NovelToon NovelToon
Di Sayang Kakak Ipar

Di Sayang Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: MartiniKeni

Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sayangku

Di sisi Damian sendiri, setelah panggilan terputus, bibirnya tersenyum mengerikan, menatap nama kontak yang baru saja dia hubungi. Amore itu nama yang tertera di ponselnya.

Damian melempar ponselnya secara asal dan mengambil foto Cia yang dia simpan di dompetnya.

Damian mengusap dagunya, memainkan lidah di dalam mulutnya. Matanya menatap foto Cia dengan buas, seolah dia adalah hewan buas yang siap menerkam mangsanya kapan saja. Siapapun yang melihat tatapan Damian saat ini, mereka sudah pasti bisa menebak kalau tatapan tersebut penuh dengan damba, cinta, dan obsesi.

"Sabarlah, Baby. Kita tinggal menunggu kakek saja. Setelah itu kamu akan menjadi milikku seutuhnya. Dan saat itu terjadi, kamu tidak akan pernah aku biarkan keluar dari hidup aku, walaupun hanya sedetik." Suara rendah dan serak milik Damian memecah keheningan ruangan tersebut.

"Tinggal sedikit lagi baby, tunggulah sebentar! Dan setelah itu, akan aku pastikan kalau mereka tidak akan berani padamu lagi."

Matanya melirik ke arah layar yang menampilkan rekaman cctv di seluruh rumah itu. Sebelumnya, ketika semua orang telah pergi, Damian menyuruh Pak Udin agar menaruh cctv di rumah itu, agar dia bisa mengawasi Cia dan keluarganya.

Saat melihat Cia telah sampai di halaman rumah, dengan tergesa-gesa Damian masuk ke kamar mandi dan tidak segan dia menjatuhkan diri di dekat wastafel dan mengacak-acak penampilannya, bahkan Damian membenturkan keningnya sendiri agar terlihat meyakinkan saat terlihat Cia.

"Kak...kak Damian!

Ah, itu suara Ticia. Terdengar seperti sangat mencemaskannya. Sungguh menggemaskan. Damian pun mulai berakting.

Pintu kamar mandi terbuka dengan cukup kasar, Cia datang dengan nafas memburu, "Ya ampun kak Damian! Kenapa bisa seperti ini?"

Cia langsung menghampiri Damian, memperbaiki posisi kursi roda yang terjungkal dan langsung merangkulnya, membantu damaian duduk di kursi rodanya.

"Ini, keningnya juga luka begini," gumamnya. Cia menyibak rambut panjang dan tebal Damian, memeriksa bekas benturan tersebut.

"Apa ada yang sakit lagi?"

Damian terpaku sejenak melihat wajah khawatir gadis itu, dia tidak menyangka akan seperti ini responnya, tapi Damian tidak berbohong, dia merasa senang dan bersalah secara bersamaan.

"Punggung kakak nyeri dan sedikit pusing aja."

"Ayo keluar dulu dari sini." Cia bangun dari bersimpuhnya dan langsung mendorong kursi roda Damian keluar. Sampai di pinggir tempat tidur, Cia membantu Damian pindah ke kasur king sizenya.

"Minumlah dulu, kak."Mengambil air minum yang selalu ada di atas nakas, dia berikan pada Damaian dan pria itu langsung meminumnya hingga tandas.

"Aku obati dulu keningnya ya, Kak."

"Makasih ya, Ticia. Makasih karena kamu langsung pulang."

"Sama-sama, aku juga tadi kebetulan sudah mau balik. Maaf ya kak, maaf karena tadi aku lama ngangkat telepon kakak. Tadi aku bantuin mama bersihin dapur, jadi tidak tahu kakak menghubungiku," terang Cia merasa tidak enak pada Damian.

"Tidak apa-apa, kamu sudah ada di sini aja kakak sudah senang."

"Tapi kenapa kakak bisa jatuh?" tanya Cia penasaran.

"Kakak yang ceroboh, ternyata lupa belum dikunci kursi rodanya." 

Setelah selesai mengobati, Cia langsung merapikan kotak P3K dan menyimpan di tempatnya semula.

"Lain kali harus hati-hati yah, kak. Kalau sampai lukanya parah, terus telat ditolongin gimana?" Cia menghela nafas, dan menatap Damian serius. "Kakak harus janji, jangan ceroboh lagi. Demi kebaikan kakak juga."

"Kakak janji gak bakal ceroboh lagi kedepannya."

"Apa perlu aku panggilin dokter? Takutnya ada luka lain."

Damian menggeleng ribut. "Enggak usah Ticia, istirahat aja udah cukup kok."

"Ya sudah, tapi makan dulu sebelum istirahat yah, sedikit juga nggak apa-apa. Aku yang suapin, mau kan?"ucapnya cepat saat melihat Damian menggelengkan kepala dan tepat saat mendengar kata terakhirnya, Damian langsung mengangguk.

"Kalau begitu aku ke bawah sebentar,"

"Jangan lama-lama ya, Ticia!" Cia tersenyum dan keluar dari kamar Damian.

Sampai di dapur ternyata di sana ada Ira, Ruri dan Meri.

"Cia, barusan kamu habis dari mana? Soalnya tadi aku lihat kamu di antar sama sopirnya Damian. Pasti habis jalan-jalan ya?" tanya Ira sembari menatap Cia. Semenjak Damian datang, penampilan gadis itu terlihat berbeda.

"Enggak kok kak, tadi aku hanya berkunjung ke rumah orang tuaku."

"Pasti kamu selalu bicara buruk tentang kami di depan Damian, makanya si lumpuh sampai berani bicara seperti itu," tuduh Meri dengan tatapan mata yang tajam.

"Enggak,Ma. Aku nggak pernah membicarakan kalian," kata Cia dengan jujur.

"Nggak ngaku lagi, kamu pikir kita bodoh!"

Setelahnya, Cia tidak memperdulikan omongan mereka, dia fokus dengan tujuannya ke dapur.

Meri mengawasi gerak-gerik Cia yang sedang mengisi nasi dan beberapa lauk yang ada di atas meja makan.

"Enak banget ya sekarang, nggak kerja terus makan sepuasnya lagi. Udah seperti tuan putri saja," sindir Meri dengan tatapan tidak suka.

"Benar, Ma. kemarin juga dia di ajak jalan-jalan sama kak Damian. Mentang-mentang ada yang membelanya, langsung besar kepala. Seharusnya kakek nggak nyuruh kak Damian tinggal di sini, malah begini jadinya." Ucap Ruri dengan wajah cemberut.

"Makanan ini bukan untukku ma, tapi untuk kak Damian. Aku sengaja bawain ke kamarnya, soalnya kasihan kalau harus bolak-balik."

"Cih, menyebalkan sekali si lumpuh itu. Kita harus mencari cara agar dia pergi dari rumah ini." Kata Meri terlihat sedang berpikir.

"Bagaimana caranya ma? Papa saja nggak berani sama dia, apalagi kita." Sahut Ruri sambil mengingat kejadian saat Damian melawan papanya.

"Mama juga sedang berpikir, tapi entah kenapa anak itu sangat menakutkan sekali kalau sedang marah."

"Aku dengar mamanya Damian sudah meninggal, memangnya dia meninggal karena apa, Ma?" tanya Ira sembari menatap Meri.

"Pelakor itu meninggal karena bunuh diri. Dia setres, terus mendadak jadi gila karena papa lebih memilih mama dari pada dia. Mamanya gila, terus anaknya lumpuh, benar-benar cocok sekali." Meri menceritakan semuanya sambil tertawa cukup keras.

"Mungkin itu adalah balasan dari Tuhan, karena dia dulu begitu tega merebut papa dari mama," kata Ira menimpali.

"Ma, apakah Diana berasal dari keluarga orang kaya?" tanya Ruri sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Enggak, mana mungkin dia anak orang kaya. Waktu itu mama lihat pakaiannya saja biasa-biasa saja."

"Tapi sepertinya dugaan mama salah deh. Dulu kak Damian kan tinggal di rumah mamanya, dan semua fasilitas yang dia bawa ke rumah ini pasti pemberian dari keluarga mamanya.  Lihat saja penampilan kak Damian, mobilnya saja seharga lima miliar lebih, punya sopir pribadi lagi. Kemarin kak Cia juga di ajak jalan-jalan. Aku lihat sendiri dia pulang membawa banyak belanjaan. Kemarin temanku juga melihat kak Cia sedang perawatan bersama kak Damian di salah satu salon yang sangat terkenal di kota ini. Jadi aku sama sekali tidak percaya kalau Diana berasal dari keluarga biasa-biasa saja," terang Ruri, dan Meri langsung terdiam setelah mendengarnya.

1
Gede Merta
jangan lama" up nya thor
Gede Merta
Lanjut thor
Gede Merta
jahat banget simeri ini
Gede Merta
Semakin seru
Gede Merta
Semangatttt 💪
Gede Merta
sangat bagus
Gede Merta
Seru , semangat 💪
Martini .K
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!