Gegana Sang Penjinak Hati
Waktu bergulir dengan cepat, tidak terasa Rein sudah berusia 22 tahun. Gadis kecil yang dulu itu kini menjelma menjadi seorang gadis cantik dan manis, tidak ada yang berubah dari dalam diri Reina. Sifatnya, manjanya, cerewetnya serta cintanya tidak sedikit pun berubah untuk seseorang yang nun jauh disana.
Reina kini sudah lulus kuliah dan dia memilih menjadi asisten Anin dari pada harus bekerja diperusahaan yang direkomendasikan oleh Damar padanya.
Reina terlihat tengah membungkus sesuatu, bungkusan itu terlihat begitu besar. Dengan senyum yang tidak pernah luntur, Reina terlihat begitu bahagia hari ini.
"Oke, kado kejutannya udah selesai.Sekarang giliran nunggu tuan kamu datang besok. Tapi kok Kak Ilham belum ngabarin aku sih, bukannya kata Kak Zi kalo tugasnya dah selesai Kak Ilham bakalan ngehubungin aku."
Rein mendesah lirih saat menatap nanar ponselnya, belum mendapat kabar dari kekasihnya itu akan pulang besok. Reina mendapatkan kabar itu dari Ziana beberapa hari yang lalu. Oke Rein hanya berpositif tinkhing saja, semoga kekasihnya itu baik baik saja.
Rein melirik arloji yang melingkar indah dilengan kanannya, waktu menunjukan pukul 3 sore, berarti sudah waktunya dia pulang. Karena Anin masih cuti lahiran jadi semua urusan butik Reina yang menghandlenya dibantu oleh Merry dan Irina serta Rinda. Sedangkan Indri sudah memutuskan berhenti bekerja karena kehamilannya, dan Adhan suaminya melarangnya untuk bekerja.
"Tante Meryy, aku pulang ya!"
Rein berseru kencang pada Merry yang tengah mengobrol bersama Irina. Merry mengacungkan ibu jarinya pada Rein, dengan langkah lebar Rein keluar dari butik kakak iparnya itu. Karena sudah mendapat izin dari kepala suku untuk membawa mobil sendiri, sudah satu minggu ini Rein membawa mobilnya sendiri. Hadiah ulang tahun Rein yang ke21 tahun dari Damar dan Anin.
Ting....
Saat hendak nenyalakan mesin mobilnya tiba tiba ponsel Rein berbunyi mendakan ada pesan masuk.Rein merogoh tas slempangnya yang dia letakan diatas kursi penumpang disebelahnya.
Reina tersenyum tipis saat melihat ponselnya, ternyata itu adalah pesan dari Ziana. Dan kali ini Zia mengirimi dia foto Ilham yang tengah memakai baju seragam hitam kebanggaannya.
Namun ada yang mengusik perhatian netra hitam milik Rein, dibelakang Ilham serta kawan kawannya terlihat ada seorang wanita yang wajahnya nampak sayu serta pakaiannya lusuh. Namun terlihat lumayan cantik, walau pun masih cantikan dirinya kemana mana.
📤To Kak Tomboy Zi
"Yang dibelakang mereka siapa kak?" Send
Reina meletakan kembali ponselnya kedalam tas sesudah dia mengirim pesan pada Ziana, Rein adalah gadis yang tipikal kekepoannya begitu tinggi. Dia tidak akan berhenti mencari informasi sebelum rasa kekepoannya terjawab puas.
Bahkan Rein pernah bertandang kemarkas Ilham hanya untuk menemui Ziana, karena wanita tomboy itu tidak lagi memberitahu dia kabar tentang Ilham yang tengah bertugas diluar pulau sana. Selama empat hari Rein tidak enak hati, tidak enak badan karena hal itu. Biasanya setiap sehari sekali Zia akan memberi informasi tentang Ilham padanya, tapi ternyata Zia juga kehilangan kontak selama 4 hari itu dengan anggota Ilham serta Ilhamnya juga karena mereka tengah membebaskan sandera diarea terpencil dan susah sekali sinyal.
Namun satu hari setelah Rein bertandang kemarkas, Ilham dan anggotanya kembali bisa berkomunikasi dengan markas dan itu membuat Rein rasanya ingin bersujud syukur pada Tuhan karena sudah melindungi kekasihnya selama ini.
**HAI HAI HAI...
CERITA IREN LAUNCING NIH, MASIH FRES LOH
SEMOGA KALIAN SUKA YA SAMA CERITANYA
JANGAN LUPA KLIK FAVORITNYA DULU, TERUS LIKE VOTE DAN KOMENNYAAAAAAA
SEE YOU NEXT PART**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Ririe Handay
baca lagi 🤗🤗
2024-10-19
0
Anonymous
keren
2024-08-14
0
Ani Mak NitaAdelia
hai neng author semoga di kisah ini visual Ilham nya di ganti,
2024-07-09
0