Reina, seorang gadis cantik yang sangat mencintai seorang abdi negara dari usia belia hingga sekarang usianya 22 tahun. Reina tetap setia pada cintanya, setia pada sang kekasih yang berhasil menjinakan hatinya.
Akankah kesetian serta cinta yang begitu besar Reina berikan akan terbalas, akan berakhir indah setelah perpisahan mereka selama tiga tahun itu.
Kau bagaikan Sang Elang dan Aku hanya seekor Puyuh
Kau terbang melanglang buana di atas langit sedangkan aku hanya bisa menatap mu dari bawah langit
Siap memiliki,maka harus siap kehilangan!
Kenapa begitu?
Karena begitu cara mainnya
SEBELUM MEMBACA CERITA INI YUK AKU SARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA "DUREN SAWIT" DULU YA
KLIK AJA PROFILKU OKE, INI BUKAN SEQUEL TAPI INI CERITA BARU REINA DAN ILHAM
SELAMAT MEMBACA....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reina Yang Apa Adanya
Saat ini Rein, Ilham dan Naira tengah memekan sarapan mereka diruang tamu, Ilham tidak menuruti perintah Reina untuk mencari gas pagi tadi. Alhasil, dia memesan empat bungkus bubur ayam pada Kang Ujang yang sering mangkal didepan perumahan dinasnya.
Ilham melihat Reina makan dengan lahapnya,sepertinya gadisnya itu sangat kelaparan. Sedangkan perempuan yang ada didekat Reina terlihat tidak berselera saat menyantap bubur ayam itu. Ilham melihat seakan Naira jijik pada makanan yang ada dihadapannya itu. Padahal itu makanan bersih serta higienis, entahlah Ilham juga tidak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh perempuan itu.
Reina saja yang nota bene sudah terbiasa hidup mewah dengan fasilitas lengkap yang kakaknya berikan, terlihat lahap dan antusias memakan bubur ayam itu, hingga bubur itu belepotan disudut bibirnya.
"Makannya pelan pelan aja Rein, jangan terburu buru begitu nanti tersedak,"
Ilham dengan sadar menyeka bubur yang ada disudut bibir Reina dengan ibu jarinya, ini seperti dejavu tiga tahun yang lalu saat Ilham menyeka eskrim dibibirnya.
Reina yang mendapat perlakukan manis dari kekasihnya itu, malah terlihat ingin menjahili Ilham. Dengan sengaja Reina menyusutkan sendok berisi penuh bubur kearea bibirnya hingga seluruh area bibirnya dipenuhi oleh bubur putih itu.
"Bibir Rein masih kotor, lapin lagi dong,"
Reina memajukan wajahnya mendekat kearah Ilham, membuat laki laki itu reflek memundurkan tubuhnya dengan cepat.
Reina yang melihat Ilham malah menghindar serta mengabaikannya hanya bisa berdecak dalam hati.
Dengan rasa kecewa plus malu, Reina memundurkan lagi wajah serta tubuhnya dari depan wajah Ilham. Dengan rasa kesal Reina menjilat semua area bibir menggunakan lidahnya sendiri. Dan aksi Reina itu tidak lepas dari perhatian Ilham, laki laki berusia 29 tahun itu tengah mati matian menahan diri untuk tidak menyentuh bibir Reina tadi.
Saat kedua orang itu saling berbucin ria tepatnya hanya Reina yang menjadi budak cinta Ilham, Naira perempuan itu terlihat tengah menatap intens pada sepasang kekasih itu. Lebih tepatnya tengah menatap dalam pada Reina, entah apa yang tengah dipikirkan olenya saat ini. Yang pasti Naira terlihat amat sangat lekat menatap Reina yang tengah merengut itu.
"Nanti kamu pulang ya,Kakak takut Mama kamu nyariin kalau kamu gak pulang,"
Reina menatap Ilham dengan datar, kenapa kekasihnya itu terus saja menyuruhnya pulang dari tadi pagi. Apa jangan jangan Ilham ingin berduaan dengan perempuan yang tengah makan dengan sok anggun itu.
"Rein bakalan pulang kalau Kakak yang ngantar, kalau Kak Ilham gak nganteri pulang. Rein gak mau pulang, Rein akan tetap disini!"
Reina menyuapkan satu sendok penuh bubur ayam kedalam mulutnya, hingga mulutnya itu menggembung lucu karena kepenuhan.
Ilham hanya menggaruk pangkal hidungnya saat melihat serta mendengar ucapan Reina mulai keras kepala. Walaupun Ilham terlihat hanya fokus pada Reina disana, tidak ada yang tahu kalau sudut matanya diam diam tengah memperhatikan Naira yang sedari tadi terus saja menatap Reina dengan penuh selidik. Seakan Reina itu sesuatu yang menarik dimatanya.
"Oke, Kakak akan anterin kamu pulang,"
Reina tersenyum senang mendengar ucapan Ilham barusan, dengan semangat Reina memakan kembali bubur ke dua bungkusnya yang dibelikan oleh Ilham,hingga dia tersedak.
"Kakak udah bilang makannya pelan pelan aja, masih bandel!" Ilham menyodorkan air putih sembari menepuk nepuk punggung kekasihnya itu.
Reina menundukan wajahnya saat melihat Ilham menatapnya penuh peringatan saat kata katanya diabaikan untuk makan dengan pelan,jangan terburu buru.
"Maaf,"
Reina menyuapkan sendoknya dengan pelan dan anggun membuat Ilham yang melihatnya hanya bisa menggelengkah kepalanya sembari tersenyum tipis.
"Kalau Mas Ilham pergi, aku sama siapa?"
SAAT ILHAM BERTUGAS DIDAERAH KONFLIK..
JANGAN LUPA BUAT LIKE VOTE DAN KOMENNYAAAA