Sarah

Hari sudah cukup larut Icha yang sedari tadi sudah setengah sadar bersandar di pundak Dewi karena mengantuk sedangkan Dewi tak memejamkan matanya sedikitpun dia menunggu dengan sabar sampai semua orang pergi dan hanya tersisa ustadz Rahmat.setelah menunggu begitu lama akhirnya orang sudah pergi satu-persatu tinggal Rahmat yang juga sudah bersiap kembali ke asrama.

"Icha ...Icha ayo bangun ustadz Rahmat sudah sendirian."bisik Dewi sambil menggoyangkan bahunya yang di sandari oleh Icha,tapi yang bangunkan malah tak bangun hanya sedikit merengek.

"ayo lah Icha nanti ustadznya pergi!!"bisik Dewi lagi, tapi masih tak ada respon dari Icha ia hanya menggeliat memperbaiki posisi saja.

melihat ustadz Rahmat yang sudah hampir pergi tanpa memikirkan Icha yang sedang bersandar Dewi langsung pergi keluar ia tak mau ia sudah menunggu lama tapi malah sia-sia , sehingga membuat Icha yang sedang bersandar pun tersungkur ke tanah .

"aww..."suara Icha yang jatuh sampai terdengar oleh Rahmat yang saat itu tinggal sendiri.

”siapa disana"ujar Rahmat yang kaget mendengar tiba-tiba ada suara orang di bawah kolom panggung itu.

"assalamualaikum ustadz"keluarlah Dewi seorang diri yang membuat Rahmat keheranan kenapa anak itu bersembunyi di bawah sana.

"walaikumsalam, kenapa kau ada di sini?sudah berapa lama kau ada di sana?"ucap Rahmat yang mencerca dewi dengan pertanyaan penasarannya.

Dewi Kini sudah berdiri ia sedikit mengibaskan roknya yang sedikit kotor dan menoleh ke kiri dan kanan memastikan tak ada orang akan melihatnya ketika sudah melihat situasi sudah aman kini ia siap berbicara dengan ustadz Rahmat.

"tunggu ustadz,ada yang ingin ku sampaikan padamu tentang orang yang ku kenal"ucap Dewi dengan wajah serius menatap nya, melihat anak itu Rahmat sangat penasaran apa yang akan di sampaikan anak ini sampai ia berani menunggunya untuk berbicara.

"tentang apa?"tanya Rahmat dengan wajah penasarannya.

"wanita tembok membutuhkan bantuan mu,ia terkurung aku sering melihatnya di siksa, ku mohon bantu dia keluar dari sana!!"ujar Dewi dengan wajah meminta belas kasihan supaya Rahmat percaya apa yang ia katakan.

"siapa yang terkurung,dan kenapa ia bisa di siksa dan dimana ? berbicara lah lebih jelas.!!"ujarnya.

Dewi mengingat apa yang di katakan wanita tembok padanya entah kenapa ia sangat gugup mengatakan ini apa karena rasa takutnya begitu besar sehingga otaknya menjadi sulit untuk berpikir.

"ah namanya Sarah,ia aku baru ingat .ia selalu memanggil mu Azhari!!"ucapnya dengan serius.betapa terkejutnya Rahmat mendengar apa yang di katakan anak di hadapannya ini .ternyata dugaannya selama ini benar Jika Sarah masih ada dan di sembunyikan.kenapa ia di sembunyikan?kenapa ia bisa disiksa?apa sebenarnya terjadi? ternyata benar firasatnya selama ini tentang Sarah.

"bagaimana kau tahu tetang dia ,?di mana dia dan siapa yang menyakitinya?"ujarnya, mata menatap tajam dengan tangan yang mengepal menahan amarahnya.

tiba-tiba dari bawah panggung yang gelap keluar sosok berjilbab putih merangkak keluar dengan wajah sangat kotor oleh tanah.

suasana yang tenang tiba-tiba berubah "aaaaakhh.."teriakan Rahmat melihat sosok yang tiba-tiba muncul dan Dewi yang juga ikut kaget mendengar teriakannya Rahmat langsung menoleh , mendengar dua orang itu berteriak ketakutan sosok itu juga ikut berteriak.

"ada apa ,apa yang terjadi? kenapa kalian berteriak?" celotehannya yang ternyata Icha yang sosok yang keluar tadi ,dengan wajah yang kotor karena terjatuh ke tanah dengan hijab putih lebarnya.

"Icha.."teriak Dewi yang kesal pada temannya itu.

"ya ada apa?"dengan wajah yang tak merasa bersalah.

"jadi kau tak sendirian ,kau membawa temanmu juga"ujar Rahmat yang merasa lega ternyata anak ini tak sendiri datang kesini setidaknya ia tak bertemu dengan yang bukan muhrimnya berdua saja yah walaupun ia sempat di kagetkan oleh dua anak ini.

"assalamualaikum ustadz, aku Icha teman sekamar Dewi."ucap Icha memberi salam dengan senyuman Pepsodentnya juga wajah kotor.

"walaikumsalam"jawab Rahmat.

"apa kau sudah berbicara dengan ustadz Rahmat??"ujar icha yang melirik ke arah Dewi yang sedari tadi memberengut kesal padanya.

"sudah selesai"hardik Dewi yang ketus menjawab pertanyaan konyol temannya itu.

"baiklah kalau begitu!!!tapi kenapa kau menatapku begitu??"tanyanya dengan wajah yang keheranan .

"jadi namamu Dewi?"ucap Rahmat memecah suasana dua anak yang sedang saling menatap seperti mengisyaratkan akan pertengkaran.

mendengar itu Dewi langsung menoleh ke arah Rahmat lagi"ya ustadz namaku Dewi!! ustadz harus membantunya,ia harus bebas dari kurungan itu.!!"ucapnya dengan serius berbicara dengan Rahmat.

mendengar itu Icha yang berdiri di samping merasa keheranan kenapa Dewi berbicara tentang orang di kurung bukan bicara tentang ia menyukai ustadz tampan itu ?ah sebenarnya apa yang terjadi batin nya."siapa yang di kurung?"gumam Icha melirik ke arah Dewi dengan alis menukik wajah yang serius dan terdengar oleh Dewi.

"nanti ku jelaskan padamu!!"jawabnya langsung supaya Icha diam terlebih dahulu.

"baiklah apa kau bisa tunjukan di mana dan siapa pelakunya?"ujar Rahmat tapi tiba-tiba terdengar suara orang datang sedang berbicara membuat Dewi dan Icha langsung kelimpungan mencari tempat bersembunyi.

"lain kali kita bertemu lagi dan akan ku tunjukkan pada mu "ucap Dewi pelan seketika tangannya di tarik oleh Icha mengajak berlari untuk bersembunyi.

ternyata yang datang adalah penjaga asrama perempuan dan seorang ustadzah yang sedang mencari keberadaan Dewi dan Icha yang sedari tadi belum kembali ke asrama mereka, Icha dan Dewi hanya mengintip dari kejauhan dan segera berlari mencari jalan pintas supaya segera sampai di asrama mereka lebih cepat, sedang kan dua orang ustadzah itu yang mendengar seperti ada orang berbicara segera mendatangi belakang panggung dan ternyata hanya ada ustadz Rahmat sendirian di sana.

"assalamualaikum ustadz!!apa tadi ada orang di sini,?kami mendengar ada orang berbicara tadi sebelumnya?"ucap Bu murni penjaga asrama perempuan.

"tidak,..tidak ada orang di sini aku hanya menelpon tadi."ucapnya gelagapan sembari mengangkat ponselnya yang ada di tangan.

"ohhh begitu, sekiranya ustadz melihat dua anak murid perempuan di sekitar sini nanti tolong di tegur untuk segera kembali ke asramanya."ujar Bu murni sedangkan ustadzah satunya hanya menatap ustadz Rahmat sedari tadi menikmati ke indahan yang ada di depannya pria tampan dengan setelan baju Koko dan peci hitam membuatnya lebih berkarisma.

"baiklah ustadzah!!"ucapnya berbohong menutupi supaya anak tadi tak mendapatkan masalah.

mereka melanjutkan pencariannya Bu murni langsung menarik tangan wanita itu jika di biarkan ia tak akan berjalan lagi kalau menunggu temannya itu sadar.