"aahh teriak Mila, ampun jin penunggu kebun teh, saya tidak sengaja.
Biarkan saya pergi jin, saya gadis biasa tidak pantas jin jadikan istri.
"kata-kata Mila membuat Andrean ingin tertawa, lelaki tampan itu sekuat tenaga menahan tawa nya.
"Jan jin, Jan jin" sembarangan saja kalau ngomong.
ini saya guru kamu, ngapain kamu masih gelap lari-lari di jalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran
Safira sudah bersiap untuk pergi ke sekolah, gadis berseragam putih abu-abu dan berhijab.
Menyalami ke dua orang tua nya.
"Ibu,ayah, "Fira berangkat sekolah dulu assalamualaikum."
Ucap Safira sambil melangkah keluar rumah.
"Waalaikumsalam, "hati-hati jangan keluyuran langsung pulang kerumah."
Ucap ibu Miranti berpesan pada Safira, selaku anak nya.
"Iya ibu ku sayang." jawab safira.
Safira menyusuri jalan bebatuan yang belum di aspal.
Melangkah menuju rumah Mila, yang jarak nya tidak jauh dari rumah nya.
Sesampai nya di rumah sahabat nya, Safira melangkah ke arah pintu rumah Mila.
Terdengar pertengkaran antara kedua orang tua Mila.?
"Ayah kemana saja baru pulang, "apa ayah sudah tidak perduli sama kami. "tanya ibu dini ibu nya Mila.
"Mau saya kemana, "itu bukan urusan kamu dini.
"Jelas itu urusan ku, "kamu kepala rumah tangga, "tapi apa nafkah saja kamu tidak memberikan nya sama kami."
"Aku istri mu, "tapi aku yang membiayai segala kebutuhan Mila."
"Terus kamu mau apa.? tanya pak Dandi ayah Mila.
"Aku mau ceraikan aku, "dan silahkan kamu pergi sesukamu."
"Jangan pernah datang lagi, "atau menemui Mila.
"Aku juga tidak mau, "punya suami yang tidak bertanggung jawab." "dari Mila lahir sampai sekarang."
"Kerjaan mu hanya pergi entah ke mana, "pulang juga tidak pernah bawa uang."
"Sekarang kamu pergi dari rumah ini, "bawa semua pakaian mu."
Tidak lama pak Dandi, keluar dari rumah Bu dini.
Safira yang melihat pak Dandi ke luar, hanya menunduk takut, tidak sengaja mendengar pertengkaran nya.
"Aduh di marahin enggak ya, "sudah mendengar pertengkaran ke dua orang tua Mila." batin Safira.
Tapi pak Dandi tak memperdulikan Safira, yang masih mematung di depan rumah Bu dini.
Pak Dandi pergi begitu saja.
Setelah kepergian pak Dandi, gadis berseragam putih abu-abu itu, mengambil ponsel nya dari tas sekolah nya.
Safira mengirim, pesan WhatsApp ke nomor Mila.
"Mil aku sudah di depan, rumah kamu."
"Mau berangkat bareng enggak.? tanya safira di pesan WhatsApp.
Lima menit sudah, Safira menunggu pesan nya di balas.
Tapi Mila belum juga membaca pesan WhatsApp nya. Mila sekolah enggak ya batin Safira.
"Ya sudah lah, "mungkin Mila, enggak masuk hari ini."
"Aku pergi sendiri saja." ucap Safira pelan.
Safira melangkah meninggal kan rumah sahabat nya,
Mengingat kejadian di rumah sahabat nya, gadis cantik itu merasa kasian sama Mila.
Aku kira kamu hidup nya baik-baik saja mil, batin Safira.
Tidak terasa gadis cantik itu sudah sampai, di sekolah SMA negeri.
"Hay fira. "sapa Farhan. "Tumben sendirian fi.
"Hay juga han, "iya ni, "Mila seperti nya enggak masuk.? Jawab safira.
"Kenapa Mila enggak, masuk fi.?
"Aku juga tidak tau han.? Safira tidak menceritakan pertengkaran kedua orang tua Mila, sama Farhan.
Bagi Safira itu masalah orang lain, tidak ada sangkut paut nya sama Safira.
Kedua sahabat itu melangkah bersama, menuju kelas nya.
"Fira nanti sore, "ada waktu enggak.? tanya Farhan.
"Memangnya ada apa han.? ucap Safira.
"Aku mau ngajak kamu jalan Fira. "kita ke pasar malam di dekat sini.?
"Maaf ya han, "seperti nya aku enggak bisa, "ibu ku pasti melarang aku pergi.
Farhan sedikit kecewa dengan penolakan Safira, tapi Farhan juga sedikit lega, sudah bisa memberanikan diri, mengajak gadis yang Farhan suka.
"Iya Safira enggak masalah." Jawab Farhan.
"Ya sudah han, "aku masuk duluan ya.
Safira melangkah meninggal kan Farhan, yang masih berdiri di lorong kelas.