Sebuah lampu Tumblr yang ia pasang di antara kelambu dipan ranjang nya menyala seperti bintang.
Hanya ini yang Keisha bisa lakukan, menciptakan sebuah bintang yang akan menemani nya di kamar nya.
Saat ini, Keisha tak lagi ingin melawan Syarif. Ia takut jika Syarif benar-benar membuat nya berhenti kuliah. Jika itu terjadi, maka hancur sudah semua cita-cita nya.
Keisha memejamkan mata nya, setetes air mata slalu saja keluar dari pelupuk mata nya setiap malam. Sejenak ia akan bahagia, saat lampu-lampu tersebut menyala. Tapi, Lama-lama saat Keisha memandangi nya, ia merasa bahwa dirinya saat ini sangatlah miris sekali. Takdir begitu kejam kepada nya. Sebelum nya, ia tidur di rumah mewah dengan design kamar atap kaca. Hidup bebas, tertawa, dan bisa pergi ke sana kemari. Tapi, sekarang tidak lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumtazah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lelah sekali
"Aaaahhhhhhhh"
Arifah kaget, saat mendengar Keisha teriak sangat kencang sekali.
"Astaghfirullah," Arifah berlari menuju kamar Keisha yang tak jauh dari sana.
"Ada apa nak?"
"Ada maling, umi"
"Astgahfiruah, turunlah Keisha"
"Umi, tolong. Syarif gak bisa bernafas"
Keisha turun dari tubuh atas tubuh Syarif. Setelah berteriak tadi, Keisha langsung mendorong tubuh Syarif hingga terjungkal ke depan. Dengan sigap, Keisha menutupi tubuh Syarif dengan selimut lalu duduk di atas punggung Syarif.
"Keisha, ini Syarif. Anak umi yang tadi umi ceritakan"
"Lagian kenapa juga sih kamu masuk ke sini, Rif" Arifah menjewer telinga Syarif.
"Syarif cuma mau ambil sajadah"
"Ayo keluar, sajadah mu itu ada di kamar umi"
Arifah pun melangkah pergi dari kamar Keisha, lalu Syarif juga mengekor di belakang nya. Baru saja dua langkah, arifah berhenti lalu berbalik.
"Ada apa umi?"
"Syarif, dia Keisha. Anak nya pak Aditya"
Syarif ikut berbalik lalu memandang Keisha "Iya umi, Syarif udah tau. Anisa sudah cerita tadi"
Keisha diam saja, mengamati wajah tampan yang seperti nya ia pernah lihat sebelum nya.
"Yasudah, ayo keluar"
Keisha pun lalu duduk di tepi ranjang, ia berpikir keras dimana dia pernah melihat Syarif. Tapi, Keisha menyerah. Ia tak ingat apapun, lagian itu tak penting.
...****************...
Setelah sholat isya, semua duduk di meja makan. Kali ini, meja makan penuh. Ada Rozi, Adiba dan anak nya Ghania yang berusia Tiga tahun.
"Kei, makan bersama yuk"
"Keisha nanti saja mbak Adiba, lagian gak enak. Hanya Keisha yang orang lain di sini"
"Gak papa nak, ayo sini ikut makan" Kyai Ma'sum berucap, sehingga Keisha tidak bisa menolak nya. Keisha takut membantah nya. Sejak kejadian Kyai Ma'sum mengadukan nya kepada Aditya.
Makan malam pun di mulai dengan doa yang di pimpin oleh Rozi. Semua makan dengan diam, karena Kyai Ma'sum memang melarang siapapun makan sambil bicara. Semua nampak anteng, kecuali Adiba yang riweh dengan Ghania.
Setelah makan malam, Keisha berpamitan untuk masuk ke kamar. Ia tak enak jika ikut nimbrung bersama keluarga Kyai Ma'sum.
"Syarif libur bi, InsyaAllah bulan puasa baru mulai lagi"
"Kenapa?"
"Syarif sengaja, pengen istirahat saja. Kangen rumah"
"Tapi Mas Syarif gak bisa tidur disini"
"Oh iya, lalu Syarif tidur dimana bi?"
"Kamu kan laki-laki. Bisa lah tidur bersama Fendi dulu"
Syarif menghela nafas nya, merasa keberatan dengan saran umi nya.
"Kamu tidur di rumah mu sendiri kan bisa"
"Tapi di sana kan tempat barang-barang dan tempat produksi"
"Kan produksi nya siang, kamu tidur nya malam"
Dan pada akhirnya, Syarif tidak bisa menolak nya. Ia harus tidur di rumah yang yang bangun tiga tahun yang lalu. Dan saat ini digunakan untuk usahanya, yaitu mencetak buku dan kitap.
Dia memandangi sebuah kamar, yang dulu sempat ia tinggali beberapa bulan. Sebelum dirinya merasa kecewa dengan suatu keputusan, dan membuatnya lari dari pesantren, menyibukan diri.
Sejenak, terbesit sebuah mimpi yang dulu menjadi niat nya membangun rumah. Menjadi kepala rumah tangga, hidup bersama seorang wanita, yang cerdas dan pintar. Wanita yang bisa mengurus rumah nya, dan menjadi madrasah pertama bagi anak-anak nya. Itu semua adalah keteria calon istri idaman Syarif.
"Astaghfirullah" Syarif lalu pergi ke belakang, tepat kamar mandi, untuk mengambil wudhu.
Sudah hampir 3 tahun, bangunan ini menjadi tempat usahanya, dan Alhamdulillah. Santri yang bekerja di tempat nya itu merawat nya dengan baik, sehingga rumah itu tetap bersih terawat.
Ini sudah terlalu malam, kamar Syarif juga masih kosong. Hanya ada beberapa kasur spon tipis yang biasa di gunakan karyawan nya istirahat. Mungkin besok saja pikirnya untuk membersihkan nya. Malam ini dia sangat capek, ia pun memutuskan untuk tidur di rumah Rozi.
...****************...
Hari Jumat, Keisha bangun pagi. Ia tak mau Arifah berbohong demi diri nya lagi. Wanita itu terlalu baik, jika ia tak menurut kepada Arifah, berarti dirinyalah yang jahat.
Pagi ini, hanya ada Anisa dan Kyai Ma'sum yang duduk di meja makan. Keisha pun tak terlalu memusingkan hal tersebut.
Setelah sarapan, Keisha menemani Arifah ke dapur besar. Hari ini mood nya sangat bagus sekali, jadi sedikit riweh tak membuat nya mengeluh.
Tak terasa, sudah jam 11. Suara mengaji di masjid sudah terdengar, persiapan sholat jumat sudah di mulai. Bersamaan dengan itu, Aditya datang. Keisha yang sudah tiga puluh menit menunggu nya, langsung berlari memeluk Aditya.
"Kei" Panggil Aditya, sambil melepaskan pelukan anak nya.
"Kamu cantik sekali"
"Papa mengejekku ya, ini pertama kali nya aku pakai abaya"
"Kenapa kamu memakai nya?"
"Di suruh sama umi"
Aditya mengerutkan dahi nya. Benarkah bahwa Keisha menuruti keinginan Arifah. Ini kali pertama nya Keisha menurut tanpa membantah nya setelah Mama nya meninggal dunia.
"Yasudah, ambil barang mu di mobil. Papa mau bicara sama Kyai Ma'sum"
Keisha pun langsung berlari menuju mobil Aditya. Mengambil beberapa kotak barang pesanan nya. Sedangkan Aditya duduk bersama Kyai Ma'sum dan Ustadz Akhmad, Ustadz senior yang sudah lama mengabdi di pesantren.
Lagi-lagi Aditya di buat tak percaya dengan cerita Kyai Ma'sum. Keisha mulai berubah, walau kadang terlihat Keisha terlihat jelas terpaksa melakukan nya. Keisha sekarang semakin terikat dengan Arifah, dia tidak bisa menolak Arifah sekalipun itu hal-hal yang dulu Keisha tolak.
"Jadi, Keisha mau mengaji?"
"Tidak pak, tapi dia sudah mau ikut pengajian. Walau kata Istriku, Keisha tidur di masjid. hehehe"
Semua ikut tertawa, bagi Aditya itu adalah hal menggemaskan.
"Masih ada tiga setengah tahun lagi pak, InsyaAllah Keisha akan berubah dan mengikuti semua kegiatan disini"
"Oh iya, Kapan Najwa pulang? bukan kah udah mau lulus S2?"
"Belum mas" Jawab Ustadz Akhmad "Tinggal Ujian saja. Kemungkinan setelah Lebaran wisuda"
"Fahmi jadi kapan menikah?"
"InsyaAllah, minggu depan mas"
"Siapa fahmi?" Tanya Aditya
"Anak saya pak, datang ya kalau ada waktu" Ucap Ustadz Akhmad
"InsyaAllah Ustadz"
Setelah sholat jumat berjamaah, Aditya berpamitan untuk menghampiri anak semata wayang nya. seperti biasanya, Aditya membawa Keisha ke luar pesantren. Hari ini, Aditya ingin mendengarkan bagaimana perasaan Keisha yang sebenar nya.
"Keisha tidak bisa menolak Umi. Dia sangat baik sekali pa, bahkan dia sering berbohong buat Keisha kepada suami nya. Itulah sebab nya Keisha slalu menuruti umi, kalau aku tidak menuruti nya. Sudah di pastikan aku bukan lah anak baik"
Itulah sebab nya, Aditya sangat menyayangi Keisha. dia percaya bahwa Keisha adalah anak yang sangat baik, kesalahan nya hanya satu, membuat Ana menjadi ibu sambung nya. Meskipun niat aditya baik, tapi nyatanya Keisha tak mau menerima nya.
"Lalu bagaimana? kamu menyukai nya?"
"Tidak pa, Keisha tidak suka. Keisha merasa terkekang, Keisha merasa lelah dengan semua aktifitas itu. Kalau boleh Keisha katakan, Keisha tak menyukai nya. Keisha ingin hidup bebas, jangan kan untuk jalan-jalan. Melihat bintang saja, sangat susah"
Aditya mulai merasa bersalah, tapi Aditya tak mau jika ia membawa Keisha pulang. Pendidikan Agama Keisha sangatlah kurang. Sejak Aditya hijrah, ia sangat tau sekali, bagaimana penting nya doa anak untuk nya setelah dia meninggal nanti. Aditya hanya mempunyai Keisha, ia tak mau menyesal dan menangis di dalam kuburan.
"Bertahan disini cuma karena papa. Untung saja, Teman-teman Keisha di kampus walaupun semua nya laki-laki, mereka sangat menyenangkan. Slalu membuat Keisha tertawa sepanjang Hari"
Ada rasa lega di hati Aditya mendengar ada yang membuat putri nya itu tertawa.
"Bagaimana dengan kuliah mu, sayang? kamu bisa mengerjakan?"
"Bisa, pa" Keisha menatap Aditya dengan senyuman lebar "Keisha merasa sangat beruntung sekali. Dosen disini sangat menyenangkan dan jika menjelaskan sangat detail sekali. Padahal dosen Naura katanya galak-galak, heheh"
Aditya ikut tertawa, lalu mengalihkan agar Keisha menceritakan kedua sahabat nya itu. Keisha juga menceritakan tentang Nur, kakak angkatan nya yang slalu bersama nya.
"Pa, bolehkan Keisha minta sesuatu?"
"Katakan, semua uang papa milikmu"
Keisha tersenyum "Tidak pa, bukan buat Keisha"
"Lalu?"
"Pa, Mbak Nur itu hanya mendapat gaji 250 disini. Bolehkan aku memberikan nya uang, kata nya ibu nya lagi sakit. Dia mau pulang tapi gak punya uang"
Aditya tersenyum "Kasih nak, kalau kurang minta ke papa. Papa senang jika kamu murah hati seperti ini"
"Makasih pa, " Keisha memeluk Aditya dengan sangat erat sekali. Aditya membalas pelukan Keisha sambil mengusap kepala Keisha dengan sangat lembut.
...***************...
biar Najwa tambah kepanasan...
knp. GK di ajarin puasa. malah sengaja di buatin nasgor tengah hari bolong
inget waktu dulu aku pernah tinggal di kampung suami
lebam 👉 krna habis terkena pukulan / jatuh atau sejenisnya
sembab 👉 krna habis nangis