"Kesalahan apa yg telah ku lakukan dalam hidupku.Sehingga harus menikah dengan bocah sepertimu" Arzella menatap pria di depan nya ini dengan nyalang dan nafas yang menderu menahan amarah.
tapi berbanding terbalik dengan Rimba,pria tampan itu justru hanya tersenyum jahil serta menarik pinggang Arzella dengan tangan nya agar tubuh Arzella bisa lebih dekat dengan nya.
"Rimba! Lepasin!."
Arzella berontak dan berusaha melepaskan tangan Rimba dari tubuhnya.
"Kamu bilang apa tadi sayang?Bocah?"
"Apa kamu tahu sayang,bocah di depan mu ini bisa membuat banyak bocah bersamamu!".
Ucap Rimba tegas serta menggoda,Membuat bulu kuduk Arzella merinding dan merasa terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deanggraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertarungan 3 hati 1 cinta!
Butuh waktu 3 hari bagiku memikirkan matang-matang apa yang di sarankan Dinda serta tentang permintaan Rimba. Jarum jam di tanganku menunjukkan pukul 7 malam saat aku datang ke kafe berkonsepkan outdoor sebuah taman bunga yang indah. Pasti kalian semua berpikir aku kesini mau melakukan makan malam romantis kan? hmmmm kalian salah besar! Justru aku kesini mau memutuskan sebuah hubungan.
hikkkk...hikk...Jahat banget kan aku?
Kuhampiri sebuah meja yang di tempati seorang lelaki tampan yang menjadi kekasihku itu.
"Mas, maaf aku sedikit terlambat!. Mas Dion udah nunggu lama?" ujarku menyapa sambil duduk di hadapannya. Malam ini penampilannya sangat sempurna. Sebenarnya dia lah yang mengajakku datang ke tempat ini saat aku menelfon nya meminta untuk ketemuan.
"Gak apa-apa sayang, Mas juga baru sampai kok. Kamu mau pesan makanan apa Zel?"
"Aku ikut mas aja deh" ujarku singkat yang di balasnya dengan senyuman. Lalu, mas Dion menggeser kan tubuhnya menghadap pelayan tersebut untuk mencatat beberapa menu makanan dan minum pesanan kami.
Beberapa menit kemudian pesanan kami sampai di meja, kami memutuskan untuk menikmati makanan kami terlebih dahulu baru mengobrol dengan santai.
" Zell... kamu tahu kenapa mas ngajak kamu ketempat ini?" aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepalaku pelan. aku melihat Mas Dion mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam kantong celana yang ku yakini sebuah cincin. Inilah hal yang ku takutkan saat ia mengajakku ketemuan ditempat yang indah ini waktu aku ingin bertemu.
"Arzella putri maukah kamu menikah denganku dan menjadi ibu dari anak-anakku nanti" Mas Dion membuka kotak kecil yang berisi cincin bertahtakan berlian kecil yang sangat cantik. Tanpa menunggu jawaban dariku mas Dion langsung meraih tangan ku untuk memasangkan cincin itu Kejari manisku.
Seketika gerakan nya terhenti melihat cincin pernikahan yang sengaja aku pakai sedang melingkar indah di jariku. Ini pertama kalinya aku memakai cincin pernikahan ini setelah hari pernikahan itu.
Mata mas Dion melihatku tajam seolah meminta penjelasan atas benda kecil yang melingkar di jariku.
"Maaf mas, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Karna aku sudah menikah!" aku tertunduk mencoba menahan air mata dan rasa bersalahku yang menyakitinya berulang kali.
"Menikah? Apa selama ini kamu selingkuh di belakangku sayang? kamu menikah dengan siapa?" ia menutup matanya sejenak mencoba mengontrol amarah dan rasa kecewa yang tiba-tiba datang menghantam tepat ke ulu hatinya.
Tak ada satu patah katapun yang keluar dari mulutku. Bibirku terasa mati rasa dan membisu seketika.
"Jawab aku Zella!!!!!!" aku mengangkat kepalaku terkejut saat tiba-tiba suara Mas Dion meninggi. Ini baru pertama kalinya iya membentak ku selama kami pacaran.
Bentakan nya tadi sukses membuat bulir air mataku jatuh. Ku tatap matanya yang tajam masih menunggu penjelasan dariku dengan wajah memerah menahan amarah.
Sambil menghapus air mata, aku menceritakan semua kepada mas Dion dari awal hingga berakhirnya aku dengan status istri Rimba. Seketika ku lihat raut wajah mas Dion berubah, kembali teduh seperti mas Dion yang selama ini aku kenal. Ia membelai kepala ku dengan sayang serta mencium keningku dengan lembut. Tanpa aku sadari ternyata ada sepasang mata menatap nanar dari kejauhan dengan kedua tangan terkepal siap membunuh siapa saja yang mengusik hatinya saat ini.
"Mas maafkan aku yang selalu menyakitimu, sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini sampai disini. Lupakan aku dan carilah wanita lain sebagai pendamping hidupmu. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik dariku "
Aku mengucapkan kata-kata itu dengan menahan sakit didada membayangkan kami akan berpisah untuk selama nya. aku mengambil tasku yang ada di atas meja sambil beranjak pergi.
Tapi, baru beberapa langkah kaki ini menjauh sebuah tangan kekar menahan lengan ku. Memutar tubuhku dengan cepat hingga menumbur dada bidangnya. Kedua tangan kekarnya melingkar di pinggangku erat membuatku semakin masuk ke pelukannya.
"Mas... kumohon jangan seperti ini tidak enak kalau di lihat orang" ucapku kepada pria itu yang tak lain adalah Mas Dion.
"Biarkan seperti ini dulu Zel, mas benar-benar mencintaimu. Lebih baik kamu ceraikan saja dia Zel, mas tahu kamu masih mencintai mas kan? Mas gak bisa kehilanganmu?" ucap pria itu dengan suara yang parau dan semakin mengeratkan pelukannya.
Bukkkkkk....
Bunyi pukulan sebuah tangan ke wajah Mas Dion setelah terlebih dulu memisahkan pelukan kami secara cepat.
"Akkkkhhhhh"
Teriak ku tercekat melihat Mas Dion tersungkur di tanah dengan memegang bibir yang berdarah akibat pukulan tadi. Aku memutar kepalaku melihat siapa laki-laki yang memukul Mas Dion tadi.
Seketika mataku membesar dan jantungku berdetak dengan cepat seperti akan meledak melihat sosok yang tak lain adalah suamiku Rimba, yang sedang berdiri tegak dengan rahang mengeras dan tangan terkepal kuat sorot mata penuh amarah seakan siap mencabik-cabik pria di hadapannya ini.
Ku lihat mas Dion berdiri dan bersiap membalas sehingga terjadilah baku hantam yang di saksikan oleh orang banyak. Rimba bagai kesetanan terus memukul Mas Dion, untung mas Dion sedikit bisa bela diri hingga bisa menghindar dari serangan Rimba.
Aku hanya bisa menjerit meminta pertolongan para pengunjung kafe ini agar melerai perkelahian mereka.
"Jauhi istriku! Jangan pernah coba-coba mempengaruhinya untuk menceraikanku. Karna itu tidak akan pernah terjadi!!" ancam Rimba geram ke pada Mas Dion setelah orang-orang berhasil melerai pertengkaran mereka berdua. Tiba-tiba tangan Rimba menarik tanganku kasar untuk membawa ku pulang disaat aku masih diam mematung karna shok menyaksikan adegan tadi.
"Aku akan mengambil kembali milikku yang telah kau rebut! Brengsekkk!" teriak mas Dion lantang ke pada Rimba yang terus menarik tanganku menuju mobil.
Di dalam mobil aku sekilas melihat Mas Dion masih berdiri menatap kearah kami dengan wajah yang penuh lebam. Kedua tangan Rimba meraih wajahku agar menoleh ke arah dia yang duduk di balik kemudi mobil.
"Jangan pernah gunakan matamu untuk menatap pria lain di depanku Zella! Kamu milikku! Mata, hidung, bibir dan tubuh ini milikku, aku tidak pernah Sudi membaginya dengan yang lain. Ingat itu baik-baik Zella!!" ucapnya tajam dengan rahang yang masih mengeras menahan amarah yang belum tuntas. Membuatku hanya bisa menelan saliva takut akan kemarahan Rimba.
Ntah kenapa saat marah Rimba berubah menjadi sosok yang sangat menakutkan, bukan pribadi Rimba yang ku kenal. Sorot matanya seperti sorot mata pembunuh berdarah dingin. Rimba yang duduk di sampingku sekarang dengan Rimba yang biasa ku kenal seperti 2 orang yang berbeda.
Mobil terus melaju cepat membawa kami kerumah. Hanya keheningan sepanjang perjalanan tanpa ada yang mau membuka suara.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
JDI SKRG NUNGGU BRITA AMEL YG DIKATAKN RIMBA WANITA ULAR OLEH RIMBA..
FIX, UNTUK MASALH DION KYKNYA MMG DIHABISI OLEH RIMBA..