan hubungan suami istri selama sebulan dan ...." Tabib Li ragu-ragu untuk menyampaikan pantang-larangnya terhadap Pangeran Rui, dia lebih takut lagi melanjutkan hasil diagnosisnya.

"Katakan!" seru Pangeran Rui tidak sabar.

"Racun kalajengking itu menyebabkan Pangeran kekurangan vitalitas dan energi, mungkin akan kesulitan memiliki anak."

"Apa?!"

***

Pangeran Rui sangat shock mendengar hasil diagnosis Tabib Li, dia mengusir sang tabib keluar setelah berhasil memenangkan diri sebentar.

Kemudian, Pangeran Rui memerintahkan Qiangfan untuk menutup mulut Tabib Li agar berita dirinya sulit memiliki anak tidak menyebar keluar.

Jika tidak, dia akan benar-benar kehilangan kesempatan untuk menjadi pewaris.

Bagaimanapun, Kaisar tidak akan memilih putranya yang tidak memiliki keturunan untuk menjadi penerus tahta.

Selain itu, pejabat istana juga tidak akan mendukungnya.

"Yang Mulia, Selir Xue ada di sini." Qiangfan bisa saja tidak memberitahu Pangeran Rui mengenai kedatangan Selir Xue dan membiarkannya langsung masuk ke dalam kamar sang pangeran.

Namun, Pangeran Rui telah menjatuhkan titah untuk melarang siapa pun mengunjunginya, tidak terkecuali Yi Nan yang telah lebih dari sepuluh kali datang dengan membawa beberapa ramuan dan sup.

Itu sebabnya, Qiangfan meminta izin Pangeran Rui atas kunjungan Selir Xue karena khawatir sang pangeran juga menolak bertemu.

"Apa aku tidak boleh menemui putraku lagi?" Selir Xue tak senang, dia menatap tajam pada Qiangfan seolah-olah ingin mencabik-cabik pria itu.

"Ibu, masuklah ... jangan mempersulit Qiangfan." Suara datar Pangeran Rui keluar dari kamar, membuat sang pengawal segera membuka pintu dan mengizinkan Selir Xue masuk.

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa begini?" Selir Xue memperhatikan kondisi Pangeran Rui yang cukup memprihatinkan, dia merasa sedih di hatinya.

"Tidak tahu," ketus Pangeran Rui dengan wajah masam, giginya yang terkatup rapat menunjukkan betapa dalamnya dia mencoba meredam emosinya. "Pasti ada orang yang sengaja mencelakaiku!"

Di dalam hati, Pangeran Rui bisa menebak siapa yang telah mencelakainya. Akan tetapi, tidak adanya bukti membuatnya menahan diri untuk menyebut nama si pelaku.

Selir Xue bisa merasakan kemarahan Pangeran Rui yang menjangkiti dirinya, dia juga jelas tahu pelakunya.

Dia adalah Xiao Yuhan, Pangeran Iblis berwajah malaikat yang memiliki teknik balas dendam paling kejam!

Namun, tidak mungkin baginya untuk menunjuk dan menuntut si pelaku dengan lantang.

Jika tidak, perbuatan hina sang putra akan terungkap juga.

"Ini semua karena selir pilihanmu, dia sangat tidak berguna!"

Pada akhirnya, Selir Xue hanya bisa menjatuhkan kesalahan kepada Yi Nan.

"Tidak hanya gagal, dia bahkan membuatmu jadi seperti ini dan hampir mengungkapkan rencana kita." Selir Xue masih geram begitu mengingat betapa bodohnya Yi Nan yang sangat dibangga-banggakan oleh Pangeran Rui.

Mereka telah mengatur rencana dengan matang, tugas yang diserahkan kepadanya juga sangat mudah.

Yi Nan tidak hanya tidak berhasil membuat Jinyue dan Pangeran Rui bersama, dia bahkan hampir mengungkap konspirasi Selir Xue dalam rencana itu.

"Ini salahmu, melepaskan Jinyue demi selir jalan9 itu." Selir Xue menarik nafas panjang dan menghelanya dengan kasar. "Tidak peduli apa, Jinyue adalah putri satu-satunya Bangsawan Jing. Di belakangnya ada kekuatan militer tertinggi yang membuat Kaisar segan, bahkan Selir Agung juga berpihak padanya."

"Bagaimana dengan Zhao Yi Nan? Apa yang dia berikan padamu?" Selir Xue memutar bola matanya saat melihat sang putra hanya diam dan sepertinya tidak berniat menjawab pertanyaannya.

"A-Heng, jangan menyerahkan ambsisimu demi seorang perempuan. Dengarkan ibu ...." Suara Selir Xue melunak, tatapannya juga melembut saat dia menasehati sang putra dengan bijak. "Karena kamu tidak bisa mendapatkan Jinyue, maka kamu hanya bisa bergantung pada Nona Yu, putri Jenderal Yu."