Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MADU UNTUK IBU MERTUA 2
" Dia istri baruku ma."
Jeduarrrrrr
Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh nyonya Ratna kaku. Lidahnya terasa kelu. Jantungnya terasa seperti mau copot dari tempatnya. Bagaimana bisa seorang pria yang ia percaya telah mengkhianatinya? Apa ia salah dengar? Atau ini hanya prank yang di buat oleh tuan Ardi untuk memberikan kejutan kepadanya? Tapi dalam rangka apa? Ia tidak sedang berulang tahun hari ini, pikir nyonya Ratna.
Hana dan tuan Ardi saling pandang melihat reaksi nyonya Ratna yang hanya diam saja. Akhirnya tuan Ardi mengulangi ucapannya.
" Kenalkan dia istri baruku ma, madumu."
" A... Apa?????" Pekik nyonya Ratna tidak percaya, kali ini ia percaya jika telinganya tidak bermasalah. " Kau jangan bercanda pa, ini tidak lucu." Imbuhnya.
" Tidak ma, ini memang istriku." Ucap tuan Ardi merangkul pundak Hana.
Hana berdiri lalu mendekati nyonya Ratna.
" Kenalkan mbak, aku Hana. Istri keduanya mas Ardi." Ucap Hana mengulurkan tangannya.
Plak...
Bukanya membalas uluran tangan Hana, nyonya Ratna justru menampar Hana dengan keras membuat pipinya memerah.
" Ratna!!!" Bentak tuan Ardi tidak terima wanita kesayangannya di aniaya oleh istri pertamanya. Ia langsung mendekati Hana.
" Sayang kamu tidak apa apa? Apa ini sakit hmm?" Tuan Ardi mengelus pipi Hana.
" Tidak mas, selama ada kamu di sampingku aku akan baik baik saja." Sahut Hana menggelengkan kepala sedangkan nyonya Ratna tercengang melihat suaminya yang begitu perhatian kepada istri barunya.
Tuan Ardi menatap nyonya Ratna dengan nyalang lalu...
Plak...
Tuan Ardi membalas tamparan nyonya Ratna untuk Hana.
" Awh!!!!" Pekik nyonya Ratna kesakitan sambil menyentuh pipinya yang terasa panas.
" Itu balasan untuk wanita kasar sepertimu. Sekali lagi kau berani menyentuh Hana, maka jangan salahkan aku jika aku berbuat kasar padamu Ratna." Ancam tuan Ardi.
" Kau berani menamparku hanya demi jalang itu pa?" Ucap nyonya Ratna penuh emosi.
" Dia bukan jalang, tapi dia istriku!!!" Bentak tuan Ardi. " Istri yang seribu kali lebih baik darimu." Sambungnya.
" Memangnya aku kurang apa pa? Sejak kapan kamu menikahinya pa, kenapa kamu tidak bilang sama mama hah? Ini namanya pengkhianatan pa, aku tidak terima. Aku tidak terima!!!!" Ucap nyonya Ratna sambil berteriak.
" Terima atau tidak yang jelas dia istri sahku. Kami sudah mendaftarkan pernikahan kami secara resmi di kantor urusan agama. Dan aku menikah dengannya satu bulan yang lalu."
Jeduarrr....
Lagi lagi nyonya Ratna harus di kejutkan oleh kenyataan pahit. Rupanya sang suami tinggal di luar kota bukan karena bekerja melainkan punya rumah baru bersama istri barunya. Dan pernikahan itu terjadi sesuai pernikahan kedua putranya. Apakah ini karma? Ah tidak, nyonya Ratna tidak peduli hal itu. Yang jelas ia harus membuat perhitungan pada kedua manusia di depannya ini.
" Tega teganya kau mengkhianati pernikahan kita pa, selama ini aku selalu mencintaimu tapi kenapa kau tega menduakan aku." Ucap nyonya Ratna.
" Itu masalahmu, selama ini aku sama sekali tidak mencintaimu Ratna. Aku terpaksa menikah denganmu karena perjodohan itu. Aku jatuh cinta kepada Hana, itu sebabnya aku menikahinya." Ucapan tuan Ardi begitu melukai hati nyonya Ratna. Bahkan terasa begitu menyakitkan saat suami kita menolak kita di depan wanita lain meskipun itu istri barunya.
" Aku tidak percaya jika kau tidak mencintaiku, jika memang benar begitu kenapa kau mau bertahan selama ini Ardi? Aku rasa jalang ini lah yang sudah menggodamu dan menggelapkan matamu. Aku akan memberinya pelajaran agar dia tidak menggodamu lagi."
Nyonya Ratna hendak menyerang Hana namun tuan Ardi segera menjadi garda terdepan. Ia mendorong nyonya Ratna hingga tubuhnya terjerembab di lantai.
" Berani kau menyentuh wanita yang aku cintai, bersiaplah untuk aku ceraikan. Barang barangmu sudah aku pindahkan di kamar tamu karena kamar utama akan aku gunakan bersama Hana. Ayo sayang kita ke kamar!" Ajak tuan Ardi.
" Mas duluan aja, aku mau mengajak mbak Ratna mengobrol dulu." Tolak Hana.
" Kau tidak takut dia menyerangmu?" Tanya tuan Ardi.
" Tidak mas, kau duluan saja!" Sahut Hana.
" Baiklah! Kalau ada apa apa segera panggil mas." Ujar tuan Ardi mencium kening Hana membuat nyonya Ratna terbakar api cemburu.
Setelah kepergian tuan Ardi, Hana membungkukkan badan sambil menatap nyonya Ratna yang masih terduduk di lantai.
" Perlu aku bantu berdiri mbak?" Hana tersenyum sinis.
" Kau jangan senang dulu Hana, aku pasti akan merebut kembali mas Ardi darimu. Kalian tidak pantas menjadi suami istri karena kalian lebih pantas sebagai ayah dan anak." Ucap nyonya Ratna.
" Aku tidak peduli, yang jelas mas Ardi sangat menyayangi dan mencintaiku. Bahkan sekarang kami sedang menjalani program kehamilan. Dia ingin punya anak dariku, anak dari satu satunya wanita yang ia cintai." Ujar Hana penuh penekanan.
Hati nyonya Ratna mencelos mendengar ucapan Hana, dulu tuan Ardi menolak nyonya Ratna untuk hamil. Bahkan saat mereka tahu nyonya Ratna hamil Andreas, tuan Ardi memintanya untuk menggugurkan kandungannya. Ingin rasanya nyonya Ratna menangis saat itu juga.
" Oh ya, mas Ardi bilang mbak memaksa anak mbak buat nikah lagi karena menantu mbak mandul ya. Aku rasa mungkin ini karma buat mbak karena telah menyakiti hati menantu mbak."
Nyonya Ratna terdiam mendengar ucapan Hana.
" Bagaimana mbak sakitnya melihat suami yang mbak cintai menikah lagi? Pasti rasanya sakit banget kan mbak? Mungkin ini yang di rasakan oleh menantu mbak saat itu. Lain kali berpikir dulu ya mbak sebelum bertindak. Ya udah ya mbak, aku mau ke kamar dulu. Biasalah mas Ardi pasti minta di layani kalau jam jam segini. Maklum lagi masa masa puber kedua." Ucap Hana sengaja memanas manasi nyonya Ratna.
Hana melenggang pergi meninggalkan nyonya Ratna menuju kamarnya. Nyonya Ratna menatapnya sambil mengepalkan erat tangannya.
" Benarkah ini karma untukku? Vanni.."
" Aku di sini ma."
Nyonya Ratna menoleh ke arah pintu, Vanni yang memang sedari tadi ada di sana masuk menghampiri ibu mertuanya. Ya, sejak kedatangan nyonya Ratna, Hana telah menghubungi Vanni hingga ia langsung meluncur ke rumah mertuanya. Ia menyaksikan bagaimana tuan Ardi memperlakukan nyonya Ratna dengan kasar. Ia cukup puas, dengan begini dendamnya kepada ibu mertua telah terbalaskan.
" Vanni tolong mama!" Nyonya Ratna mengulurkan tangannya.
" Aku sudah menolongmu ma." Ucap Vanni membuat nyonya Ratna mengerutkan keningnya.
" Menolong apa? Bahkan kau telah menghancurkan hidup Andreas. Dia kehilangan pekerjaannya dan sekarang kondisi mentalnya sedang labil." Ujar nyonya Ratna.
" Bukan hanya kehidupan Andreas ma, tapi juga kehidupan mama." Sahut Vanni membuat nyonya Ratna semakin tidak mengerti.
" Aku sudah membantu mama menemukan seseorang untuk mengurus ayah mertua. Sama seperti mama yang membawakan madu untukku, aku juga membawakan madu untuk mama. Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku berikan?" Ucap Vanni sambil menyeringai.
" Apa pernikahan ayah mertuamu ada hubungannya denganmu?" Selidik nyonya Ratna, ia pun berusaha untuk berdiri berhadapan dengan Vanni. Meksipun susah payah, namun akhirnya berhasil juga.
" Tentu saja." Jujur Vanni. " Tapi aku tidak menyangka jika ayah mertua telah jatuh cinta pada tante Hana terlebih dulu. Itu artinya, aku hanya sebagai perantara saja." Imbuh Vanni.
" Kau... " Nyonya Ratna menunjuk Vanni.
" Tenang lah ibu mertua, bukan kah akan lebih baik jika ibu mertua menerima tante Hana sebagai madumu hmm? Hiduplah dengan akur! Karena kalau tidak, sudah pasti ayah mertua akan menceraikanmu ibu mertua." Ucap Vanni tersenyum mengejek.
" Mama tahu mama salah Vanni. Mama minta maaf! Mama akan meminta Ardi untuk menceraikan Luna, dengan begitu kalian bisa bersama lagi. Tapi tolong bantu mama Vanni! Bujuk istri ayah mertuamu untuk menceraikan ayah mertuamu. Mama tidak bisa hidup tanpa ayah mertua kamu Vanni. Mama mohon!" Nyonya Ratna menggenggam tangan Vanni. Namun Vanni langsung menepisnya.
" Aku tidak mau lagi terlibat dalam urusan keluarga kalian. Nikmatilah karma yang sedang Tuhan kirimkan kepadamu ibu mertua. Aku tidak sudi memaafkan kesalahanmu. Kau harus merasakan apa yang telah aku rasakan selama ini. Kau harus melihat bagaimana bahagianya suamimu bersama wanita lain. Setelah itu baru kau bisa mengerti apa arti dari rasa sakit itu sendiri." Setelah mengatakan itu, Vanni segera keluar dari rumah mertuanya.
" Arghhhhh!!!!! Sialan kau Vanni!!!" Teriak nyonya Ratna.
Di dalam kamar utama, tuan Ardi dan Hana sedang duduk berdampingan bersandar pada headboard. Hana menyenderkan kepalanya pada bahu suaminya.
" Apa mas mau menceraikan mbak Ratna setelah ini?" Tanya Hana. Entah mengapa Hana mulai serakah kali ini. Ia tidak mau berbagi suami dengan wanita lain. Mungkin ia sudah jatuh cinta dengan pria tua yang telah menjadi suaminya.
Tuan Ardi mengelus rambut Hana dengan penuh kasih sayang.
" Kalau kamu mau mas menceraikan dia sekarang, mas akan langsung menceraikannya sayang. Lagian mas tidak mencintainya, akan lebih baik jika mas melepasnya supaya dia bisa melanjutkan hidupnya. Mungkin suatu hari nanti dia akan menemukan tambatan hatinya seperti mas menemukan kamu." Ucap tuan Ardi mencium pucuk kepala Hana.
" Mas benar, kalau begitu ceraikan saja mbak Ratna mas. Kasihan juga kalau dia tetap tinggal di sini." Sahut Hana memeluk perut suaminya. Meskipun suaminya telah berumur namun bentuk tubuhnya tidak ada yang berubah. Masih terlihat seperti umur empat puluh tahunan.
" Mas sangat mencintaimu sayang." Ucap tuan Ardi mencium pipi Hana.
" Aku juga mencintaimu mas." Sahut Hana.
" Apa?" Tuan Ardi sungguh terkejut dengan balasan ungkapan cinta dari Hana. " Katakan sekali lagi sayang, sepertinya telinga mas bermasalah." Ujar tuan Ardi.
Hana mendekatkan bibirnya ke telinga suaminya. " Aku juga mencintaimu mas Ardi." Ucap Hana berbisik.
Tiba tiba tuan Ardi menindih tubuh Hana, ia menatap wajah cantik Hana yang berada di bawah kukungannya.
" Terima kasih sayang, telah lama mas menanti hari ini."
Tuan Ardi mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Hana. Hana pun membalasnya dengan lembut. Keduanya terbuai dalam adegan manisnya saling bertukar saliva. Suara decapan memenuhi ruangan kamar mereka, ruangan yang semula terasa dingin karena AC kini mendadak menjadi panas. Dengan penuh kelembutan tuan Ardi menyenangkan Hana. Tanpa mereka sadari, nyonya Ratna melihat kebersamaan itu.
" Tega sekali kamu padaku pa, aku tidak menyangka kalau selama kita bersama tidak ada cinta di dalam hatimu. Setelah ini aku harus apa?"
TBC...