NovelToon NovelToon
Bun Dasim

Bun Dasim

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: bundaAma

Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.

"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"

Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.

Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.

Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.

"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."

Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-10

"Leni suruh kamu ke rumah buat bantuin dia urus urus acara anniversary.. Besok juga gak papa, kalo mau ikut bareng sama saya, berarti sore...." ucap Bagas pada Jasmin, tanpa berbasa basi.

"Harus banget emang?" tanya Jasmin dengan suara enggan.

"Kenapa? Kamu gak mau bantuin istri saya?" tanya Bagas dengan suara datar dengan menegaskan istri saya yang merujuk pada Leni.

"Yaelah pak, pakek segala di tegasin 'istri saya' lagi, semua orang juga tahu Bu Leni istri bapak...." Jawab Jasmin melengos

Huftttttt

"Saya tuh kalo ketemu sama ibu tuh malu pak, meskipun ibu nya gak masalah saya jadi istri ke dua bapak, tapi karena saya ini punya hati nurani yang bersih... Saya cukup malu jika berhadapan di depan istri pertama 'suwami sayahhh'....." keluh Jasmin dengan bibir monyong namun bergerak ke sana Menteri BUMN di berikan dana oleh kementerian keuangan untuk apa.

"Kok kamu jadi sinis gitu ke sayah?" tanya Bagas sewot tak terima dengan ucapan Jasmin.

"Sinis? Kok sinis? Saya itu lagi ngeluh pak, malah di bilang sinis...." ujar Jasmin heran dengan tingkah suaminya yang sedari pertama datang wajah nya murung.

"Kamu gak kayak Leni yah, kalo suami nyuruh tuh langsung manut ajah napah Jas? Jangan malah ini itu...." ujar Bagas, entah mengapa ia merasa amarahnya seolah akan meledak.

Jasmin yang melihat suaminya hampir meledakkan amarahnya berteriak memanggil Rani.

"Raniiiii!!!!" teriak Jasmin pada Rani yang berada di luar pintu.

Akan tetapi karena apartemen nya kedap suara, Jasmin terpaksa bangun dari duduknya sembari menarik Azzam dari pangkuan Bagas.

"Bun... Azzam mau sama pap---pahhh...." ucap Azzam seraya memberontak dari pangkuan ibunya.

Cklekkk

"Rani, tolong bawa Azzam main keluar, kalian ikut juga jagain Azzam sanaaah...." titah Jasmin sembari memberikan Azzam pada Rani.

"Gak mauuuuu....."

"Maaf yah sayang, kamu sama aunty dulu ajah, papah lagi marah.. Biar mamah tenangin dulu....." ucap Jasmin, lalu menyuruh mereka membawa Azzam pergi.

Sekembalinya ke dalam ia melihat Bagas yang masih terduduk dengan pandangan nya yang lurus namun pikiran nya kosong entah kemana.

"Saya mandi dulu.... Berantem nya nanti lagi..." ujar Jasmin lalu pergi masuk ke dalam kamarnya.

Kucuran air dari shower membasahi seluruh tubuh Jasmin yang tengah berdiri di bawahnya, menetralkan pikiran nya. Tangis nya pecah seketika saat air shower mulai mengalir dari kepala hingga sekujur tubuhnya. Meskipun ia tak memperlihatkan rapuhnya, sebenarnya ia tidak mau di banding bandingkan dengan siapapun, trauma yang baru sembuh seolah kembali teriris.

Kisah rumah tangga nya dulu yang kandas karena ia tak tahan selalu di banding bandingkan dengan mantan suaminya dulu, kini seolah menjadi Boomerang yang sangat takut terulang. Meskipun ia tahu ini pernikahan yang di dasari kontrak di atas kertas, namun baginya Bagas tak berhak membandingkan dirinya dengan Bu Leni.

Bagas yang tak pernah pulang ke rumah, yang bahkan bisa dibilang belum akrab dengannya karena mereka sama sekali jarang mengobrol, kini sekalinya datang, hanya untuk melampiaskan kekesalannya pada nya.

Jasmin tahu ini terlalu lebay, tapi bagi seseorang seperti Jasmin yang terlalu sering di banding bandingkan hingga akhirnya berujung di hina hina, kata kata seperti itu bisa menimbulkan efek yang begitu besar. Trauma hingga tak percaya diri, bahkan orang seceria Jasmin bisa kehilangan energinya hanya karena satu kata yang membuatnya kembali ke masa sakit kemarin.

Plukkkkk

Tangan yang hangat tiba tiba saja melingkar di perut Jasmin, seseorang memeluknya dari belakang dengan begitu hangat, hingga tangis nya seketika berhenti berubah menjadi teriakan.

Ahhhhhhhhhhhh

Astaghfirullah.... Ya!!!! Ahjussi sialannnnn!!!!!

Jasmin berteriak saat mendapati tangan yang melingkar di atas perutnya bukan hanya sekedar hayalan nya melainkan kenyataan.

Bagas yang sedari tadi mendengar tangis Jasmin merasa bersalah, hatinya teriris saat melihat Jasmin tengah menangis di bawah shower dengan sesekali membenturkan kepalanya ke dinding, atau memukul kepalanya dengan tangannya sendiri.

"Kalo nangis nangis ajah gak usah teriak teriak gitu...." ujar Bagas seraya menghidupkan shower satunya lagi, lalu melemparkan baju yang yang di kenakan nya dengan asal.

"Gak usah di tutup tutup gitu, punya kamu kecil jadi gak bakal keliatan....." lanjut Bagas tanpa menghiraukan Jasmin yang setengah mati mencoba menghirup udara kembali.

Pikiran Jasmin linglungg, menangis lama di bawah kucuran air, tiba tiba saja seorang pria memeluknya yang tak memakai apapun, dan sekarang pria itu tengah membuka bajunya juga tanpa merasa bersalah ataupun malu.

Bughhhhhh

Jasmin menendang pantat Bagas yang tengah membuka celananya, ia segera berlari mengambil handuk sebelum hal yang tidak seharusnya menggemparkan dunia terjadi.

Awhhhh sial

Keluh Bagas kesakitan sembari memegangi pinggang dan pantat nya yang kesakitan akibat tendangan Jasmin.

Sedangkan Jasmin ia mengumpat dengan membawa berbagai macam hewan di ragunan, ia benar benar shock dengan apa yang di lakukan suaminya

"Physical touch sih physical touch tapi kalo meluk orang yang gak pake baju tuh namanya sange, dasar pria tua...." dumel Jasmin seraya cepat cepat memakai pakaian yang baru.

Namun belum juga selesai berganti pakaian, lagi lagi Bagas sudah lebih dulu keluar dari dalam kamar mandi.

"Ya!!! Mandinya sebentar amatt?" tanya Jasmin setengah berteriak dan cukup keheranan, sebenarnya ia cukup panik saat melihat Bagas keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk kecil milik putranya yang hanya menutupi area kemaluan nya saja, karena tinggi badan nya yang tinggi.

"Saya gak mandi, cuman ganti baju ajah basahh..." jawabnya datar seraya ikut membuka lemari di samping Jasmin.

"Nyari apa sih?" tanya Jasmin saat Bagas mengacak acak lemari pakaian miliknya,

"Punya bapak di lemari sebelah...." lanjut Jasmin lagi seraya menunjuk ke arah pintu lemari sebelah nya.

"Saya nyari anduk mau lap badan saya yang basah...." jawabnya sembari tetap mengacak acak lemari di depannya.

"Gak ada lagi, handuk yang lain di pake anak anak...." ucap Jasmin.

"Terus saya pake anduk mana?" tanya nya yang sudah mulai geram karena di lemari istrinya tidak ada stock anduk satupun.

"Yah itu yang di pake anduk kan pak? Ngapain repot?..." ujar Jasmin lagi dengan nada santai sembari duduk di atas kursi meja rias.

"Jadi kamu pengen ngelanjutin penglihatan mata kamu yang tadi?" tanya Bagas sembari tersenyum devil.

"Ih pede, siapa juga yang pengen lihat punya pria tua, masih banyak punya yang muda ngapain yang kedaluarsa...." ujar Jasmin berbicara acuh tak acuh.

Bagas yang tak terima dengan ucapan istri mudanya melempar kain yang menutupi miliknya lalu menggendong Jasmin dan melemparnya ke atas ranjang.

Brughhhhh

Suami sialannn!!!!

Jasmin berteriak saat kepala nya terbentur headboard ranjang nya.

"Sebenarnya kamu ngode mau kan?" tanya Bagas seraya menahan tubuh Jasmin di bawahnya.

"Emmmmm.... Jadi gitu...." ujar Jasmin santai dengan wajah tengil dan jari telunjuk yang mengetuk ketuk area pipinya.

"Sebenarnya bapak tuh pengen merkosa saya kan? Cuman cari alesan ajah, makanya dari tadi ngajak berantem...." ujar Jasmin sembari menoyor kepala Bagas dengan jari telunjuknya.

Bagas hanya bisa melotot, tak menyangka dengan jawaban yang akan Jasmin lontarkan, tidak ada takut takut nya sama sekali, apa ia tidak takut oleh nya, padahal saat ini Jasmin tengah berada di bawah Kungkungan nya.

Siallllll

Bagas mengumpat pelan seraya bangun dari ranjangnya, ia lupa jika wanita kecil dihadapannya bukanlah gadis melainkan mantan pemain.

1
31_PUTU WIDIARTA
Keren banget nih cerita, semangat terus author!
Kanza: dukun author pemula ini yah bun🙏
total 1 replies
Willian Marcano
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!