"Untukmu, seluruh waktuku. Dariku untuk menantimu"
____________________________
Yumi tak pernah mengira dirinya akan menjalin kasih dengan lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Lelaki aneh, yang seakan tau segalanya tentang dia.
Berulang kali Yumi berusaha kabur, menjauh, bertindak tak semestinya agar lelaki itu merasa ilfeel dan meminta putus, tapi justru lelaki itu semakin melabelinya sebagai miliknya!
Aneh. Hampir tak masuk logika.
Apa alasan dibalik hubungan yang terbentuk dengan cara ekstrim ini?
Dan akankah Yumi berhasil membuat lelaki itu pergi?
Atau akankah dirinya terjebak selamanya dihubungan yang tak nyaman bersama lelaki asing itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emosi Membuncah
...• Bab 32 •...
...»»——⍟——««...
..."Realitanya, lelaki sempurna itu hanya ada dikarangan fiksi yang ditulis wanita"...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
Gadis berkepang samping dengan pakaian kaos oblong cokelat bergambar kera ekor panjang itu menggigit ujung penanya. Seperti, anak bayi yang baru tumbuh gigi dan ingin menggigit segala benda yang ada didepannya.
"Laper makan nasi, Mi. Segala pena lo makan"
Yumi menoleh, wajahnya kusut tak karuan. Membuat kedekilan nya makin menjadi, ia mengembikkan mulut nya, matanya berkedip beberapa kali seakan sengaja memasang wajah melas.
"Lid, kalo jantung kerasa cekut-cekut nyess kaya di tusuk tusuk jarum itu nama penyakitnya apa?"
Teman perempuan satu-satunya Yumi itu menggeleng, ia mendecak sebal. Lidya tau arah pembicaraan ini, dia terlahir cukup peka untuk menjadi manusia.
"Sakit hati tandanya! Kenapa? Buat ulah apalagi itu cewek?! Cerita sama gue!"
Yumi akhirnya menceritakan semuanya, berawal dari kejadian di kafe berdama Alan hingga telepon semalam yang membuat hati gadis itu tersayat.
Mendengar tiap kalimat yang Yumi ceritakan, Lidya sudah seperti banteng gila yang siap menyundulkan tanduknya kapan saja. Rasanya seperti hidung dan mata nya mengeluarkan api membara.
Lidya tersentak bangkit begitu Yumi selesai bercerita. Ia menggulung lengan kemejanya. Bersiap menyeruduk target.
"Ikut gue, Mi!"
"Mau kemana?"
Lidya memicing tajam, "Kemana lagi, nyamperin cowok lo yang bajingan itu lah!"
Tanpa menunggu jawaban, Lidya menarik tangan Yumi keluar kelas untuk pergi ke lantai lima. Tapi baru saja mereka menaiki tangga dilantai empat, mereka berpas-pasan dengan dua sosok laki-laki yang nampak tersentak.
"Eh, cebol kebetulan ketemu disini, kita baru mau nyamperin lo"
Alis Yumi berkerut, "Mau ngapain lo, mau duel lagi? Hayuk! Mundur lo kalo berani!"
Jodie menggeleng ngeri, sampai sekarang masih menjadi misteri baginya kenapa temannya itu bisa jatuh cinta pada gadis gila ini.
"Orang mau kasih pesenan doang, nih dari Maga" ujar Jodie sembari menyodorkan tas bekal yang ia keluarkan dari tasnya.
Yumi menerima dengan wajah cengo. Kenapa bukan Maga langsung? Ia pikir hari ini mereka akan menghabiskan jam makan siang bersama seperti kemarin
"KEMANA TEMEN LO SATU ITU?!"
"Woy santai kali! Bisa rusak gendang telinga gue!" gerutu Berto yang menutup telinga karena teriakan menggema dari Lidya. Lidya nampak tak peduli, ia masih memicingkan matanya tajam meminta jawaban.
"KEMANA?!"
Jodie mendesah pelan, "Udah pulang duluan"
"Loh, udah pulang? Kok gak makan bar... gak pulang bar... aah! Kenapa gak ngabarin apa-apa?!" kali ini Yumi yang bertanya dengan nada kesal.
"Mungkin keburu-buru jadi gak sempet"
"Emang dia mau kemana?"
"Rumah sakit lah"
"Nemenin.... Karin?"
Jodie mengangguk pelan. Membuat Yumi mengerucutkan bibirnya kesal. Tanganya mengepal nampak mengerikan tapi lebih menyeramkan lagi Lidya yang semakin tersulut emosi.
"Kenapa gak kalian aja sih! kenapa harus Maga terus? Kan kalian juga temennya!" singut Lidya, matanya membelalak tak terima.
"Giliran kok kita, gue bagian jaga malem" bela Berto memberi alasan. Bukan alasan sih, tapi memang fakta yang terjadi.
Teman perempuan satu-satunya di circle mereka itu, mereka jaga secara bergiliran karena keluarga nya yang tak dapat menemui nya untuk saat ini, tentunya karena kesibukan pekerjaan. Terlebih gadis itu merasa nyaman jika mereka yang menemani. Jadi ya apa boleh buat?
"Karin dirawat dimana? Mau gue jenguk"
"Ah itu di rumah sakit Medical Center.... "
"Jodie! Kenapa lo kasih tau bego!"
Lidya dan Yumi memicingkan matanya, apa itu sesuatu yang tidak diboleh ketahui? Tapi, kenapa? Apa ada sesuatu yang disembunyikan?
Kemesraan antara Maga dan Karin contohnya.
...• TBC •...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...