NovelToon NovelToon
Baby Twins Milik Ceo

Baby Twins Milik Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Nikah Kontrak / Penyesalan Suami
Popularitas:24.9k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Angkasa Lu merupakan seorang ceo yang kaya raya, dan juga Arogan. Karena traumanya dia membenci wanita. Namun, karena permintaan sang kakek terpaksa dia melakukan kawin kontrak dengan seorang perempuan yang bernama Hana. Dan begitu warisan sudah ia dapatkan, maka pernikahan dia dengan Hana pun selesai. Akan tetapi belum sempat Angkasa mendapatkan warisan itu, Hana sudah pergi meninggalkan pria itu.

Lima tahun kemudian, secara tidak sengaja Angkasa di pertemukan dengan Hana, dan juga kedua anak kembarnya. Pria itu tidak tahu kalau selama ini sang istri telah melahirkan anak kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Deg

Jantung Angkasa berdegub kencang mendengar suara yang begitu familiar di telinganya, perlahan ia memberanikan diri untuk menoleh kebelakang.

Matanya tertuju pada sosok wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya lima tahun lalu. Hana, wanita yang dulu sempat menjadi istri kontraknya, kini berdiri di hadapannya dengan wajah yang sama sekali tak berubah.

Angkasa merasa terkejut, tak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan Hana di tempat ini. Dalam sekejap, rasa haru, marah, dan rindu bercampur menjadi satu di dalam dadanya. Dengan langkah ragu, Angkasa akhirnya memberanikan diri untuk menegur wanita itu.

"Hana," bisik Angkasa lembut, mencoba menyembunyikan emosi yang sedang menguasai dirinya.

Wajah Hana yang terkejut membuat Angkasa sadar bahwa pertemuan ini juga tak terduga bagi wanita itu. "Tuan Angkasa," ucap Hana dengan suara terbata-bata.

Sosok suaminya yang tiba-tiba muncul di depannya membuat Hana merasa terpojok. Tubuhnya terasa kaku, lidahnya kelu, dan hatinya berdebar tak menentu. Hana menundukkan kepalanya, tak sanggup menatap mata Angkasa yang penuh dengan pertanyaan.

Sementara itu, Angkasa menatap Hana dengan pandangan yang bercampur rasa ingin tahu dan kecewa. Pertemuan ini, yang seharusnya menjadi kesempatan bagi mereka untuk menjelaskan segala perasaan yang terpendam, malah menjadi saat yang penuh kegelisahan.

Ketegangan di antara mereka terasa begitu nyata, seakan ada dinding tak terlihat yang memisahkan hati mereka. Namun, di tengah keheningan yang menyelimuti mereka, ada sosok gadis mungil yang sejak tadi memperhatikannya.

"Mommy!" panggil Ciara, membuat Hana tersadar dari lamunannya.

Hana segera menarik tangan putrinya menjauh dari Angkasa. Hatinya berdebar, takut pria menyadari keberadaan Ciara, buah hatinya yang selama ini dia sembunyikan dari pria itu.

"Mommy? Atau jangan-jangan tadi....." ucapan Angaksa terputus, matanya terbelalak saat menyadari kemungkinan yang ada.

Tanpa berpikir panjang, ia segera berlari menyusul Hana yang sudah mulai menjauh.

"HANA TUNGGU!" teriak Angkasa, namun Hana seakan menutup telinganya.

Dia terus berlari sambil menggendong putrinya yang mulai merasa takut. Napas Hana tersengal-sengal, namun ia tidak mau berhenti.

Tiba-tiba, di tengah jalan Hana melihat sebuah gang kecil. Dengan cepat, ia memutuskan untuk masuk ke dalam gang tersebut, bersembunyi di sana. Hana menahan napas, bersembunyi di balik tembok tua sambil merapatkan pelukannya pada Ciara yang menangis pelan.

"Cia, diam dulu ya sayang, nanti kita ketahuan" ucap Hana.

"Hikss...kenapa kita belcembunyi mommy, memangnya uncle yang tadi jahat ya" tanya Ciara sambil berusaha menghentikan tangisnya.

"Tidak sayang, mommy cuma tidak ingin bertemu dengan orang itu. Mommy takut rumah kita di beli sama dia" meskipun Hana membenci Angkasa, dia tidak pernah menjelekkan suami kontraknya itu di hadapan buah hatinya.

Bagaimana pun Angkasa adalah ayah kandung mereka, jangan sampai kedua buah hatinya membenci ayah kandungnya sendiri.

******

Angaksa berjalan dengan langkah cepat, matanya menyapu setiap sudut jalan mencari keberadaan Hana. Wajahnya tampak gelisah, bingung dan penasaran mengapa wanita itu tiba-tiba menghilang begitu saja.

"Kemana perginya dia?" gumam Angkasa sambil mengelus dada, mencoba meredakan detak jantungnya yang semakin kencang.

Tak terasa, langkah Angkasa semakin jauh dan tak sengaja ia melangkah ke jalanan yang ramai. Karena terlalu fokus mencari Hana, ia tak menyadari bahwa ada seorang anak kecil berlari ke arahnya.

Tanpa disadari, kedua kaki mereka saling bertabrakan dan terdengar suara benturan yang keras.

"Brugh..."

"Ahhh...." jerit anak kecil itu. Namun, dengan sigap Angkasa langsung menangkap tubuh bocah tersebut sebelum sempat jatuh ke tanah.

Kedua mata mereka saling bertemu, tak bisa melepaskan pandangan satu sama lain. Tatapan datar dari bocah laki-laki itu membuat Angkasa terkejut. Wajah bocah itu sangat mirip dengan gadis kecil yang tadi dia temui.

"Kenapa wajahnya sama?" gumam Angkasa dalam hati, mencoba memecahkan teka-teki yang berkecamuk di benaknya.

"Kalau jalan hati-hati," ucap bocah itu dengan nada dingin, tanpa emosi, membuat Angkasa merasa kesal.

"Uncle tidak sengaja," ucap Angkasa sambil menepuk punggung bocah itu pelan, berusaha menenangkan situasi yang terasa mencekam.

Bocah kecil tersebut hanya mengangguk, masih menatap Angkasa dengan tatapan datar yang misterius. Lalu ia berbalik dan pergi begitu saja, meninggalkan Angkasa yang mematung di tempatnya. Angkasa merasa ada sesuatu yang ganjil, namun tak bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di balik tatapan misterius itu.

"Siapa tuan, kenapa anda menatapnya seperti itu" tanya Victor yang baru saja menyusul atasannya itu. Ia mencari keberadaan Angkasa yang tidak ada di mobilnya.

"Aku tidak tahu. Barusan aku tidak sengaja menabraknya," jawab Angkasa masih menatap punggung bocah kecil itu yang kian menjauh.

Victor mengangguk paham, lalu segera memberikan laporan tentang situasi terbaru pada Angkasa. "Oh ya tuan, para aparat berhasil mengamankan pendemo, mereka sudah bubar. Namun sayangnya proses negosiasi kita gagal, mereka tetap kekeuh mempertahankan lahannya," ucap Victor dengan ekspresi khawatir.

Angkasa menghela napas panjang, lalu berkata dengan tegas, "Untuk sementara waktu kita tunda saja dulu Vic. Sekarang fokus mencari Hana saja dulu, tadi aku sempat melihat dia di kampung ini" Wajah Angkasa tampak semakin tegang saat ia menyadari betapa sulitnya situasi yang dihadapinya.

Victor mengeryitkan satu alisnya menatap atasannya itu, ia sedikit ragu mendengar ucapan Angkasa. "Anda yakin tuan?" tanya Sandy memastikan.

"Aku sangat yakin, tadi aku sempat berhadapan langsung dengan dia. Aku juga mendengar gadis kecil yang aku selamatkan tadi memanggilnya mommy. Tapi saat aku kejar, tiba-tiba dia menghilang begitu saja" terang Angkasa.

"Kalau begitu, ayo kita cari tuan. Siapa tahu dia bersembunyi di sekitar sini" ucap Victor semangat.

Angkasa mengangguk, dan segera melanjutkan pencarian Hana di kampung tersebut, dengan mata mereka yang terus mencari-cari sosok wanita itu. Pencarian mereka terasa semakin mendesak seiring dengan waktu yang terus berlalu.

"Tidak ada tuan" ucap Victor dengan peluh yang membasahi keningnya.

Sudah hampir tiga puluh menit mereka memutari kampung itu, namun sosok Hana tidak juga mereka temukan.

"Coba kamu tanya warga sekitar, siapa tahu mereka mengenal Hana" saran Angkasa dengan nafas ngos-ngosan karena lelah berjalan.

"Baiklah tuan" ujar Victor sambil menganggukkan kepalanya.

Dia berjalan menelusuri jalan kampung yang penuh dengan pepohonan rindang. Ia tiba di sebuah halaman rumah yang menjadi pusat berkumpul para ibu-ibu yang sedang bergosip.

Victor menghela napas sejenak, lalu menghampiri seorang ibu paruh baya yang sedang asyik bercengkerama dengan warga lainnya.

"Permisi bu, saya numpang tanya," ucap Victor sopan sambil memberikan senyum ramahnya.

Mendengar suara asing, warga yang sedang berkumpul segera menoleh ke arah Victor. Mereka menatapnya dengan pandangan curiga, seolah mengintimidasi.

Salah satu warga, seorang ibu berkerudung, menjawab dengan nada ketus, "Mau tanya apa?"

Victor mencoba untuk tidak terpengaruh oleh sikap dingin mereka dan tetap tersenyum. "Di kampung ini ada yang namanya Hana tidak ya?" tanya Victor dengan suara lembut.

Ibu tersebut mengernyitkan dahinya, seolah merasa terganggu dengan pertanyaan itu. "Tidak ada, di sini adanya Hani" jawab ibu tersebut ketus sambil memalingkan wajahnya dari Victor.

Victor merasa kesal dengan jawaban ibu itu, namun ia tetap berusaha untuk menjaga perasaannya agar tidak tersinggung. Ia memilih pergi daripada harus melawan ras terkuat di bumi, percuma saja dia tidak akan menang melawannya.

1
Ma Em
Resepsionis cuma kerja dan hdp nya dan gaji sombongnya minta ampun kalau Angkasa tau anak dan istrinya diusir pasti sdh dipecat tuh resepsionis .
Nureliya Yajid
lanjut thor
vitrienoor99
puas banget bacanya KK,up datenya banyak, semangat KK up datenya
zh4insu
Udah tau jalannya rusak, malah nyanyi sambil goyang di atas sepeda,,, jatuh kan, kecebur di got mandi lumpur,,, 🤣🤣🤣
Ngakak aku dari tadi... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
zh4insu
Ngakakkkkk aku,,, aku tau siap dia... 🤣🤣🤣
zh4insu
Tepung terigu merk apa itu kak? Stenga kilo harganya 30rb.😄🤭
☘️💮Jasmine 🌸🍀
🤣🤣
Ma Em
Angkasa lupakan masa lalu yg membuatmu trauma , tdk semua wanita seperti ibumu yg melupakan anaknya karena Hana tdk seperti itu dia sangat menyayangi si kembar dan selalu berjuang untuk membahagiakan nya sadarlah Angkasa sebelum nanti kamu menyesalinya .
Nancy Nurwezia
🤣🤣🤣 emang random si cia nih
☘️💮Jasmine 🌸🍀
cek Kodam katanya 🤣🤣🤣 ngakak lgsg
Nureliya Yajid
lanjut thor
☘️💮Jasmine 🌸🍀
🤣🤣
Nureliya Yajid
lanjut thor
Nancy Nurwezia
pasti suka uncle angkasa cia..
anggun hakiki
haha
anggun hakiki
hahahahha.. z😂😂
☘️💮Jasmine 🌸🍀
next Thor 😍
Herdian Arya
lah lah kok cuma satu bab... mana yg lain.
Nureliya Yajid: lanjut thor
total 1 replies
anggun hakiki
lanjut
☘️💮Jasmine 🌸🍀
lanjut kak 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!