NovelToon NovelToon
Aku Yang Diabaikan

Aku Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Keputusan gegabah membuat Sekar harus menderita, suami yang ia terima pinangannya 5 tahun lalu ternyata tak membawanya ke dalam kebahagiaan. Sekar harus hidup bersama ibu mertua dan kedua iparnya yang hanya menganggapnya sebagai pembantu.

Sekar yang merasa terabaikan akhirnya memilih kabur dan menggugat suaminya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Ikuti ceritanya setiap episode. Aku mohon jangan di lompat. Terima kasih 🙏🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian Kesebelas

Sekar telah selesai bekerja dari luar, mengangkat jemuran dan segera melipatnya. Di sebelahnya ada Arya yang sedang memainkan mainannya.

Setelah pakaian terlipat, Sekar lanjut mencuci piring dan membersihkan kompor yang baru selesai dipakai.

Tak ada kata istirahat meskipun dirinya tetap bekerja diluar. Namun, Sekar merasa bersyukur tempat kerjanya mengizinkannya menikmatinya makan siang di sana. Setidaknya, ia dapat merasakan lezatnya udang goreng tepung dan tumis brokoli.

"Kak Sekar....!!"

"Iya, La..!!" Sekar bergegas menghentikan pekerjaannya dan melangkah menghampirinya.

"Kak, setrika pakaianku, ya!" pinta Lala.

"Bukankah kemarin siang aku sudah menyetrika pakaianmu?" tanya Sekar sebab ia sudah menyetrika seluruh pakaian anggota keluarga suaminya.

"Iya, tapi aku mau pakai baju ini!" Lala menunjuk dress berwarna biru.

"Pakai pakaian yang sudah disetrika saja!" kata Sekar karena ia sangat lelah.

"Aku mau pakai yang ini!" paksa Lala agar Sekar bersedia menyetrika pakaiannya.

"Baiklah, aku akan menyetrikanya. Tapi, tunggu aku selesai membereskan dapur," kata Sekar dengan terpaksa.

"Cepat, ya, Kak. Aku buru-buru!" ucap Lala.

Sekar mengangguk mengiyakan.

Sejam kemudian, Sekar sudah selesai menyetrika pakaian adik iparnya. Selepas itu, ia memandikan putranya dan memberikan makan.

Saat membuka tudung saji, Arya melihat ayam goreng di meja. Dengan cepat, Sekar memberitahu bocah itu jika tidak boleh memakannya tanpa seizin pemiliknya. Arya pun paham mendengar penjelasan ibunya.

Sekar memilih tempe goreng dan sayur bayam sebagai menu makanan putranya sore ini.

Ketika Arya sedang menikmati makanannya, Lastri dan Lulu baru saja sampai di rumah. Sekar tak tahu dari mana mertua dan iparnya. Karena sejak ia pulang ke rumah memang tidak melihat keduanya.

"Lala sudah pergi?" tanya Lastri.

"Lagi mandi," jawab Sekar.

"Kita tunggu Lala selesai mandi saja, Bu!" ucap Lulu.

"Iya. Kalau menunggu dia pulang main dengan temannya kelamaan," kata Lastri.

Selang 10 menit, Lala keluar dari kamar mandi. Gadis itu menghampiri ibu dan kakaknya.

"Makan dulu!" Lastri membuka kotak nasi.

"Kalian beli?" tanya Lala.

"Iya. Pulang ambil pensiun ayah, kami singgah di restoran," jawab Lulu.

"Ayo makan!" kata Lastri.

Lala menarik kursi dan duduk di antara ibu dan kakaknya. Ia menyantap nasi kotak dengan lauk semur daging sapi.

Sekar yang perutnya merasa keroncongan hanya melihat ketiganya dari arah dapur. Ia tak mau memintanya, karena percuma mertua dan iparnya takkan sudi memberinya.

Malam harinya, Sekar tidur lebih cepat 30 menit dari biasanya. Ia sangat lelah sekali, ia ingin beristirahat lebih lama agar tubuhnya tak tumbang.

"Di mana, Sekar?" tanya Lastri kepada Reno yang masih menonton televisi.

"Tidur," jawab Reno tanpa menoleh.

"Kamu mau sate kambing?" tanya Lastri.

Reno menoleh dan menjawab, "Mau, dong, Bu!"

"Tunggu sebentar, pacarnya Lulu yang akan mengantarnya!" kata Lastri.

Dan 15 menit kemudian, kekasihnya Lulu pun tiba. Pemuda itu lalu menyodorkan satu kantong berisi 3 porsi sate kambing.

Setelah menerimanya, mereka lalu menyantapnya dengan lahap. Mereka sengaja tak membangunkan Sekar dan Arya, karena memang enggan berbagi.

***

Satu bulan berlalu...

Sekar sudah menerima gaji pertamanya, ia begitu senang akhirnya mempunyai uang hasil dari keringatnya. Bahkan, upah yang diterimanya melebihi perjanjian diawal. Ya, majikan Sekar memberikan gaji 400 ratus ribu.

Sebelum pulang ke rumah, Sekar mengajak Arya ke toko mainan. Arya sangat bahagia memiliki mainan baru.

Lalu lanjut menikmati makan bakso daging sapi. Keduanya memesan jus buah yang selama ini tak pernah rasakan.

Jam 4 sore, Sekar baru sampai di rumah dengan menenteng kantong plastik berisi ayam goreng tepung yang ia beli dipinggir jalan.

"Apa itu?" tanya Lastri melihat ke arah kantong yang digenggam Sekar.

"Oh, ini ayam goreng buat makan malam Arya!" jawab Sekar.

"Memangnya kamu sudah gajian?" tanya Lastri penasaran.

"Belum, Bu. Ditunda. Bu Hanna lagi ke luar kota," jawab Sekar berbohong.

"Lama sekali? Ini 'kan sudah sebulan," kata Lastri.

"Entahlah, Bu!" ucap Sekar.

"Itu ayam goreng, cuma kamu beli satu saja?" tanya Lastri lagi.

"Iya, buat Arya," jawab Sekar.

"Buat Lulu dan Lala mana?" tanya Lastri kembali.

"Uangnya hanya cukup beli sepotong saja," jawab Sekar lagi.

"Lalu dari mana uangnya?" tanya Lastri yang benar-benar penasaran.

"Arya kebetulan dikasih uang oleh saudaranya Bu Hanna," jawab Sekar kembali berbohong.

"Oh," ucap Lastri singkat.

"Aku ke kamar dulu, ya, Bu!" kata Sekar. Ia mau menyimpan uangnya dan berharap suaminya tak mengetahui letak tempat simpanannya.

Sekar ke luar kamar, ia memandikan Arya terlebih dahulu. Kemudian mengambil nasi dan meletakkan ayam goreng tepung di atasnya. Ia membiarkan Arya menikmati makanannya sendirian. Sekar lalu lanjut membereskan rumah.

Malam harinya, seluruh keluarga suaminya menikmati makan malamnya. Sekar dan Arya memilih duduk di depan televisi.

Reno yang sudah selesai makan, melangkah ke ruang televisi. "Sudah sana makan!" titahnya kepada istrinya.

"Masih kenyang, Mas!" kata Sekar.

"Memangnya kamu makan di mana?" tanya Reno.

"Di rumah Bu Hanna," jawab Sekar.

"Oh, ya sudah. Baguslah kalau begitu!" kata Reno.

"Tempe sambalnya habis 'kan saja!" Sekar sedikit berteriak ke arah ruang makan.

Sejam setelah makan malam, Lastri yang sedang menonton televisi mendadak menyuruh Sekar membelikan sampo dan sabun mandi.

"Besok pagi sajalah, Bu!" kata Sekar menolaknya.

"Habis subuh kami mau pergi ke rumah bibinya Reno!" ucap Lastri.

"Kenapa pagi-pagi sekali?" tanya Sekar.

"Iya. Nanti mobilnya datang jam enam pagi, jadi kami harus siap-siap dari jam tiga," jawab Lastri.

"Ya sudah, aku belikan!" kata Sekar lantas bangkit dari tempat duduknya.

Arya merengek minta ikut Sekar dan Reno yang tak suka mendengar suara tangisan anaknya memintanya untuk mengajaknya.

Sekar pun berangkat ke warung membeli pesanan ibu mertuanya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Ryan. Pria itu menawarkan tumpangan mengantarkannya ke ujung jalan. Namun, Sekar menolaknya dengan cara sopan.

Sekar tiba di warung tujuan, setelah mendapatkan barang yang diinginkannya. Sekar dan putranya singgah membeli telur gulung. Keduanya duduk sejenak menikmati jajanan itu.

Setelah kenyang, Sekar dan anaknya pulang ke rumah. Ia kemudian menyerahkan belanjaan Lastri beserta uang kembaliannya.

"Kenapa lama sekali?" tanya Lastri.

"Ramai, Bu." Jawab Sekar beralasan.

"Besok pagi kamu enggak usah perlu masak, Reno makan lauk yang ada di kulkas saja," kata Lastri.

"Memangnya ada lauk apa di kulkas?" tanya Sekar karena dia memang seharian ini tak membuka benda elektronik itu.

"Ada kari kambing, nanti tinggal panaskan saja!" jawab Lastri.

"Sepertinya sejak aku bekerja mereka selalu masak dengan menu yang enak," batin Sekar.

"Kamu dengar Ibu bicara, 'kan?" tanya Lastri.

"Iya, Bu. Bagaimana dengan aku dan Arya?" Sekar balik bertanya.

"Itu ada telur sebutir, kamu makan yang ada saja. Jangan boros sekali kalau tidak ada kami di rumah. Kasihan Reno capek mencari uang buat kebutuhanmu dan Arya!" nasihat Lastri yang selalu diucapkan kala hendak bepergian.

"Iya, Bu!" ucap Sekar singkat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!